nusabali

Hampir Seribu Personel Polres Buleleng Amankan Pilgub

  • www.nusabali.com-hampir-seribu-personel-polres-buleleng-amankan-pilgub

Sebanyak 969 orang personel gabungan Polres Buleleng dan Polda Bali mengikuti apel pergeseran pasukan dalam rangka pengamanan tempat pemungutan suara (TPS) pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali 2018.

SINGARAJA, NusaBali
Mereka akan mulai menempati pos-pos penjagaan sesuai dengan pembagiannya mulai hari ini, Selasa (26/6). Dari 969 orang personel Polri, 732 orang di antaranya ditugaskan untuk mengawal keamanan 1.088 TPS di 148 desa dan kelurahan yang ada di Buleleng, Selain itu juga disiapkan 167 orang personel yang akan stand by di Mako Polres Buleleng bersama 33 orang personel Sat Brimob Polda Bali dan 37 orang anggota Dalmas Polda Bali yang dilibatkan dalam Bantuan Kendali Operasi (BKO) di Buleleng.

Kapolres Buleleng, AKBP Suratno yang memimpin langsung jalannya apel, Senin (25/6) kemarin menegaskan kepada seluruh personelnya agar melaksanakan tugas dengan maksimal dan fokus di bagian masing-masing. Ia pun menekankan tugas personel dalam pengawasan TPS untuk mengantisipasi dan selalu waspada dengan situasi yang terjadi. Meski sejauh ini kondisi Buleleng masih sangat kondusif dan tidak ada hal yang menonjol terhadap gangguan Kamtibmas.

“Perlu diinformasikan bahwa sampai dengan saat ini distribusi logistik Pemilu sudah digeser mulai kemarin, yakni H-3. Untuk pergeseran logistik Pemilu khususnya kotak suara dan surat suara akan dilakukan besok pada tanggal 26 Juli 2018 pukul 06.00 (pagi ini, Red) sampai dengan selesai, ini merupakan tanggung jawab rekan-rekan yang terlibat dalam pengamanan TPS,” ujarnya.

Selain itu AKBP Suratno juga mewanti-wanti personelnya untuk tetap memegang teguh visi Polri yang tidak terpengaruh terhadap situasi politik. Seluruh personel juga diharapkan tidak mencederai pandangan masyarakat kepada Polri gara-gara ketidaknetralan.

Sementara itu pihaknya juga membebankan tugas tambahan kepada personel yang bertugas, dengan antisipasi aksi terorisme, yang dapat berpotensi muncul kapan saja dan dimana saja. “Momentum Pilkada maupun momentum 1 Juli bisa saja dijadikan kesempatan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk melakukan aksinya, diperintahkan kepada seluruh anggota untuk selalu waspada, komunikasi dengan teman yang lain ataupun Babhinkamtibmas-nya,” imbuh dia. *k23

Komentar