Polisi Ajarkan Siswa Pasraman Baca Bhagawadgita
Siswa di Pasraman Lascarya Parama Seva di Banjar Darma Winangun, Desa Tianyar Timur, Kecamatan Kubu, Karangasem, diajari membaca Bhagawadgita.
AMLAPURA, NusaBali
Mereka diajari oleh Babinkamtibmas Desa Tianyar Barat, I Made Rudiya. Siswa yang ikut belajar baca Bhagawadgita sebanyak 25 orang mulai pelajar kelas V dan VI SD, siswa SMP, dan SMA/SMK.
Made Rudiya didampingi pengelola pasraman I Made Putu Kawi Suardana mengatakan, belajar baca Bhagawadgita ini baru dua kali pertemuan. Sesungguhnya siswa di Pasraman Lascarya Parama Seva cukup banyak, namun hanya tersedia 30 Bhagawadgita. “Tiap tahun ada lomba membaca sloka Bhagawadgita tingkat nasional, makanya saya memulai mengajari membaca Bhagawadgita di pasraman,” jelasnya.
Selama ini, siswa hanya belajar bahasa Inggris, buat canang, dan yoga. Materinya diberikan oleh I Putu Kawi Suardana, bdibantu I Gede Novaldi (anak), I Made Deso Sagita (anak), I Gede Yuda Alan, Ni Luh Sutiani, dan relawan asing. “Kini kami tambah pelajaran membaca Bhagawadgita,” ungkap Kawi Suardana. Sebanyak 30 kitab suci Bhagawadgita milik pasraman, sebanyak 20 kitab merupakan sumbangan dan 10 kitab milik sendiri. “Baca Bhagawadgita untuk memperkuat pendidikan karakter religius siswa, juga menumbuhkembangkan sifat nasionalisme, integritas, gotong royong dan mandiri,” katanya. *k16
Mereka diajari oleh Babinkamtibmas Desa Tianyar Barat, I Made Rudiya. Siswa yang ikut belajar baca Bhagawadgita sebanyak 25 orang mulai pelajar kelas V dan VI SD, siswa SMP, dan SMA/SMK.
Made Rudiya didampingi pengelola pasraman I Made Putu Kawi Suardana mengatakan, belajar baca Bhagawadgita ini baru dua kali pertemuan. Sesungguhnya siswa di Pasraman Lascarya Parama Seva cukup banyak, namun hanya tersedia 30 Bhagawadgita. “Tiap tahun ada lomba membaca sloka Bhagawadgita tingkat nasional, makanya saya memulai mengajari membaca Bhagawadgita di pasraman,” jelasnya.
Selama ini, siswa hanya belajar bahasa Inggris, buat canang, dan yoga. Materinya diberikan oleh I Putu Kawi Suardana, bdibantu I Gede Novaldi (anak), I Made Deso Sagita (anak), I Gede Yuda Alan, Ni Luh Sutiani, dan relawan asing. “Kini kami tambah pelajaran membaca Bhagawadgita,” ungkap Kawi Suardana. Sebanyak 30 kitab suci Bhagawadgita milik pasraman, sebanyak 20 kitab merupakan sumbangan dan 10 kitab milik sendiri. “Baca Bhagawadgita untuk memperkuat pendidikan karakter religius siswa, juga menumbuhkembangkan sifat nasionalisme, integritas, gotong royong dan mandiri,” katanya. *k16
1
Komentar