nusabali

Putu Singyen Pimpin Golkar Buleleng

  • www.nusabali.com-putu-singyen-pimpin-golkar-buleleng

Selain sempat 3 kali diskors, Musda Golkar Buleleng sempat ditandai adu mulut antara Sugawa Korry dan seorang kader Beringin

Musda Tegang, Putra Mahkota Jadi Ketua Harian

SINGARAJA, NusaBali
Putu Singyen terpilih menjadi Ketua DPD II Golkar Buleleng 2016-2021 melalui Musyawarah Daerah (Musda) yang berlangsung tegang, Kamis (30/6). Politisi asal Desa Patemon, Kecamatan Seririt ini bisa naik setelah Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta, turun tangan. Sedangkan sang ‘Putra Mahkota’ Gede Hariadi akhirnya ditunjuk menjadi Ketua Harian DPD II Golkar Buleleng, selain juga direkomendasi maju ke Pilkada Buleleng 2017.

Musda yang digelar di Lantai II Kantor Sekretariat DPD II Golkar Buleleng, Jalan Ngurah Rai Singaraja, Kamis kemarin, mendapat pengawalan ketat petugas kepolisian. Selain menerjunkan Pasukan Dalmas, Polres Buleleng juga mengerahkan mobil water canon. Acara pembukaan Musda Golkar Buleleng dihadiri Bupati Putu Agus Suradnyana dan sejumlah pimpinan parpol. Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta hadir bersama Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Bali-NTB-NTT DPP Golkar AA Bagus Adhi Mahendra Putra dan Wakil Bendahara Umum DPP Golkar, Wayan Geredeg.

Usai acara pembukaan pukul 11.00 Wita, agenda Musda dilanjutkan dengan sidang penyampaian pertanggungjawaban kepengurusan DPD II Golkar Buleleng 2010-2016 (demisioner) pimpinan Nyoman Sugawa Korry, lalu penyampaian pandangan umum dari 9 Pengurus Kecamatan (PK) Golkar se-Buleleng, Ormas, dan Organisasi Sayap Partai. Sidang Musda dipimpin I Gusti Putu Wijaya (Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali).

Sidang penyampaian pertanggungjawaban dan penyampaian pandangan umum dalam Musda Golkar Buleleng kemarin, sempat diwarnai ketegangan. Bahkan, sidang sampai 3 kali diskors. Ketegangan berawal setelah Ketua DPD II Golkar (demisioner) Nyoman Sugawa Korry menyampaikan pertanggungjawabannya. Nah, ketika pimpinan sidang hendak melanjutkan tahap pandangan umum, salah satu peserta Musda yakni Jero Joni Sandiyasa langsung interupsi. Intinya, Jero Joni minta masing-masing PK Golkar, Ormas, dan Organisasi Sayap menyatukan persepsi sebelum menyampaikan pandanga sekaligus menegaskan surat mandatnya.

Karena interupsi itu, sidang Musda diskors selama 10 menit. Beberapa PK Golkar bersama masing-masing Pengurus Desa (PD) Golkar wilayahnya, turun ke Lantai I untuk berdiskusi. Begitu waktu skorsing habis, ternyata PK Golkar, Ormas, dan Organisasi Sayap belum siap menyampaikan pandangannya. Sidang pun kembali diskors 10 menit.

Situasi semakin tegang ketika Sugawa Korry naik ke podium mendekati pimpinan sidang. Entah apa yang terjadi, anggota pimpinan sidang yakni Nyoman Gede Wandiri Adi sempat tersinggung atas sikap Sugawa Korry yang dinilainya mengintervensi. Tudingan itu pun menyulut kader lainnya untuk menanyakan maksud Sugawa Korry.

Sempat terjadi adu mulut antara Sugawa Korry (yang juga Sekretaris DPD I Golkar Bali 2016-2021) vs salah satu kader, hingga harus dilerai. Begitu selesai, pimpinan sidang menyatakan waktu skorsing habis dan mempersilakan masing-masing PK Golkar, Ormas, dan Organisasi Sayap menyampaikan pandangannya. Lagi-lagi, semua pemegang hak suara ini menyatakan belum siap, hingga diberikan waktu 5 menit lagi.

Ternyata, di situ diarahkan agar keputusan PK Golkar harus dimusyawarahkan dengan masing-masing PD Golkar wilayahnya. Hingga batas waktu perpanjangan 5 menit habis, belum juga ada yang siap sampaikan pandangan umum. Walhasil, Ketut Sudikerta akhirnya turun tangan menemui 9 PK Golkar yang masih berdiskusi di Lantai 1, masing-masing PK Golkar Tejakula, PK Golkar Kubutambahan, PK Golkar Sawan, PK Golkar Buleleng, PK Golkar Sukasada, PK Golkar Banjar, PK Golkar Seririt, PK Golkar Busungbiu, dan PK Golkar Gerokgak.

Saat itu, Sudikerta mengingatkan bahwa yang punya keputusan adalah PK Golkar, bukan PD Golkar. “Ini pemilihan Ketua DPD II Golkar, jadi yang punya suara adalah PK Golkar. Nanti kalau pemilihan Ketua PK Golkar, yang punya keputusan adalah PD Golkar. Biar cepat, pandangan PK Golkar harus disampaikan,” pinta Sudikerta yang juga Wakil Gubernur Bali.

Kemudian, dalam pandangan umumnya, 7 dari 9 PK Golkar mengarahkan dukungan kepada Putu Singyen sebagai Ketua DPD II Golkar Buleleng 2016-2021. Mereka juga memberi ‘catatan’ terhadap pertanggungjawaban Sugawa Korry, karena salah satunya program partai tidak sepenuhnya bisa berjalan. Mereka masing-masing PK Golkar Busungbiu, PK Golkar Gerokgak, PK Golkar Seririt, PK Golkar Sukasada, PK Golkar Sawan, PK Golkar Kubutambahan, dan PK Golkar Tejakula.

“Kami PK Golkar dari Kecamatan Busungbiu, Gerogak, Seririt, Sukasada, Sawan, Kubutambahan, dan Tejakula mengajukan Putu Singyen agar ditetapkan sebagai Ketua DPD II Golkar Buleleng,” ujar Ketua PK Golkar Busungbiu, I Gede Ratep, selaku Juru Bicara dari 7 PK Golkar tersebut.

Sedangkan 2 PK Golkar lainnya mengarahkan dukungan kepada Gede Aiadi, sang putra mahkota dari mantan Bupati Buleleng (2002-007, 2007-2012) Putu Bagiada, yakni PK Golkar Buleleng dan PK Golkar Banjar. Mereka juga menerima penuh pertanggungjawaban Sugawa Korry.

Sementara, suara AMPI, KPPG, AMPG terbelah. AMPI mendukung Singyen, sedangkan KPPG-AMPG dukung Ariadi. Organisasi Pendiri Partai Golkar juga terjadi dualisme. Kepengurusan Ida Gede Komang Kresna Budi mendukung Putu Singyen, sedangkan kepengurusan organisasi saya (Plt) Gede Suparmen dukung Ariadi. Sebaliknya, DPD II Golkar Buleleng dukung Ariadi, demikian pula Dewan Pertimbangan Golkar Buleleng yang mendukung Ariadi. Tapi, DPD I Golkar Bali tidak memberikan hak suaranya kepada salah satu kandidat.

Karena perolehan suara Putu Singyen vs Ariadi dengan skor 9:5, maka kedua kandidat dinyatakan berhak menjadi calon Ketua DPD II Golkar Buleleng, lantaran telah mengantongi 30 persen dukungan. Sebelum dilakukan pemilihan Ketua DPD II Golkar Buleleng antara Putu Singyen vs Gede Ariadi, Sudikerta sempat mempertemukan kedua kandidat saay isturahat makan siang pukul 13.30 Wita.

Putu Singyen dan Ariadi dipertemukan di ruangan tertutup, dengan dihadiri pula Sugawa Korry dan sejumlah pengurus DPD I Golkar Bali dan DPP Golkar. Berdasarkan hasil pertemuan selama 1 jam, diambil kesepakatan Putu Singyen ditetapkan sebagai Ketua DPD II Golkar Buleleng 2016-2021, Gede Ariadi jadi Ketua Harian DPD II Golkar Buleleng 2016-2021, dan Nyoman Gede Wandira Adi sebagai Sekretaris DPD II Golkar Buleleng 2016-2021.

Sidang Musda Golkar Buleleng pun kembali dilanjutkan, dengan agenda langsung umumkan hasil kesepakatan yang diprakarsai Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta. “Saya sampaikan, ini demi kebersamaan dan kebesaran partai, maka sudah diputuskan secara musyawarah mufakat, dimana Ketua DPD IIO Golkar Buleleng adalah Putu Singyen, sementara Gede Ariadi jadi Ketua Harian, dan Nyoman Gede Wandira Adi sebagai Sekretarisi,” ujar Sudikerta di podium.

Sudikerta juga menyampaikan, hasil musyawarah mufakat telah memutuskan Gede Ariadi direkomendfasi maju sebagai Calon Bupati atau Calon Wakil Bupati Buleleng ke Pilkada 2017. “Pak Putu Singyen dan Pak Gede Ariadi saya minta harus bahu membahu membesarkan partai. Jangan lagi ada perbedaan, dan dalam waktu dua minggu kedepan, formatur kepengurusan DPD II Golkar sudah terbentuk,” pinta Sudikerta.

Sementara itu, Sugawa Korry selaku Ketua DPD II Golkar Buleleng (demisiober), sempat diberi kesempoatan naik podium untuk menanggapi penilaian 7 PK Golkar yang memberi ‘catatan’ atas pertanggungjawabannya. Sugawa Korry juga terang-terangan mendukung Gede Ariadi dicalonkan ke Pilkada Buleleng 2017.

“Kalau bisa Gede Ariadi ini berpaket dengan Ketut Rochineng (birokrat asal Desa Pa-temon, Kecamatan Seririt, Buleleng), ini baru paket Buleleng Barat dan Buleleng Tengah. Tidak mungkin paket itu dari Buleleng Barat saja. Ariadi ini sudah berpengalaman,” tandas Sugawa Korry.

“Partai Golkar jangan pernah mengekor dengan calon Patahana. Saya satu kampung dengan calon Patahana (maksudnya Bupati Putu Agus Suradnyana dari PDIP, Red), tapi saya tidak pernah mau mengekor,” lanjut politisi senior Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang juga Wakil Ketua DPRD Bali ini. 7 k19

Komentar