nusabali

Pertimbangkan Jadi President World Hindu Parisad

  • www.nusabali.com-pertimbangkan-jadi-president-world-hindu-parisad

Gubernur Made Mangku Pastika bakal lengser dari kursi orang nomor satu di Bali, 29 Agustus 2018 mendatang.

Pasca Lengser Tahun Depan, Pastika Mikir Lanjutkan Karier Politik


DENPASAR, NusaBali
Gubernur Pastika yang notabene anggota Dewan Pembina DPP Demokrat masih mikir untuk melanjutkan karier di politik pasca lengser nanti. Yang jelas, tetap akan mengabdi kepada masyarakat, termasuk pertimbangkan jadi President World Hindu Parisad.

Gubernur Pastika menyebutkan, sebenarnya banyak tawaran bagi dirinya untuk memegang beberapa posisi penting. Tapi, sejauh ini Pastika belum memutuskan hendak ke mana. “Kalau untuk sekadar bekerja, banyak tawaran buat saya setelah nanti tidak lagi menjadi Gubernur,” ungkap Pastika di sela-sela kunjungannya ke Kantor Redaksi NusaBali, Jalan Hayam Wuruk 110 Denpasar, Minggu (29/10) malam.

Menurut Pastika, dirinya punya beberapa keinginan setelah lengser dari kursi Gubernur nanti. Salah satunya, ingin mendirikan sekolah yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin. Sebab, kata Pastika, saat ini masih banyak anak-anak miskin terutama untuk SMA/SMK belum bisa ditampung.

“Karena belum semua orang miskin bisa sekolah SMA, saya mau bangun lagi sekolah mirip SMAN/SMKN Bali Mandara di Buleleng, berasrama dan gratis,” kata Pastika. “Dulu saya juga mendirikan Ashram di Bedugul (Kecamatan Baturiti, Tabanan), tapi lama terbengkalai. Di situ semacam Balai Latihan Kerja, tapi ber-asrama. Kita memberikan keahlian bagi anak-anak yang tidak mampu,” lanjut Pastika, yang malam itu didampingi Karo Humas Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Bali, Ketut Lihad-nyana.

Selain itu, Pastika juga mempertimbangkan untuk menjadi President World Hindu Parisad, jabatan yang ditinggalkan almarhum Ida Pedanda Gede Sebali Tianyar Arimbawa. Pastika sudah diminta dan didukung juga oleh beberapa yogi di India untuk pegang jabatan Presiden Parisada Hindu Se-Dunia itu.

“Dulu saya juga ikut mendukung berdirinya World Hindu Parisad. President-nya Ida Pedanda Sebali Tianyar, Sekjennya Pak Prof Dr dr Made Bakta (mantan Rektor Unud, Red). Saya masih berpikir jadi President World Hindu Parisad ini,” tandas Pastika, mantan Kapolda Bali yang juga membidani kelahiran Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Povinsi Bali.

Menurut Pastika, penilaian Hindu di Bali solid. Orang mulai berpaling ke Bali sebagai pusat Hindu dunia. Dan, selama ini ada banyak organisasi Hindu. “Ada World Hindu Federation, ada World Hindu Forum yang dibentuk adhoc. Saya masih pertimbangkan menjadi President World Hindu Parisad. Kalau tidak jadi president-nya, paling tidak World Hindu Parisad itu ada di Bali pusatnya,” papar Pastika.

Adakah berati Pastika akan mundur total dari dunia politik? Pastika mengatakan tidak total mundur dari politik, karena masih akan melihat situasi nanti. “Saya tidak bilang begitu (total mundur dari politik), supaya jangan sampai dikatakan tidak satya wacana,” katanya.

Terkait pemimpin Bali ke depan, menurut Pastika, pasti akan lahir pemimpin yang baik. Menurut Pastika, seorang pemimpin tidak boleh main-main, karena bisa ditangkap KPK. “Jadi pemimpin sekarang berat, nggak gampang. Sebab, semuanya menyoroti, masyarakat ikut kontrol. Kalau masih punya otak ngeres, celaka dia,” warning Pastika.

Pastika tidak sepakat kalau kursi Gubernur Bali dikatakan kursi empuk. Yang benar adalah kursi panas. “Bagaimana kursi Gubernur bisa empuk? Bikin rumah sakit bagus-bagus, eh didemo. Jadi, pejabat politik itu nggak gampang,” papar  Gubernur asal Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng ini.

Kalau pejabat birokrasi, kata Pastika, masih bisa aman, sepanjang sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria. “Kalau sekarang mau jadi Gubernur, itu sebenarnya harus siap celaka, siap mati, siap dibenci orang, siap tidak populer, dan siap ditangkap KPK.”

Ditanya soal arah dukungan untuk Pilgub Bali 2018, menurut Pastika, dirinya berkepentingan juga dengan Gubernur terpilih nanti. “Bukan untuk mencampuri. Tapi, kalau bisa diajak ngomong, bolehlah,” tambah mantan Ajudan Menpangab Jenderal Maraden Panggabean ini.

Pastika menegaskan, dirinya akan mengakhiri jabatan sebagai Gubernur Bali periode kedua, 28 Agustus 2018 mendatang. Sedangkan Pilgub Bali akan dilaksanakan 27 Juni 2018. Artinya, ada waktu 2 bulan untuk transisi. Nah, waktu 2 bulan itu akan dijadikan ajang transfer authorirty (kebijakan).

“Siapa pun Gubernur terpilih, saya harus transfer. Saya tidak boleh merasa tahu semua. Tiap pemimpin punya karakter tersendiri, cita-cita tersendiri, dream (mimpi) tersendiri. Paling tidak, saya akan beritahu impian saya dulu, kini, apa yang sudah saya kerjakan, apa yang belum berhasil, dan apa sedang berjalan. Jadi kan enak,” ujarnya.

Soal dilanjutkan atau tidak Program Bali Mandara yang diritisnya, menurut Pastika, ya terserah Gubernur baru. “Nanti mau ubah silakan, mau diteruskan bagus. Saya ingin baik-baiklah, siapa pun Gubernur baru. Siapa pun terpilih, itulah pemimpin Bali  ke depan, itulah pemimpin saya juga,” tegas Purnawirawan Jenderal Bintang Tiga Polisi ini. *nat

Komentar