nusabali

8 Kader PDIP Bersaing ‘Rebut’ Rekomendasi

Di Pilkada Buleleng 2024, Siap Tunduk Keputusan DPP

  • www.nusabali.com-8-kader-pdip-bersaing-rebut-rekomendasi
  • www.nusabali.com-8-kader-pdip-bersaing-rebut-rekomendasi

SINGARAJA, NusaBali - Kader-kader PDI Perjuangan (PDIP) yang namanya masuk sebagai bakal Calon Bupati (Cabup) dan Calon Wakil Bupati (Cawabup) Buleleng di Pilkada 2024 kompak mengaku tunduk pada aturan partai. Meskipun delapan nama kader (sebelumnya ditulis 7 minus Ketut Ngurah Arya) akan bersaing ketat untuk mendapatkan rekomendasi sebagai Cabup-Cawabup dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP.

Delapan nama kader potensial bakal Cabup-Cawabup Buleleng yang diusulkan DPC PDIP Buleleng, meliputi dr I Nyoman Sutjidra (Wakil Bupati dua periode 2012-2017 dan 2017-2022), Gede Supriatna (Ketua DPRD Buleleng), dr Ketut Putra Sedana (Wakil Ketua DPC PDIP Buleleng), Gusti Ayu Aries Sujati (Anggota DPRD Bali), Ketut Rochineng (Anggota DPRD Bali), Kadek Setiawan (Anggota DPRD Bali), Ketut Ngurah Arya (Anggota DPRD Buleleng dapil 5 Kecamatan Gerokgak) dan Wayan Masdana (Anggota DPRD Buleleng dapil 3 Kecamatan Kubutambahan).

Nama-nama tersebut diusulkan DPC PDIP Buleleng melalui surat berita acara rapat konsolidasi DPC dengan Pengurus Anak Cabang (PAC) di 9 Kecamatan ke Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Bali. Kemudian dari DPD PDIP Bali akan meneruskan usulan tersebut ke DPP PDIP sebagai pertimbangan rekomendasi. Terkait peluang diusung, para kader yang namanya masuk usulan ini kompak mengaku akan tunduk pada aturan dan menjunjung tinggi keputusan DPP. Meskipun ada tawaran dan pinangan dari partai politik lain, mereka memilih untuk setia menjadi kader PDIP.

Sekretaris DPC PDIP Buleleng, Gede Supriatna mengatakan dirinya tidak mau sesumbar dan melampaui mekanisme. Supriatna yang kini masih menjabat sebagai Ketua DPRD Buleleng ini tidak mau berkomentar banyak sebelum rekomendasi partai turun. “Kan menunggu rekomendasi dulu. Kalau rekomendasi belum turun sudah ada deklarasi itu mendahului namanya. Biar tidak seperti itu, kita ikuti aturan yang benar setelah rekomendasi turun baru deklarasi siapa yang ditunjuk partai,” ucap Supriatna ditemui usai rapat koordinasi di Kantor DPC PDIP Buleleng, Rabu, (17/4) siang.

Hal serupa juga diungkapkan dr I Nyoman Sutjidra, mantan wabup dua periode saat mendampingi Bupati Putu Agus Suradnyana. Menurutnya, setiap kader memiliki potensi yang sama. Terlebih penyaringan dari masing-masing PAC, mencerminkan aspirasi langsung dari bawah. “Saya ya tut wuri handayani saja. Termasuk kemarin ada relawan yang mendukung ya kita ikuti saja, tetapi rekomendasi belum turun jadi belum pantas kalau ngomong soal program,” kata Sutjidra.

Di tempat yang sama dr Ketut Putra Sedana yang akrab disapa dokter Caput berpendapat sebagai kader militan PDIP yang menjadi kewajiban adalah bekerja dan menunjukkan kebermanfaatan untuk masyarakat. Dia yang selama ini gencar bersosialisasi melalui kegiatan sosial mengaku tidak akan mengambil risiko besar untuk meninggalkan partai demi meraih peluang yang lebih besar. Meskipun dia tak memungkiri, sejumlah parpol lainnya ada yang datang ingin menariknya dari PDI Perjuangan. 

“Buat apa kita menjadi pemimpin (maju di luar PDI Perjuangan) kalau nanti dicap pengkhianat. Jangan sampai jabatan 5 tahun membuat cap pengkhianat melekat sampai mati. Saya tidak ingin seperti itu,” terang dr Caput. Keputusannya tegak lurus dengan aturan partai disebut sebagai loyalitas kepada partai. Sebab bagi Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) Buleleng ini, PDIP sudah melekat di keluarganya sejak dulu. Menurutnya, untuk dapat bermanfaat bagi masyarakat tidak hanya sebagai pemimpin. Jikapun tidak mendapat rekomendasi partai, dr Caput masih bisa menjalani profesinya sebagai dokter dan dosen.

Hanya saja jika mendapatkan kepercayaan melalui rekomendasi tentu akan dijaga dengan baik. “Bagaimanapun sejauh ini kami melakukan kegiatan sosial masih sangat terbatas karena tidak memiliki kebijakan. Tentu kalau ada kesempatan sebagai pemegang kebijakan akan bisa lebih maksimal membantu masyarakat,” paparnya.

Sementara itu dalam rapat koordinasi DPC dengan PAC PDIP se-Buleleng kemarin juga diputuskan pengusulan bakal Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Bali di Pilgub Bali 2024. DPC PDIP Buleleng mengusulkan dua paket Cagub-Cawagub, yakni Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace) dan paket kedua Wayan Koster-I Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri). Dua paket tersebut diusulkan sesuai dengan aspirasi yang muncul di DPC PDIP Buleleng. 7 k23

Komentar