nusabali

4 Siswa Papua Tinggalkan Bangli

  • www.nusabali.com-4-siswa-papua-tinggalkan-bangli

Empat siswa asal  Papua yang mengikuti program Afirmasi Pendidikan Menengah (Adem) di sejumlah SMA/SMK meninggalkan Bangli.

BANGLI, NusaBali
Para siswa itu memilih kembali ke tempat asalnya. Rinciannya 3 siswa di SMAN 1 Bangli dan 1 siswa di SMKN 1 Bangli.

Waka Kesiswaan SMAN 1 Bangli, Gede Laba membenarkan tiga siswa asal Papua kembali ke kampungnya dan tidak lagi melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Bangli. Dikatakan, SMAN 1 Bangli mendidik delapan siswa asal Papua yang mengikuti program Adem. Kelas X sebanyak 3 siswa, kelas XI 3 siswa, dan kelas XII 2 siswa. “Mereka buat surat pernyataan. Mengundurkan diri dari Program Adem atas permintaan orang tua dan tidak ada tekanan dari pihak sekolah,” ungkap Gede Laba, Selasa (24/9).

Dikatakan, tiga siswa yang mundur dari program Adem melanjutkan sekolah di wilayahnya tinggal. “Sekolah sudah melakukan pendekatan dengan siswa, namun karena keinginan orang tua yang begitu kuat akhirnya mereka pulang ke Papua. Kami tidak berani memaksa agar mereka tetap bertahan di sini,” ungkapnya. Gede Laba mengaku tidak tahu alasan orang tua menarik anaknya untuk sekolah di Papua.

Para siswa yang pulang ke Papua telah melampirkan surat sudah dapat sekolah di kampungnya. Siswa yang pindah atas kemauan sendiri tidak lagi menjadi tanggung jawab sekolah penerima. “Tiket mungkin dikirimkan oleh orang tuanya, kami dapat informasi mereka sudah di bandara,” imbuhnya. Terpisah, Waka Kesiswaan SMKN 1 Bangli, Sopiah Astiti mengatakan SMKN 1 Bangli menerima dua siswa asal Papua. Keduanya memilih program keahlian teknik komputer dan jaringan. Seorang di antaranya sudah balik ke Papua, namun tidak melapor kepada sekolah jika akan pulang. Sopiah mengaku mengetahui jika siswanya pulang berdasarkan informasi dari teman-temannya. “Pergi dari Bangli sudah seminggu lalu, saat kami hubungi yang bersangkutan sudah sampai di kampungnya,” bebernya.

Diakui hingga saat ini belum ada kejelasan apakah yang bersangkutan akan kembali lagi atau tidak. Pihak sekolah terus berupaya melakukan koordinasi dengan yang bersangkutan dan keluarga. “Wali kelasnya intens mengbuhungi, memang sebelumnya mengaku akan kembali setelah tanggal 21 September,” sambungnya. Ditegaskan, siswa program Adem tidak ada masalah dan mampu mengikuti kegiatan belajar dengan baik. Siswa program Adem ditanggung pemerintah. Setiap bulan mendapat biaya Rp 1,4 juta lebih. Biaya tersebut meliputi kos, uang jajan, dan perlengkapan sekolah. *esa

Komentar