nusabali

Cuma 6 Partai Lolos DPRD Bali

  • www.nusabali.com-cuma-6-partai-lolos-dprd-bali

Hanya PDIP, Golkar, dan Gerindra diprediksi bisa bentuk fraksi di DPRD Bali, sementara Demokrat bikin fraksi gabungan dengan NasDem dan Hanura

Kehilangan 2 Kursi, Golkar Merasa Diselamatkan Jokowi Effect


DENPASAR, NusaBali
Hanya 6 parpol yang berhasil meloloskan wakilnya ke kursi DPRD Bali hasil Pileg 2019, yakni PDIP, Golkar, Gerindra, Demokrat, NasDem, dan Hanura. Golkar terbilang cukup ‘selamat’, karena masih berhasil mencuri 9 kursi di tengah dominasi PDIP yang menguasai 34 dari total 55 kursi DPRD Bali 2019-2024.

Berdasarkan hasil penghitungan sementara hingga Minggu (28/4), Golkar mencuri 9 kursi DPRD Bali, masing-masing melalui Nyoman Sugawa Korry (caleg incumbent/Dapil Buleleng), Ida Gede Komang Kresna Budi (incumbent/Dapil Buleleng), I Ketut Suwandhi (incumbent/Dapil Denpasar), Ida Bagus Gede Udiyana (incumbent/Dapil Denpasar), I Wayan Rawan Atmaja (incumbent/Dapil Badung), I Nyo-man Wirya (incumbent/Dapil Tabanan), I Made Suardana (incumbent/Dapil Jembrana), Ni Putu Yuli Artini (incumbent/Dapil Karangasem), dan I Wayan Gunawan (incumbent/Dapil Bangli).

Dari total 11 kursi DPRD Bali yang direbutnya saat Pileg 2014 lalu, Golkar kehilangan 2 kursi di Pileg 2019. Rinciannya, kursi yang semula diduduki Ida Bagus Pada Kesuma (incumbent DPRD Bali Dapil Badung) dan kursi yang semula diduduki Made Dauh Wijana (incumbent DPRD Bali Dapil Gianyar). Ini melengkapi kegagalan Golkar mempertahankan predikat jawara di DPRD Karangasem, yang dalam Pileg 2019 ini diambil-alih PDIP.

Dengan hilangnya kursi DPRD Bali Dapil Badung dan Dapil Gianyar, praktis membuat kekuatan Golkar semakin gembos di Bali. Sebab, Golkar sebelumnya sudah kehilangan 2 kursi kepala daerah terakhir yang dimikikinya saat Pilkada 2015 lalu, yakni Bupati Badung dan Bupati Karangasem.

Sementara, Gerindra masih mampu mencuri 6 kursi DPRD Bali hasil Pileg 2019, yang dipredikasi masing-masing diperoleh I Nyoman Suyasa (caleg incumbent Dapil Karangasem), Ketut Nugrahita Pendit (incumbent Dapil Tabanan), (Jro Nyoman Ray Yusha (new comer Dapil Buleleng), Wayan Disel Astawa (new comer Dapil Badung), Kade Darma Susila (new comer Dapil Jembrana), dan I Ketut Juliarta (new comer Dapil Klungkung). Dari 7 kursi yang diraihnya saat Pileg 2014, Gerindra kehilangan 1 kursi yakni DPRD Bali Dapil Denpasar yang semula didu-duki Wayan Sudiara---pengganti antar watu (PAW) Jro Gde Komang Swastika alias Jro Jangol.

Sebaliknya, Demokrat hanya mampu mencuri 3 kursi DPRD Bali hasil Pileg 2019 ini, anjlok drastris dari semula 8 kursi di Pileg 2019. Tiga kursi Demokrat tersebut dipredikasi diraih Tjokorda Gde Asmara Putra Sukawati (incumbent/Dapil Gianyar), Komang Nova Sewi Putra (incumbent/Dapil Buleleng), dan I Komang Wirawan (incumbent/Dapil Karangasem).  

Dalam Pileg 2019 ini, Demokrat kehilangan 5 kursi DPRD Bali, masing-masing milik IGB Alit Putra (Dapil Badung), Utami Dwi Suryani (Dapil Denpasar), I Wayan Adnyana (Dapil Tabanan), I Nengah Tamba (Dapil Jembrana), dan Ngakan Made Samudra (Dapil Klungkung). Demokrat pun berubah jadi partai gurem di DPRD Bali.

Sedangkan NasDem cukup beruntung mampu mempertahankan kursi DPRD Bali 2019-2024, sama seperti hasil Pileg 2014 lalu. Dua kursi NasDem tersebut masing-masing diraih I Wayan Kari Subali (caleg incumbent Dapil Karangasem) dan Dr Somvir/caleg new comer berdarah India dari Dapil Buleleng). Sementara Hanura berhasil mempertahankan 1 kursi DPRD Bali, melalui I Wayan Arta, caleg new comer dari Dapil Buleleng. Wayan Arta menggantikan Ni Made Arini, caleg incumbent Hanura Dapil Buleleng yang gagal lolos.

Sementara, sang juara bertahan PDIP menjadi rajadiraja DPRD Bali hasil Pileg 2019, dengan mendominasi 34 kursi, naik tajam dari semula 24 kursi hasil Pileg 2014 lalu. Rinciannya, 6 kursi DPRD Bali dari PDIP Dapil Buleleng, 5 kursi Dapil Gianyar, 4 kursi Dapil Badung, 4 kursi Dapil Denpasar, 4 kursi Dapil Tabanan, 3 kursi Dapil Karangasem, 2 kursi Dapil Bangli, 2 kursi Dapil Klungkung, dan 2 kursi Dapil Jembrana.  

Prediksi NusaBali, kemungkinan hanya 3 parol yang bisa membentuk fraksi di DPRD Bali 2019-2024, yakni PDIP, Golkar, dan Gerindra. Sedangkan Demokrat harus membentuk fraksi gabungan bersama NasDem dan Hanura. Ini beda dengan DPRD Bali 2014-2019, ketika PDIP, Golkar, dan Gerindra membentuk fraksi tersendiri, plus fraksi gabungan yang terdiri dari NasDem-Hanura-PKPI-PAN.

Sementara itu, kubu Golkar masih bisa bernapas, mesikupun kehilangan 2 kursi DPRD Bali hasil Pileg 2019. Golkar merasa terselamatkan oleh efek Jokowi, Capres nomor urut 01 dari PDIP yang ikut mereka usung di Pilpres 2019. Jajaran DPD I Golkar Bali bakal melakukan kajian dan evaluasi atas capaian Pileg 2019 ini.

Sekretaris DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry, mengatakan secara umum prestasi partainya memang turun karena hanya meraih 9 kursi dari semula 11 kursi DPRD Bali. Namun, di beberapa Dapil, suara Golkar justru naik. Contohnya di Buleleng, suara Golkar naik dari semula 48.000 dalam Pileg 2014 menjadi 53.000 hasil Pileg 2019.

“Di Dapil Jembrana, suara Golkar juga ada kenaikan signifikan. Memang kita kehilangan 2 kursi DPRD Bali, tapi ini sudah hasil perjuangan maksimal. Kita nggak menyalahkan siapa-siapa, semuanya sudah bekerja maksimal. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi,” ujar Sugawa Korry yang juga caleg incumbent terpilih DPRD Bali Dapil Buleleng saat doikonfirmasi NusaBali, Minggu kemarin.

Sugawa Korry menyebutkan, dalam Pileg 2019 ini Golkar lebih terselamatkan oleh Jokowi effect, di mana pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin menang mutlak dengan 92,52 persen suara di Bali. Namun, imbas Jokowi lebih banyak diraih oleh PDIP.

“Dibandingkan Pilpres 2014 di mana Jokowi-Jusuf Kalla hanya menang 71,42 persen di Bali, dalam Pilpres 2019 ini Jokowi-Ma’ruf menang 92,52 persen suara. Ini berkat dukungan Golkar juga. Cuma, teman-teman di PDIP lebih banyak menerima dampak dari Jokowi effect,” tandas politisi Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang masih menjabat Wakil Ketua DPRD bali 2014-2019 ini.

Sugawa Korry menyampaikan ucapan selamat kepada PDIP, yang dipredikasi merajai DPRD Bali dengan 34 kursi. Menurut Sugawa Korry, Golkar akan menjaga ritme yang berimbang di legislatif nanti. “Golkar akan berupaya mengawal check and balance di DPRD Bali 2019-2024 nanti,” tegas Sugawa Korry.

Sugawa Korry menyebutkan, hasil Pileg 2014 lalu menghasilkan kursi legislatif yang hampir berimbang, hingga membuat pemerintahan Provinsi Bali lebih elegan dalam melahirkan program yang merata buat rakyat. “Pemerintahan eksekutif-legislatif yang berimbang itu, ya seperti hasil Pileg 2014,” katanya.

Sekadar dicatat, dalam Pileg 2014 lalu, ada 8 partai yang meloloskan wakilnya ke DPRD Bali 204-2019, dengan perolehan kursi tidak terlalu jomplang. Rinciannya, PDIP yang kala itu kuasai 24 kursi DPRD Bali, Golkar (kuasai 11 kursi), Demokrat (8 kursi), Gerindra (7 kursi), NasDem (2 kursi), Hanura (1 kursi), PKPI (1 kursi), dan PAN (1 kursi). Namun, dalam Pileg 2019, PKPI dan PAN terlempar dari DPRD Bali.

Dikonfirmasi terpisah, Plt Ketua DPD I Golkar Bali Gede Sumarjaya Linggih alias Demer mengakui prestasi Golkar di Bali dalam Pileg 2019 ini merupakan yang terburuk. Hal tersebut dipengaruhi beberapa faktor. “Pertama, kita tidak menguasai kursi eksekutif. Dulu kita punya Bupati di Karangasem, Bupati di Badung, dan Bupati di Gianyar. Sekarang nggak punya Bupati sama sekali,” keluh Demer.

Faktor lainnya, Golkar juga mengalami gejolak internal dan eksternal yang luar biasa. Kasus ditangkapnya Ketua DPD I Golkar Bali I Ketut Sudikerta atas dugaan penipuan jual beli tanah Rp 150 miliar, kata Demer, berdampak pada merosotnya perolehan kursi. Belum lagi gejolak di internal Golkar.

“Di partai lain, kalau Ketua Umum DPP-nya datang ke Bali, dikalungi bunga, konsolidasinya mantap menghadapi Pemilu. Tapi, ketika kami datangkan DPP Golkar ke Bali, malah disambut dengan aksi demo. Ini juga menjadi evaluasi kita untuk solid ke depan secara internal,” tegas Demer yang juga caleg incumbent terpilih DPR RI dari Golkar Dapil Bali di Pileg 2019.

Untuk perolehan suara DPR RI Dapil Bali, kata Demer, Golkar mengalami kenaikan signifikan. Dalam Pileg 2014 lalu, Golkar meraih 325.000 suara di Bali hingga berhak atas 2 kursi DPR RI. Dalam 2019 ini, Golkar berhasil meraih 370.000 suara di Bali, hingga berhak atas 2 kursi DPR RI.

Menurut Demer, Golkar masih terselamatkan karena mendukung Jokowi-Ma’ruf di Pilpres 2019. Berjkat Jokowi effact, Golkar tidak sampai terkikis habis di Bali. “Apalagi, pertarungan politik identitas sangatlah kental, sehingga Golkar masih terselamatkan dengan mendukung Jokowi-Ma’ruf. Kita ambil langkah tepat mendukung Jokowi-Ma’ruf,” jelas politisi asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang sudah tiga periode duduk di Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali sejak Pileg 2004 ini. *nat,nar

Komentar