nusabali

JK Usul Setop Impor Mobil Mewah

  • www.nusabali.com-jk-usul-setop-impor-mobil-mewah

Neraca Perdagangan Defisit

JAKARTA, NusaBali

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengusulkan untuk menghentikan impor mobil mewah yang harganya selangit. Hal itu dilakukan guna mengurangi impor demi menahan tekanan defisit pada neraca perdagangan dan transaksi berjalan.
 
"Saya malah mengusulkan juga kita hentikan impor mobil yang di atas 3.000 cc. Tidak usah impor yang Ferrari, tidak usah impor Lamborghini, dan macam-macam itu supaya mengurangi faktor-faktor impor," ujar JK saat menghadiri Business Launch "Waspada Ekonomi di Tahun Politik" di Hotel Aryaduta Jakarta, Selasa (2/8).
 
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) selama Januari-Juni 2018, neraca dagang Indonesia defisit 1,02 miliar dollar AS (Rp 14,688 triliun). Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, neraca perdagangan Indonesia masih surplus 7,63 miliar dollar AS (109,8 triliun).
 
Defisit pada paruh pertama tahun ini terjadi karena secara kumulatif ekspor hanya sebesar 88,02 miliar dollar AS (Rp 1.267 triliun), sedangkan impor paruh pertama tahun ini mencapai 89,04 miliar dollar AS (Rp 1.282 triliun).
 
Menurut JK, secara teori, mengurangi tekanan defisit neraca perdagangan mudah, yaitu dengan mendorong ekspor dan mengurangi impor. Namun, dalam praktiknya, ia mengaku hal itu tak semudah yang dikatakan.
 
Ia mencontohkan, saat ingin mendorong ekspor minyak sawit mentah, Indonesia mendapatkan hambatan dari parlemen Uni Eropa. Karenanya, Indonesia membalas dengan mengancam tidak akan membeli pesawat Airbus dan beralih ke Boeing.
 
"Begitu kita ancam kita tidak lagi membeli Airbus itu semua Duta Besarnya datang ke kantor saya untuk mengklarifikasi 'Jangan Pak'," ujarnya seperti dilansir cnnindonesia.
 
Di sisi impor, pemerintah juga masih mengkaji barang-barang yang sebenarnya bisa diproduksi di dalam negeri tetapi masih diimpor.
 
Sebenarnya, lanjut JK, pengusaha juga bisa berperan untuk memperbaiki defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan. Berdasarkan data Kementerian Perekonomian, hanya sekitar 80 persen Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang masuk ke Indonesia, yang dalam waktu sebentar langsung keluar lagi. Karenanya, perlu suatu ketegasan agar seluruh DHE masuk ke Indonesia.
 
"Kita salah satu negara yang devisa terlalu bebas setelah deregulasi tahun 1980-an dan juga pada waktu krisis 1998 kita sangat mempermudah keluar masuknya devisa," ungkapnya. *

Komentar