nusabali

Jika Tak Operasi, Terancam Tak Bisa Jalan

  • www.nusabali.com-jika-tak-operasi-terancam-tak-bisa-jalan

Ni Kadek Ayu Novita Puspa Kirani yang baru berumur 2 bulan terlahir dengan telapak kaki kiri membesar akibat terlilit tali pusar.

Terlilit Tali Pusar Saat Lahir, Kaki Bayi Membesar


TABANAN, NusaBali
Semakin hari, telapak kaki balita asal Banjar Alas, Desa Tegal Mengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, ini makin membesar. Jika tak segera dioperasi, dikhawatirkan Kadek Ayu Novita terancam tak bisa jalan. Namun orangtua si bocah malang, Ni Komang Ayu Puspa Kariani, 19, dan I Putu Suartawan, 24, tak punya biaya untuk operasi.

Ayu Puspa Kariani menceritakan, saat mengandung tak merasakan keganjilan apa pun. Pun saat USG, dokter tak menemukan kejanggalan pada kandungannya. Namun saat putrinya terlahir, kaki kirinya terlilit pusar hingga bengkak dan membesar. Selain itu, tangan kanan tidak ada jari telunjuk dan tangan kiri tanpa jari tengah. “Saya tidak menyangka, kondisi fisik anak saya kurang,” ujar Ayu Puspa, Kamis (4/8).

Derita Ayu Puspa makin bertambah. Saat butuh dukungan moral atas kelahiran putrinya yang cacat, ia malah ditinggal oleh suaminya, I Putu Suartawan ke rumah bajang (asli) nya. Suartawan sebelum kawin dengan status nyentana di rumah Ayu Puspa. Padahal administrasi perkawinan antara Ayu Puspa dengan Suartawan baik secara adat maupun kedinasan belum selesai. “Baru sampai upacara matanjung sambuk saja, saya sudah ditinggalkan,” tambah Kariani yang keseharianya jualan nasi di Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg, Tabanan.

Pasca ditinggal pulang oleh suaminya, Ayu Puspa kini merawat putrinya dibantu kedua orangtuanya, I Wayan Sunadiasa, 47, dan Ni Wayan Suarniti, 47. Kedua orangtuanya merupakan petani. Anaknya yang terlahir dengan telapak kaki membesar dijadwalkan operasi pada Jumat (5/8) hari ini di RSUP Sanglah, Denpasar. Persiapan dana operasi tak ada sama sekali. Apalah operasi anaknya bisa ditanggung penuh Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) atau tidak, Ayu Puspa belum ada gambaran. “Saya belum tahu apakah ada biaya tambahan. Sementara cucu saya belum punya kartu KIS karena belum masuk Kartu Keluarga,” ungkap ayah Ayu Puspa, Sunadiasa.

Suanadiasa menuturkan, cucunya pernah diperiksa di RSUP Sanglah. Saat itu hanya sebatas diperiksa dan dirontgen. “Dua minggu yang lalu saya cek ke Sanglah, dan dijadwalkan opersi besok (hari ini, red),” imbuhnya. Ditambahkan, dokter menyampaikan operasi cucunya harus dilakukan tiga kali. Pertama untuk menghilangkan bekas lilitan tali pusar yang menyebabkan tersumbatnya aliran darah, sehingga telapak kaki membekak. Kedua dan ketiga operasi di bagian telapak kakinya. Operasi tersebut ada catatannya, jika operasi pertama lancar tidak ada hambatan bagi kesehatan bayi, operasi akan berlanjut. Jika operasi gagal, maka operasi selanjutnya dihentikan dan bayi terancam tidak bisa jalan. “Dokter menjelaskan seperti itu, mudah-mudahan lancar biar cucu saya selamat dan bisa jalan,” harapnya.

Sunadiasa mengungkapkan, sekali operasi perlu dana sekitar Rp 6 juta. Ia pun akan menggunakan JKBM untuk operasi cucunya. Akibat sakit yang dieritanya, setiap malam, cucunya selalu rewel. Sementara Perbekel Desa Tegal Mengkeb, I Dewa Made Widarma mengatakan, warganya itu tergolong Rumah Tangga Sasaran (RTS) dan sudah mendapatkan raskin, bedah rumah dan kartu KIS untuk sang kakek. Hanya saja balita yang merupakan cucu dari Sunadiasa belum mendapatkan KIS sebab belum masuk KK. “Saya berharap keluarga ini dibantu dalam proses pengobatan,” pinta Dewa Widarma. * cr61

Komentar