nusabali

Dari IB Dosther Sang Pendiri PHDI hingga Bupati Peraih Opini WTP

  • www.nusabali.com-dari-ib-dosther-sang-pendiri-phdi-hingga-bupati-peraih-opini-wtp

Bupati IB Indugosa dikenal sebagai pemimpin yang getol membangkitkan local genius di Jembrana, sementara Prof Gede Winasa terkenal dengan inovasi dan ide-ide gilanya.

Seluruh seni dan budaya yang ada di Gumi Makepung mendapat perhatian serius dari birokrat yang sempat menjabat Sekwilda Tingkat II Buleleng ini. Indugosa juga yang memulai menata areal Kantor Bupati Jembrana, Taman Pecangakan dengan icon kolam Patung Dewa Ruci, serta Pura Jagatnatha Jembrana yang menjadi Pura Jagatnatha termegah di Bali. 

Bupati Indugosa pula yang membuat Pura Niti Praja Pemkab Jembrana. Di samping itu, Bupati Indugosa juga dikenal sangat banyak membantu terbangunnya Pura Kahyangan Tiga di desa-desa di Jembrana. Dia pula dikenal membangun hubungan secara kekeluargaan dengan jajaran pegawai dan mewajibkan para Kepala SKPD Pemkab Jembrana bersama istri atau suami mereka untuk bersama-sama membuat sebuah penampilan pentas seni di setiap perayaan HUT Korpri. Di era Bupati Indugosa pula, Jembrana berhasil meraih penghargaan Adipura, bahkan Adipura Kencana, dan Wahana Tata Nugraha.

Sementara, Prof Drg I Gede Winasa naik menggantikan Indugosa tahun 2000 dan sekaligus menjadi Bupati Jembrana pertama di era reformasi. Guru besar dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar ini menjabat Bupati Jembrana dua periode (2000-2005 dan 2005-2010), dengan diusung PDIP.

Dalam periode pertama sbagai Bupati Jembrana 200-2005, Gede Winasa (politisi PDIP asal Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo) berpaket dengan I Ketut Suania (politisi Golkar yang kini menjadi anggota DPRD Bali). Sedangkan dalam periode kedua selaku Bupati Jembrana 205-2010, Winase berpaket dengan I Putu Artha (politisi PDIP yang kini menjabat Bupati Jembrana 2016-2021).

Selama 10 menjadi Bupati Jembrana, kepemimpinan Winasa terbilang sangat fenomenal. Dia mencatatkan begitu banyak penghargan Muri (Museum Rekor Indonesia). Bupati Winasa yang menyelesaikan pembangunan areal perkantoran, termasuk Kantor Bupati Jembrana hingga jadi megah seperti sekarang. 

Bupati Winasa dikenal sebagai pemimpin yang sangat inovatif, memiliki sejimlah ide luar biasa di berbagai bidang, terutama pendidikan dan kesehatan. Model pendidikan gratis dan pengobatan gratis, adalah buah gagasan Bupati Winasa. Hanya saja, ide-idenya sering dinilai terlalu 'gila'. Setelah memasuki akhir masa jabatan periode keduanya, Winasa malah tersandung sejumlah kasus dugaan korupsi, hingga kemudian dijebloskan ke Rutan Kelas II B Negara selaku terpidana 2 tahun 6 bulan kasus korupsi pengadaan mesin pabrik kompos.

Setelah Prof Winasa lengser tahun 2010, giliran mantan wakilnya, I Putu Artha, yang menggantikannya sebagai Bupati Jembrana 2011-2016. Putu Artha yang berpaket dengan Made Kembang Hartawan, naik ke kursi kekuasaan setelah dalam Pilkada Jembrana 2010 sukses mempecundangi putra Winasa sendiri, Gede Ngurah Patriana Krisna. Paket Putu Artha-Kembang Hartawan kembali terpilih menjadi Bupati Jembrana 2016-2021, setelah memenangkan Pilkada 2015.

Dalam periode pertamanya sebagai Bupati Jembrana 2010-2015, Putu Artha yang membawa moto perbaikan, sempat mengukir sejarah untuk pertama kalinya Gumi Makepung meraih opini Wajar Tanpa pengecualian (WTP) dari BPK atas audit penmggunaan anggarannya. Perhatian di bidang pendidikan dan kesehatan, tetap dijadikan prioritas oleh Bupati artha. Sejumlah Puskesmas Pembantu di desa-desa yang sebelumnya mati, kembali dibangkitkan. 

Begitu juga pembangunan sejumlah Puskemas Rawat Inap. Banyak proyek maupun revitalisasi pasar-pasar tradisional yang dilakukan Bupati Artha, selain juga pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) maupum penataan lapangan umum hingga di tingkat-tingkat desa.

Kini dalam periode keduanya sebagai Bupati Jembrana 2016-2021, politisi PDIP asal Melaya ini diharapkan bisa lebih maksimal lagi. Bupati Artha, antara lain, diharapkan tetap memeperhatikan masalah pendidikan dan kesehatan, yang berkaitan dengan peningkatan taraf perekonomian. Termasuk membangtkan Puskesmas Pembantu di desa-desa yang dilengkapi dengan SDM dan penunjang alat kesehatan (alkes) memadai.

"Programnya saya rasa sudah bagus, seperti membangkitkan Puskesmas Pembantu. Tapi, perlu dilengkapai tenaga medis dan alkesnya, sehingga bisa lebih mempermudah masyaka," harap mantan Bupati Jembrana, IB Indugosa, kepada NusaBali di Negara, Senin (15/2) lalu.

Selain itu, Indugosa juga menyarankan Bupati Artha memperhatikan langkah pembinaan generasi muda di Jembrana. Ini menyusul dinamika perkembangan teknologi, hinga beberapa kasus-kasus kenakalan dan kejahatan masuk ranah pidana yang melibatkan anak-anak. 

Sesuai dengan gagasannya dulu, kata Indugosa, membangun Pura Jagatnatha Jembrana bukan sekadar tempat sembahyang, tapi di dalamnya masuk konsep untuk membuat ruang pertemuan, gedung pasraman, dan gedung perpustakaan. "Karena saya lihat sekarang genarasi muda bagaikan angsa yang haus dengan air. Ibaratnya, harus disediakan kolam dengan kembang teratai, maka di sana mereka akan berenang dan menemukan jati diri. Kalau generasi muda tidak terarah, mau bagaimana ke depannya?" tandas Indugosa.

Sementara itu, Ketua LSM Front Kebangkitan Masyarajat Jembrana Bersatu (FKMJB), I Nengah Ridja, berharap agar ke depan pembangunan lebih bergariah lagi. Masalah kualitas pelayanan, baik kesehatan maupun pendidikan, tetap harus jadi perhatian serius Bupati Artha. Kemudian, bagaimana meningkatkan perekonomian, salah satunya melalui sektor pariwisata. “Jembrana jangan lagi hanya dapat asap saja. Sedangkan yang menikmati di daerah timur," harap Nengah Ridja. 7 ode

Komentar