nusabali

‘Lamar’ Cok De, Koalisi 5 Parpol Datangi Puri Ubud

  • www.nusabali.com-lamar-cok-de-koalisi-5-parpol-datangi-puri-ubud

GIANYAR, NusaBali - Belasan politisi yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) mendatangi Puri Agung Ubud, Gianyar, Senin (27/5) pukul 10.15 Wita.

Kedatangan KIM ini secara khusus guna ‘melamar’ salah satu tokoh Puri Agung Ubud, Prof Dr Tjokorda Gde Raka Sukawati SE MSi alias Cok De untuk diusung sebagai calon bupati (Cabup) pada Pilkada Gianyar, 27 November 2024. 

Rombongan KIM diterima di Gedong Rata Puri Agung Ubud oleh Panglingsir Puri Agung Ubud, Tjokorda Gde Putra Sukawati alias Cok Putra yang kakak kandung Cok De. Cok Putra didampingi tiga putra puri, masing-masing seorang putra dari Cok Putra, putra Prof Dr Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace, dan putra Cok De.

KIM ternyata bertambah kekuatan politik. Sebelumnya hanya tiga partai, yakni Partai Golkar, Gerindra, dan Demokrat. Saat kedatangan ke Puri Agung Ubud, kemarin, KIM diperkuat jajaran pengurus Partai Solidaritas Indoensia (PSI) dan Partai Garuda (Gerakan Perubahan Indonesia). Dalam pertemuan sekitar 2 jam 45 menit itu hadir Ketua DPD II Golkar Gianyar I Kadek Era Sukadana, Sekretaris Made Suteja, dan OKK Ketut Punia. Ketua DPC Gerindra Gianyar I Wayan Tagel Arjana, dan jajaran pengurus yang anggota DPRD Gianyar dari Gerindra terpilih, yakni IGN Supriyadi, I Ketut Astawa Suyasa, IGN Kapidada, dan Ida Bagus Gde Suryawan. 

Partai Demokrat Gianyar secara khusus melibatkan Ketua Bappilu Provinsi Bali Dewa Nyoman Sukrawan, Ketua DPC Demokrat Gianyar Tjokorda Gde Asmara Putra Sukawati alias Cok Anom atau Cok Asmara, dan Sekretaris Ida Bagus Gaga Adi Saputra alias Gus Gaga. Hadir pula, Ketua DPD PSI Gianyar Dewa Gede Astiawan, dan Ketua DPC Partai Garuda Gianyar I Made Arya bersama Sekretarisnya Dewa Ayu Surya Astuti.

Rombongan KIM disambut hangat oleh Cok Putra dan anak-anaknya. Pertemuan serangkaian ‘melamar’ Cok De itu dipandu Cok Anom, dalam suasana kekeluargaan. Para politisi KIM ini secara bergantian melontarkan isi pikirannya untuk ‘melamar’ Cok De. Mereka dengan nada penuh hormat minta restu Cok Putra dan semeton Puri Agung Ubud untuk mengizinkan Cok De dicalonkan sebagai cabup pada Pilkada Gianyar 2024. “Jika kami andaikan, Cok De ini seperti gadis cantik. Makanya, kami lebih awal melamar ke sini agar tak terburu dilamar pihak lain,” tegas Era Sukadana disambut tawa hadirin.

Hal senada juga disampaikan oleh para pengurus partai lain. Senada Kadek Era, Tagel Arjana, Gus Gaga, dan lainnya, secara lugas dan kompak menegaskan aspirasi masyarakat Gianyar. Di antaranya, Gus Gaga mempertegas kedatangan KIM untuk ‘melamar’ Cok De karena KIM telah beberapa kali rapat membahas calon pemimpin Gianyar ke depan. Hasilnya, KIM mencari pemimpin yang tak hanya berpengetahuan dan pengalaman luas, namun juga berjiwa patut, pantas, pangus (bertingkah laku sesuai asas kepemimpinan), dan pasaja (bersungguh-sungguh untuk menyejahterakan rakyat). 

“Setelah kami dalami di koalisi dan menimbang aspirasi kuat dari masyarakat Gianyar, maka mengerucut ke nama Tjokorda Gde Raka Sukawati untuk kami calonkan,” tegas mantan Ketua TKD (Tim Kampanye Daerah) Prabowo-Gibran Kabupaten Gianyar ini. 

Wakil Ketua DPRD Gianyar ini menegaskan, KIM yang bersekretariat di Kantor DPD II Golkar Gianyar, Jalan Anusapati, Nomor 7 Gianyar, segera akan membuka pendaftaran tokoh-tokoh yang siap mencalonkan dan dicalonkan sebagai cabup-cawabup pada Pilkada Gianyar melalui KIM. Pola ini diambil KIM guna membuka bagi para tokoh yang berpeluang besar dan pantas untuk memimpin Gianyar ke depan. 

“Tapi, sesuai kesepakatan kami di KIM, khusus Tjokorda Gde tidak perlu mendaftar ke sekretariat, melainkan kami yang akan ‘melamar’ ke puri,” tegasnya. 

Terungkap pula, KIM mencalonkan Cok De pada Pilkada Gianyar nanti tanpa syarat. Artinya, Cok De diberikan kebebasan untuk menentukan siapa yang dianggap layak menjadi paket pasangannya dan tanpa mahar. Para ketua partai ini juga menyampaikan kedatangan mereka sudah seizin para pimpinan partai baik di tingkat provinsi dan pusat. 

Mereka sepakat memutuskan agar ‘melamar’ Cok De karena diakui sebagai sosok pemimpin yang sanggup menjadikan Gianyar ke arah lebih baik dibandingkan kondisi sekarang. Selain itu, Cok De adalah figur merakyat yang amat taat tradisi budaya Bali. Itu lantaran Cok De dan sameton Puri Agung Ubud lainnya suntuk ngayah ke banyak pura di Gianyar,  di kabupaten lain, di luar Bali, bahkan di luar negeri. Cok De juga sosok pemimpin yang lengkap. Selain sebagai guru besar di FEB Unud, juga ’arsitek’ bade ageng, undagi palinggih dan pratima, hingga paham nafas kebudayaan Bali secara utuh. 

“Kami berkeyakinan Gianyar ini sangat membutuhkan pemimpin seperti ida (Cok De, Red) karena beliau paham praktik pariwisata budaya Bali yang baik dan benar sebagaimana telah dirintis oleh para panglingsir di Puri Agung Ubud,” tambah Cok Anom. Dewa Sukrawan menambahkan, kedatangan KIM ini sebuah pertanda bahwa aspirasi rakyat tak terbantahkan, yakni Gianyar membutuhkan perubahan ke arah lebih baik dari keadaan sekarang. Tanda-tanda itu terbaca dari hasil pilpres lalu, termasuk di Bali dan khususnya di Gianyar. 

“Yen sekadi matajene, tiyang bani metoh ngesor (andaikan dalam judi sabungan ayam, saya berani dengan taruhan lebih banyak dibandingkan lawan),” jelasnya.

Menyikapi aspirasi tersebut, Cok Putra menyampaikan terima kasih kepada jajaran KIM. Dirinya menyampaikan permohonan maaf karena baru bisa menerima para politisi KIM ini. Sebab ada banyak kegiatan adat dan keagamaan di masyarakat dan internal puri yang harus dihadiri. 

Dirinya mengaku sangat paham dengan segala harapan dan aspirasi terhadap adiknya (Cok De, Red). Karena semua itu sebelumnya telah tertuang dalam surat yang dikirim oleh koalisi ke puri. Cok Putra berjanji untuk membicarakan terkait aspirasi tersebut kepada adik-adiknya dan semeton Puri Agung Ubud. Dia mengatakan antara dirinya, dan dua adiknya, yakni Cok Ace dan Cok De, punya peran berbeda sesuai kemanfaatannya di masyarakat. “Kami tentu sangat berterima kasih. Untuk aspirasi ini, mari kita bicarakan lagi. Karena Puri Ubud ini milik masyarakat,” ujarnya. 7 lsa

Komentar