nusabali

Sabet Medali Emas, Gede Siman Pecahkan Rekor

  • www.nusabali.com-sabet-medali-emas-gede-siman-pecahkan-rekor

Jadi Atlet Indonesia Pertama Raih Emas Renang di SEA Games 2017

KUALA LUMPUR, NusaBali

Perenang andalan Indonesia, I Gede Siman Sudartawa, 23, sukses mempersembahkan medali emas dari nomor bergengsi 50 meter gaya punggung putra cabang renang SEA Games XXIX 2017, Senin (21/8). Atlet asal Banjar Tengah, Desa Tegak, Kecamatan Klungkung ini bukan hanya persembahkan medali emas pertama dari cabang renang bagi kontingen Merah Putih, namun juga berhasil memecahkan rekor SEA Games.

Dalam laga final nomor 50 meter gaya punggung putra SEA Games 2017 yang digelar di National Aquatic Centre Kuala Lumpur, Malaysia, Senin kemarin, Gede Siman tampil sebagai jawara dengan catatan waktu 25,20 detik. Perenang kelahiran Klungkung, 8 September 1994, ini mengatasi Zheng Wen Quah (dari Singapura) yang kebagian medali pereak dengan catatan waktu 25,39 detik dan Paul Le Nguyen (dari Vietnam) yang kebagian perunggu dengan waktu 25,82 detik.

Ini praktis pembalasan bagi Gede Siman terhadap Zhen Wen Quah, perenang Singapura yang sempat mempecundanginya di SEA Games XXVIII 2015 lalu. Kala itu, Gede Siman harus puas cuma kebagian medali perak di nomor 50 gaya punggung putra. Lebih spesifik lagi, catatan waktu yang dibukukan Gede Siman, Senin kemarin, praktis mencipatakan rekor baru SEA Games di nomor 50 meter gaya punggung. Dia menumbangkan rekor SEA Games sebelumnya yakni 25,27 detik.

Gede Siman pun menjadi perenang pertama Indonesia yang meraih medali emas dari lintasan renang di SEA Games 2017. Gede Siman turun di tiga nomor berbeda dalam SEA Games 2017 ini. Setelah sabet emas nomor 50 meter punggung putra, dia selanjutnya akan turun di nomor 100 meter punggung putra dan estafet 4x100 meter gaya ganti beregu putra.

Gede Siman coba mendekati prestasi sensasionalnya dalam aksi perdana di SEA Games XXVI 2011 silam, ketika sukses memborong 4 medali emas di nomor 50 meter punggung putra, nomor 100 meter punggung putra, 200 meter punggung putra, dan estafet 4x100 meter gaya ganti beregu putra. Waktu itu, Gede Siman juga pecahkan rekor SEA Games di nomor 100 meter gaya punggung.

Sedangkan dalam aksi keduanya di SEA Games XXVII 2013, Gede Siman sukses memborong 2 medali emas, masing-masing melalui nomor 100 meter punggu putra dan estafet 4x100 meter gaya ganti beregu putra. Terakhir, dalam SEA Games XXVIII 2015 lalu di Myanmar, Gede Siman kurang beruntung, karena hanya menyabet 4 medali perak dari nomor 50 meter punggung, 100 meter punggung, 200 meter punggung, dan estafet 4x100 meter gaya ganti beregu putra.

Perjuangan Gede Siman tidaklah mudah dalam upayanya meraih emas nomor 50 punggung putra, Senin kemarin. Turun di baris keempat, dia memang langsung memimpin. Namun, Gede Siman sejak awal mendapatkan tekanan dari musuh bebuyutannya asal Singapura, Zheng Wen Quah. Beruntung, Gede Siman tetap finish terdepan dan berhak atas medali emas.

Gede Siman mengaku senang atas suksesnya meraih medali emas. Namun, dia kurang puas dengan catatan waktu yang dibukukannya, karena 25,20 detik bukanlah waktu terbaiknya. Catatan terbaik yang dimiliki Gede Siman di nomor 50 meter gaya punggung adalah 25,04, yang diciptakan dalam kejuaraan dunia beberapa bulan lalu.

"Terus terang, saya senang dengan hasil ini karena mampu mengembalikan yang hilang 2 tahun lalu. Setelah berlatih dengan keras, akhirnya medali emas berhasil saya raih. Tapi, secara catatan waktu saya kurang puas," kata Gede Siman dikutip Antara seusai pengalungan medali, Senin kemarin.

Meski belum menembus catatan waktu terbaik, Gede Siman tetap sangat bersyukur dengan apa yang diraihnya kemarin. Ucapan terima kasih pun langsung diucapkan Gede Siman begitu turun dari podium seusai pengalungan medali oleh Menko PMK, Puan Maharani, didampingi Menpora Imam Nahrawi.

"Terima kasih atas dukungan yang diberikan orangtua, pelatih, hingga seluruh masyarakat Indonesia. Semoga hasil ini bisa menjadi pijakan untuk lebih baik lagi," jelas perenang berusia 23 tahun yang sempat mempersembahkan medali emas buat Kabupaten Klungkung dalam Porprov Bali 2009 ini.

Ditanya soal kunci suksesnya bisa kembali merebut medali emas, menurut Gede Siman, adalah kerja keras. Apalagi, saat ini dirinya mendapatkan dukungan pelatih baru asal Australia yang sangat detail dalam melatih. Pelatih baru juga dinilai sangat berperan.

Selain itu, kata Gede Siman, banyak turun di kejuaraan internasional juga membuat catatan waktunya terus mengalami peningkatan. "Semoga keberhasilan ini terus berlanjut, karena saya masih akan turun di dua nomor lagi yaitu 100 meter gaya punggung dan estafet 4x100 meter," tandas perenang dengan tinggi badan 175 cm ini.

Gede Siman Sudartawa sendiri merupakan anak semata wayang pasangan I Ketut Sudartana, 52, dan Ni Made Srikarmini, 50. Awal kiprahnya menekuni renang bermula dari ajakan orangtua dan bimbingan mereka saat masih duduk di bangku Kelas I SD. Saat itu, Gede Siman kecil berlatih renang di Denpasar, sehingga tiap hari harus bolak-balik Denpasar-Klungkung demi renang. Padahal, kedua orangtuanya bulanlah mantan atlet.

Dalam suatu kesempatan dengan NusaBali, ibunda Gede Siman yakni Ni Made Srikarmini sempat bercerita bahwa putra semata wayangnya ini sejak kecil suka bermain air di sungai. “Melihat hobi dan bakatnya, dia (Sudartawa) akhirnya kita ajak ke kolam renang di Denpasar dan ternyata bisa. Syukur, prestasinya bisa seperti sekarang ini,” cerita Srikarmini saat diwawancarai NusaBali tahun 2008 silam ketika Gede Siman masih duduik di Kelas III SMPN 2 Semarapura.

Dikisahkan Sukarmini, dirinya menikah dengan Ketut Sudartana tahun 1993. Setahun kemudian, lahirlah Gede Siman. Ada keanehan saat Gede Siman masih dalam kandungan ibunya. Selama hamil, Srikarmini sangat doyan sate penyu dengan bumbu lawar. Padahal, kesehariannya dia sama sekali tak suka sate penyu. Hal itu membuat heran keluarganya.

“Setiap hari saya harus mengantarnya (Srikarmini) ke Sanur untuk membeli sate penyu sambil menyantapnya di pinggir pantai. Mungkin sate penyu itu yang menyebabkan Siman (Sudartawa) bisa berprestasi di olahraga air,” kenang suaminya, Ketut Sudartana kala itu. *nar

Komentar