nusabali

Jadi Primadona, Produksi Kopi Bali ‘Malah’ Merosot

  • www.nusabali.com-jadi-primadona-produksi-kopi-bali-malah-merosot

Hal yang tidak menggembirakan terjadi  di tengah euphoria sukses kopi Bali menjadi komoditas primadona. 

DENPASAR, NusaBali
Belakangan ini produksi kopi Bali (Arabica dan Robusta) terindikasi anjlok besar. Meski belum ada hitungan pasti, namun produksi kopi diperkirakan hanya berkisar antara 20 persen sampai 25 persen dari kondisi tahun sebelumnya. Faktor alam yakni suhu dan cuaca panas, ditengarai jadi pemicu utama.

Kabid Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Lanang Aryawan mengatakan hal itu Jumat (8/9). “Memang faktor cuaca yang menjadi penyebab utama,” ujar Lanang Aryawan didampingi Ida Ayu Kalpikawati seorang staf Distanbun yang tupoksinya berkaitan dengan produksi. 

Kata Lanang Aryawan, dari pantauan di sentra-sentra perkebunan kopi di Bali rata-rata produksinya menunjukkan trend menurun. Karena itulah sampai dengan akhir tahun produksi kopi Bali diperkirakan tidak akan tercapai seperti panen tahun 2016. Pada tahun 2016, produksi kopi Bali sebanyak 411.666 ton (kopi Arabica) dan 13.053,72 ton (untuk produksi Robusta).

Selain cuaca,  ada faktor lain yang turut memberi andil merosotnya produksi kopi Bali. Faktor- faktor tambahan tersebut, adanya banyak tanaman/kebun kopi yang sudah tua. Terus faktor perawatan maupun pemeliharaan yang tidak intensif atau tidak maksimal. Faktor terakhir ini, yakni perawatan jika dilakukan maksimal  bisa menanggulangi rontoknya bunga atau buah kopi. Contohnya di Mengani Kintamani. Walau cuaca secara umum gerah, namun produksi kopi petani di Mengani tetap stabil. Bahkan surplus. “Faktor pemerawatan dan pemeliharaan tanaman sangat berpengaruh,” tambah Dayu Kalpikawati. Karena itulah para petani kopi melakukan pemeliharaan tanaman lebih optimal. *k17

Komentar