nusabali

Satwa Terancam, Taman Satwa Berharap Subsidi

  • www.nusabali.com-satwa-terancam-taman-satwa-berharap-subsidi

DENPASAR, NusaBali
Para pengusaha/pengelola taman rekreasi atau taman satwa yang tergabung dalam Dewan Pimpinan Daerah Perhimpunan Taman Rekreasi Indonesia (DPD PUTRI) Bali berharap pemerintah memberi subsidi pakan satwa.

Hal itu untuk mengantisipasi ancaman kesulitan pakan satwa koleksi kalau Covid-19 masih berlanjut. Ketua DPD Putri Bali I Gusti Agung Ayu Inda Trimafo Yudha menyatakan kondisi taman rekreasi/ satwa saat ini   berat. Hal itu karena sudah tidak ada pemasukan lagi sejak penutupan menyusul pandemi Covid -19. “Bukan hanya karena penutupan 2 bulan lalu, namun jauh sebelumnya sejak Desember kondisi taman satwa sudah  drop setengah mati suri,” ujar Gung Inda Jumat (1/5).

Hal itu disebabkan, karena kunjungan wisatawan khususnya wisman sudah merosot sejak Desember akhir tahun lalu. Walau demikian kata Inda Trimafo,para pengelola taman satwa masih  mampu tetap berkomitmen memberi pakan,merawat dan menjaga satwa-satwa koleksi yang nota bena merupakan satwa yang dilindungi.

“Kami masih bisa karena memang sudah menjadi komitmen kami untuk dalam kondisi apapun merawat satwa yang ada. Apalagi satwa yang dilindungi kami tak berani macam-macam. Segala usaha kami lakukan untuk bisa memenuhi kebutuhan pangan dan kesehatan hewan atau satwa yang kami pelihara,” ujar Inda Trimafo.

Kebutuhan pakan maupun perawatan satwa koleksi memang tidak sedikit. Trimafo Yudha mencontohkan kebutuhan pakan seekor gajah. Untuk seekor gajah dalam sehari perlu pakan  sepersepuluh dari beratnya. Kalau beratnya 3.000 kilogram atau 3 ton, maka perlu pakan rumput 300 kilogam. Kalau 4 ton berarti perlu 400 kilogram. Pakannya rumput gajah. Kemudian ditambah pakan menu susulan berupa buah-buahan seperti semangka, pisang 20 kilogram per ekor.  Sedangkan perawatan antara lain pemberian obat cacing setiap 3 bulan sekali, pemeriksaan darah lengkap setiap 6 bulan sekali. Serta perawatan rutin mulai dari pemeriksaan kuku atau telapak kaki.

Permintaan untuk mendapat subsidi pangan/pakan satwa dari pemerintah kata Inda Trimafo, disampaikan pihaknya ketika  menghadap Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace, Kamis (30/4). Bersama pengurus DPD PUTRI lainnya, Trimafo Yudha menyampaikan berbagai kondisi taman rekreasi maupun taman satwa yang ada. “Tidak semata-mata mohon atensi supaya ada subsidi dari Pemerintah, tetapi juga menggambarkan atau meng-up date kondisi taman-taman rekreasi/taman yang ada di Bali setelah Covid-19 merebak. “Kami ajukan surat resmi kepada Bapak Gubernur, melalui Wagub,yang juga adalah Ketua BPD PHRI Bali,yang juga bagian dari stakeholder gabungan industri pariwisata seperti PUTRI,” jelas cucu pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai dari Puri Carangsari, Badung.

Surat itu juga disampaikan ke Pusat, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup(LH), tembusan kepada bupati/walikota dimana taman rekreasi/taman satwa berada. “Karena kami di bawah territorial atau outoritas Provinsi Bali, agar bisa memfasilitasi kepada Pemerintah Pusat,” harapnya.

Kata Trimafo Yudha subsidi atau stimulus  tersebut sangat diharapkan. “Jadi kami bersurat termotivasi ‘kan ada wacana dari Presiden Jokowi yang mengatakan ada stimulus untuk pengusaha yang dialokasikan  untuk beberapa triliun,” ujarnya.

Karena itulah Trimafo Yudha, tergerak  mengajak para pengelola taman rekreasi/taman satwa terutama di lembaga konservasi.Karena  kalau di konservasi satwa itu harus diberi makan setiap hari, dengan jumlah yang besar. “Kalau kita nggak minta, dan nggak dapat itu bukan salah pemerintah. Karena itulah kami ajukan permohonan tersebut,” ujarnya  sambil mengapresiasi langkah-langkah Pemerintah dari Pusat dan daerah dalam penanganan Covid-19.

Untuk diketahui di Bali sendiri ada sejumlah taman satwa yang juga lembaga konservasi. Diantaranya Bali Elephant Camp di Desa Carangsari, Safari Park Taro di Gianyar, Taman Safari di Gianyar,  Bali Bird Park di Singapadu, Gianyar,  juga taman satwa yang dikelola desa/adat setempat seperti  Monkey Forest Ubud, Gianyar di  Sangeh dan Uluwatu, Badung dan taman rekreasi/taman satwa lainnya. *k17

Komentar