nusabali

Korban Sempat Terlihat Jalan Kaki dari Desa Siangan ke Arah Bitera

  • www.nusabali.com-korban-sempat-terlihat-jalan-kaki-dari-desa-siangan-ke-arah-bitera

Sebelum menghilang bak ditelan bumi, Putu Yogi Semadhi sempat bangunkan ibunya agak tidak terlambat maburuh ke Pasar Ubud, lalu korban memasak mie instan di dapur.

Seorang Siswa Kelas X SMK Pariwisata Budaya Gianyar Hilang Misterius Sejak Senin Pagi

GIANYAR, NusaBali
Seorang siswa Kelas X SMK Pariwisata Budaya Gianyar, I Putu Yogi Semadhi, 19, menghilang secara misterius sejak Senin (18/1) pagi. Sebelum pergi tanpa pesan dari rumahnya di Banjar Bandung, Desa Siangan, Kecamatan Gianyar, korban sempat membangunkan ibundanya untuk pergi ke pasar, lalu bikin mie. 

Korban Putu Yogi Semadhi merupakan anak sulung dari dua bersaudara keluarga pasangan I Wayan Sudiana, 46, dan Ni Luh Supadmi, 44. Hingga Kamis (21/1), tidak ada yang tahu keberadaan siswa SMK berusia 19 tahun ini. Korban menghilang tanpa jejak, bak ditelan bumi. Upaya pencarian yang dilakukan polisi juga belum membuahkan hasil.

Sebelum menghiang secara misterius, korban Yogi Semadhi tidak pernah diketahui punya masalah dengan keluarganya. Di sekolahnya, SMK Pariwisata Budaya Gianyar, juga tidak ada masalah. Ditemui NusaBali di kediamannya, Banjar Bandung, Desa Siangan, Kamis kemarin, kedua orangtua korban, pasutri Wayan Sudiana dan Luh Supadmi, masih terpukul atas hilangnya sang putra sulung.

Luh Supadmi mengisahkan, sebelum menghilang secara misterius, putra kesayangannya, Yogi Semadhi, bangun lebih awal, Senin dinihari sekitar pukul 04.00 Wita. Korban pun sempat membangunkan ibundanya, Luh Supadma, agar tidak terlambat pergi ke Pasar Ubud, Gianyar. Kesehariannya, Supadmi bekerja sebagai buruh di Pasar Ubud. Sedangkan suaminya, Wayan Sudiana, bekerja sebagai wiraswasta.

Menurut Supadmi, Senin subuh sekitar pukul 05.00 Wita, Yogi Semadhi sempat dilihatnya berada di dapur memasak mie instan. Tidak ada yang mencurigakan dari siswa SMK ini, karena semua terlihat hormal. “Saya letakkan begitu saja uang buat bekal Putu Yoga hari itu di atas meja. Lalu, saya langsung pergi ke Pasar Ubud,” kenang Supadmi.

Supadmi mengaku tidak tahu persis, jam berapa putra sulungnya ini meninggalkan rumah. Yang jelas, setelah Supadmi pulang dari Pasar Ubud sore itu, putranya belum juga pulang. Bahkan, Yogi Semadhi menghilang bak ditelan bumi, karena hingga Kamis kemarin juga belum ditemukan.

Saat kedua orangtuanya pulang kerja, Senin sore, perlengkapan sekolah Yogi Semadhi ditemukan masih utuh. Siswa kelahiran 14 Maret 1997 ini diperkirakan tidak sempat ke sekolahnya hari itu. Karenanya, pasutri Sudiana-Supadmi pun panik, lalu mencari putranya yang hilang ke sejumlah tempat, terutama rumah kerabat dan keluarga jauh. 

Pencarian juga dilakukan hingga ke desa-desa tetangga yang sering didatangi korban Yogi Semadhi, seperti Desa Petak, Desa Suwat, Desa Bitera, dan Desa Pejeng.
Menurut Sudiana, salah seorang keluarga mengaku sempat melihat korban Yogi Semadhi jalan kaki ke arah Desa Bitera (sebelah tenggara dari Desa Siangan), Senin pagi pukul 06.00 Wita. “Saat ditanya, Putu Yogi mengaku mau ke rumah temannya,” ujar Sudiana mengutip pengakuaan keluarganya itu.

Saat pergi dari rumahnya di Banjar Bandung, Desa Siangan pagi itu, korban Yogi Semadhi mengenakan baju kaos oblong warna merah, celana panjang warna coklat, dan topi warna merah. Karena putranya menghilang tanpa pesan selama tiga hari, kata Sudiana, kasus kemudian dilaporkan ke Polsek Kota Gianyar, Rabu (20/1) malam. 

Selain itu, pihak keluarga juga sempat menempuh upaya niskala dengan nunas baos (minta petunjuk niskala) kepada seorang balian terkait menghilangnya korban Yogi Semadhi. Namun, dia enggan menyebutkan apa petunjuk niskala yang diperoleh dari Jero Balian. “Kami juga minta bantuan ke teman-teman anak saya untuk ikut melakukan pencarian,” keluh pria berusia 46 tahun ini.

Menurut Sudiana, Putu Yogi Semadhi kini duduk di Kelas X Jutusan Akomodasi Perhotelan SMK Pariwisata Budaya Gianyar. Secara akademis, kemampuan putra sulungnya ini tergolong kurang. Korban juga sering absen, sehingga Sudiana sebagai orangtuanya sempat dipanggil dari pihak sekolah.

Beberapa hari sebelum Yogi Semadhi meninggalkan rumah, Sudiana mengaku sempat memberikan nasihat putranya ini. Saat itu, Sudiana menyarankan kalau Yogi Semadhi sudah tidak sanggup menggikuti pelajaran di sekolah, tidak apa berhenti bersekolah. “Tapi, anak saya ini tidak menanggapi sama sekali,” tuturnya.

Sementara itu,  Kepala Sekolah (Kasek) SMK Pariwisata Budaya Gianyar, Sang Putu Arsana MPd, mengatakan pihakknya belum tahu detail kejadian anak didiknya, Yogi Semadhi, meninggalkan rumah. Masalahnya, selama ini Yogi Semadhi kerap bolos dari sekolah.

“Berdasarkan catatan, anak itu (Yogi Semadhi) sudah tidak masuk sekilah sejak hari Senin (18 Januari 2016),” ungkap Kasek Sang Putu Arsana saat dikonfirmasi NusaBali di SMK Pariwisata Budaya Gianyar, Kamis kemarin.

Menurut Kasek Sang Putu Arsana, secara intelektual, daya tangkap Yogi Semadhi dalam pelajaran memang kurang. Di sekolah, anak ini dikenal sebagai sosok siswa yang pendiam, namum masih mampu bergaul dengan teman-temannya. Hanya saja, anak ini sering bolos. “Kami baru tahu kalau dia menghilang dari rumahnya. Kami segera akan mengubungi keluarga guna memastikan keadaan anak ini yang sesungguhnya,” jelas dia.

Dikonfirmasi NusaBali terpisah, Kamis kemarin, Kapolsek Kota Gianyar Kompol Made Oka SH membenarkan pihaknya menerima remaja hilang atas nama I Putu Yogi Semadhi, asal Banjar Bandung, Desa Siangan. Menurut Kapolsek Made Oka, laporannya baru masuk ke kantor polisi, Rabu malam.

“Kami pun langsung menindaklanjuti laporan siswa SMK hilang ini. Kami juga informasi ini bukan hanya di wilayah Gianyar, tapi juga koordinasi dengan kepolisian di luar kabupaten. Hanya saja, hingga kini upaya pencarian belum membuahkan hasil,” jelas Kapolsek Made Oka. 7 cr62

Komentar