nusabali

Berkunjung ke Kubu Bakas Klungkung, Rekreasi Keluarga sambil Kulineran

  • www.nusabali.com-berkunjung-ke-kubu-bakas-klungkung-rekreasi-keluarga-sambil-kulineran
  • www.nusabali.com-berkunjung-ke-kubu-bakas-klungkung-rekreasi-keluarga-sambil-kulineran
  • www.nusabali.com-berkunjung-ke-kubu-bakas-klungkung-rekreasi-keluarga-sambil-kulineran

Pengunjung akan dimanjakan dengan kuliner khas Klungkung dan ditemani dengan udara segar khas pedesaan, beserta pemandangan hamparan sawah dan kebun bunga gemitir berwarna oranye cerah.

SEMARAPURA, NusaBali.com
Sejak ditetapkan sebagai Desa Wisata oleh pemerintah Kabupaten Klungkung, Desa Bakas yang terletak di Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Bali, ini kian ramai dikunjungi turis lokal maupun mancanegara. Tentu, kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Kadek Widiasa, yang akhirnya mengembangkan sebuah warung kecil di atas lahan sawahnya, yang dinamai Kubu Bakas.

Untuk menuju Kubu Bakas, bila datang dari Baypass Ida Bagus Mantra, carilah perempatan Tegal Besar menuju ke Bakas. Jaraknya sekitar 4 kilometer ke utara. Sampai di perempatan Bakas, belok kiri sekitar 200 meter, maka akan berjumpa dengan papan nama Kubu Bakas.

Di lahan seluas 15 are ini, Kadek menatanya sedemikian rupa, menyesuaikan dengan tren yang ada. Selain beberapa kursi dan meja kayu untuk bersantap, ia juga menyediakan beberapa bean bag warna-warni yang di tengahnya dipasangi payung, sehingga pengunjung juga dapat bersantai dengan rileks tanpa kepanasan.

“Sebenarnya ini terbentuknya karena di Bakas ini oleh dinas dirancang menjadi Desa Wisata Bakas. Dirancangnya sejak Februari 2018. Lalu, seiring itu, kita kan ada Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata), jadi kita mencoba menggali potensi itu. Jadi, banyak tumbuh warung-warung seperti ini, yang menyediakan kuliner-kuliner lokal, yang juga berfungsi sebagai daya tarik,” ungkap pria yang juga berprofesi sebagai Tour Driver Freelancer tersebut.

Selain pemandangan yang terbuka di persawahan, penginjung juga dapat memanfaatkan spot-spot untuk berswafoto bersama keluarga. Ada yang berbentuk jantung, sarang burung, ikon tulisan Kubu Bakas bertemakan hamparan sawah, hingga kebun bunga gemitir, dan dua buah ayunan untuk memanjakan anak-anak.

Kuliner andalan dari Kubu Bakas adalah Serombotan Klungkung yang menjadi ikon kuliner kota kecil di Tenggara Bali ini. Selain itu, ada juga Mujair Nyat-Nyat khas Bali, dan berbagai menu tradisional hingga yang menu western yang telah akrab di lidah orang Indonesia. Harga yang dipatok pun tidak mahal, berkisar dari 5 ribu hingga 32 ribu rupiah saja.

Dari usaha yang baru digelutinya 3 bulan tersebut, Kadek mengaku telah meraup untung lumayan per bulannya. Lahan yang dulunya hanya ditanami padi dan bunga kini telah beralih dan mendatangkan keuntungan yang lebih untuknya. Melihat animo masyarakat yang cukup tinggi terhadap Desa Bakas, ia pun berharap agar nantinya Desa Bakas menjadi desa wisata yang dikenal dan dapat menarik perhatian turis untuk berkunjung dan menginap barang satu atau dua malam.

“Harapan ke depan secara global, Bakas menjadi daerah pariwisata. Tamu-tamu sudah mulai melirik Bakas dan harapannya juga akan tinggal di Bakas satu atau dua malam,” tutup Kadek Widiasa. *ph

Komentar