nusabali

Anggota Dewan Cekcok di DTW Bedugul

  • www.nusabali.com-anggota-dewan-cekcok-di-dtw-bedugul

Pengelola DTW Bedugul Wayan Purnayasa mengatakan kunjungan wisatawan turun drastiskarena ada tiga objek liar di tepi Danau Beratan yang hanya pungut karcis kendaraan tanpa tiket masuk. 

TABANAN, NusaBali
Anggota Fraksi PDIP Made Edi Wirawan dengan anggota Fraksi Demokrat Made Yasa makanda (silang pendapat) saat Komisi II dan Komisi III DPRD Tabanan menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke Daerah Tujuan Wisata (DTW) Bedugul, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Senin (21/3). 

Ketegangan itu muncul saat diskusi bersama pengelola DTW Bedugul Wayan Purnayasa terkait setoran ke Pemkab Tabanan turun karena kunjungan yang sepi. Penyebabnya, pengunjung lebih banyak berwisata di tiga objek wisata liar di tepi Danau Beratan yang hanya memungut parkir. 

Saat diskusi berlangsung, masing-masing anggota Komisi II dan Komisi III mengeluarkan pendapatnya. Semula diskusi berjalan normal. Namun tiba-tiba terjadi kegaduhan setelah anggota Fraksi PDIP I Made Edi Wirawan menyampaikan pendapatnya. Menurut Edi Wirawan, kawasan Bedugul harus direvitalisasi dengan cara menutup semua objek wisata. Selanjutnya dilakukan perbaikan secara menyeluruh dan penataan ulang. 

“Ndak perlu sidak-sidak seperti ini, percuma kita bicara pendapatan kalau kondisinya begini. Penataan ulang bagi saya adalah harga mati,” tegas Edi Wirawan politisi PDIP asal Kediri itu. Mendengar pernyataan Edi Wirawan dengan kalimat ‘percuma’, Yasa pun melayangkan interupsi. Menurut Yasa justri dengan sidak, dewan akan mengetahui permasalahan yang dihadapi objek wisata resmi di tepi Danau Beratan. Setelah permasalahan diketahui, untuk ikut memikirkan mencari solusi terbaik. 

“Siapa bilang percuma, saya ini anggota resmi komisi III dan saya punya SK. Saya tidak terima sidak dibilang percuma,” tegas Yasa, politisi Demokrat asal Desa Batunya, Baturiti. Baik Edi maupun Yasa sama-sama kukuh pada argumennya sehingga suasana semakin panas. Pimpinan rombongan sekaligus Ketua Komisi III I Wayan Sudiana meminta keduanya berhenti bicara. “Saya minta pak Edi dan Pak Yasa jangan ngomong dulu,” tegas Sudiana. 

Meski keduanya telah diingatkan, namun Edi dan Yasa sama-sama ngotot hingga Sudiana bersuara lantang meminta mereka diam. “Pak Edi diam dulu. Begitu juga Pak Yasa, saya minta semuanya diam,” tegas Sudiana. Setelah semuanya diam, Sudiana mengambil inisiatif menyudahi diskusi tersebut. Politisi muda asal Marga yang akrab disapa Gading ini menegaskan kepada anggotanya bahwa sidak bertujuan mengumpulkan data, menyerap aspirasi dari pengelola objek. “Selanjutnya permasalahan yang kita kumpulkan dibahas di rapat kerja,” tegasnya. Sebelum bubar, Gading juga meminta Purnayasa ikut rapat kerja dewan untuk menyampaikan masukan terkait pengelolaan DTW Bedugul. 

Sidak komisi gabungan itu juga dihadiri Kepala Pendapatan dan Pasedahan Agung (Dispenda) Nyoman Sudarma dan Kepala Kebudayaan dan Pariwisata Wayan Adnyana. Awalnya sidak berjalan dengan lancar. Mereka mengadakan pertemuan di salah satu restauran di kawasan DTW Bedugul yang dikelola Wayan Purnayasa. 

Dalam kesempatan tersebut pengelola DTW Bedugul Wayan Purnayasa menyampaikan beberapa kendala sehingga objek yang dikelolanya menjadi sepi. “Dulu kami memiliki 82 karyawan, kini hanya tinggal 8 orang karena tidak ada pengunjung,” keluhnya. Atas sepinya kunjungan, dia dan Pemkab Tabanan sangat dirugikan. Dijelaskan sepinya kunjungan ke DTW Bedugul lantaran banyaknya kawasan wisata milik pribadi dan tidak berizin di tepi Danau Beratan. 

“Bapak bisa lihat ada 3 kawasan wisata baru yang tidak berizin dan milik pribadi,” ungkap Purnayasa. Dampaknya, objek wisata milik Pemkab Tabanan jadi sepi. Sebab wisatawan lebih banyak berkunjung ke objek wisata pribadi yang tidak memungut karcis masuk. Sedangkan di objek resmi pengunjung harus bayar tiket masuk Rp 15.000 per orang dan kena biaya parkir. Sedangkan untuk masuk ke kawasan wisata milik pribadi hanya dikenakan biaya parkir kendaraan saja. 

Purnaya memberikan solusi untuk kembalikan kejayaan Bedugul dengan dua langkah. Pertama menutup kawasan wisata milik pribadi. Kedua wisatawan yang masuk ke sana harus bayar dan ada setoran ke Pemkab Tabanan. Selain kawasan wisata pribadi, kendala berupa jalan masuk ke DTW Bedugul. “Bapak boleh lihat jalan masuk ke kawasan ini sulit karena tikungan, ditambah lagi ada patung polisi dengan tangan seolah-olah mengarahkan ke tempat lain,” ungkap Purnayasa. “Jika semua kendala ini bisa segera diselesaikan saya kira pendapatan daerah akan kembali ngecor,” ucap Purnayasa. k21

Tiga Objek Liar di Tepi Danau Beratan
1. Puncak Indah Beratan
2. Beratan Indah Serasi yang berlokasi di eks Taliwang depan mesjid
3. DTW Mentari milik Ketut Nugrahita Pendit (anggota Fraksi Gerindra DPRD Bali).

Komentar