nusabali

Satu Siswa Tak Ikut UN karena Tak Dibelikan Sepeda Motor

  • www.nusabali.com-satu-siswa-tak-ikut-un-karena-tak-dibelikan-sepeda-motor

Dewan Pendidikan Kabupaten Tabanan pantau pelaksanaan Ujian Nasional di SMPN 1 Marga, Selasa (10/5). 

TABANAN, NusaBali
Dewan Pendidikan pilih ke SMPN 1 Marga karena siswanya paling banyak tak mengikuti UN. Tercatat di hari pertama dan kedua, empat siswanya tak mengikuti UN. Alasan siswanya pun beragam. Tiga orang karena punya penyakit aneh, sementara seorang lagi tak mau melanjutkan ke sekolah karena tidak dibelikan sepeda motor oleh orangtuanya. 

Rombongan Dewan Pendidikan yang dipimpin Wayan Madra Suartana diterima langsung Kepala SMPN 1 Marga, I Made Suasta. Dalam keterangannya, Suasta menyebut tiga siswanya punya penyakit ’aneh’ yakni suka menghilang secara tiba-tiba. Bahkan, ketiga muridnya punya ilmu maya-maya, artinya tidak bisa dilihat dengan mata biasa meski mereka ada di satu tempat. Ketiga siswanya yang disebut punya penyakit aneh itu masing-masing si kembar I Putu Yoga Mahendra dan I Made Yoga Dwipayana asal Desa Kuwum Marga serta I Made Adi Saputra asal Desa Payangan Marga. 

Sementara I Made Swistika asal Banjar Gelagah, Desa Payangan tidak mau sekolah lantaran tidak dibelikan sepeda motor. Jarak tempuh dari Gelagah menuju sekolah yang berlokasi di Desa Marga sejauh 7 kilometer. Sementara orangtuanya tidak bisa belikan motor karena keluarga kurang mampu. Pihak sekolah sudah memberikan bantuan berupa sepeda gayung, namun ditolak. “Kami sulit beri pemahaman kepada anak didik jika tidak dibantu oleh orang tuanya,” ungkap Suasta.

Suasta, kepala sekolah asal Banjar Adeng, Desa Tegaljadi, Marga ini mengaku telah menempuh berbagai cara untuk mengajak keempat siswa itu untuk menuntaskan pendidikannya. “Kita sudah cari berkali-kali ke rumah siswa itu. Sungguh disayangkan jika mereka tidak tamat SMP. Namun kebanyakan mereka sakit secara niskala jadi kami tidak berani memaksa,” aku guru yang jago sebagai juru artos pershantian ini. 

Suasta juga menyayangkan Trans Serasi untuk siswa di Tabanan tak sampai ke SMPN 1 Marga. Sehingga siswa yang rumahnya jauh dari sekolah pilih tak melanjutkan pendidikannya. Dikatakan, Trans Serasi itu mangkal di SMPN 4 Tabanan berlokasi di Banjar/Desa Tunjuk yang jaraknya sekitar 2 kilometer di barat SMPN 1 Marga. “Jika Trans Serasi mau mampir ke SMPN 1 Marga pasti bisa membangkitkan semangat siswa ke sekolah,” tandas mantan Kepala SMPN 3 Marga ini. 

Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan I Wayan Madra Suartana mengapresasi usaha sekolah terhadap siswa yang bermasalah tak mau ke sekolah. Mengingat siswa yang tidak mau ke sekolah, semestinya orangtua siswa mendorong anaknya belajar. “Tidak bisa sekolah saja yang menyembuhkan, harus dukungan orangtua siswa,” tandas Madra Suartana. Madra berharap setelah keempat siswa itu sembuh agar diterima kembali belajar di SMPN 1 Marga. 

Terkait siswa putus sekolah karena tidak dibelikan motor karena jarak tempuh ke sekolah jauh, disebut kebutuhan mendesak. Pihaknya akan mengusulkan ke Dinas Perhubungan agar SMPN 1 Marga masuk trayek angkutan Trans Serasi. “Kami akan usulkan ke Dishub agar ada trayek SMPN 4 Tabanan – SMPN 1 Marga dan balik ke Tabanan via Desa Kukuh Marga,” tandas Ketua STISIP Margarana Tabanan ini. 7 cr61

Komentar