Lomba Baleganjur HUT ke-420 Kota Singaraja, Jaring Bibit Duta PKB

Kepala Disbud Buleleng, I Nyoman Wisandika mengatakan, lomba baleganjur ini memang jarang ditampilkan atau dilombakan. Sekaa-sekaa Baleganjur baru mendapat kesempatan saat ada event di lingkungannya. Padahal jenis kesenian ini tidak pernah absen di PKB setiap tahunnya.

 

“Pemerintah memberikan kesempatan tampil sekaligus penjaringan bibit-bibit baleganjur di Buleleng, karena setiap tahun ini di lombakan di PKB. Yang bagus kedepannya bisa kita pertimbangkan untuk mewakili Buleleng (di PKB),” ucap Wisandika.

Upaya pelestarian jenis kesenian ini di Buleleng menurut Wisandika sangat baik. Gamelan baleganjur yang merupakan gamelan penyambut atau pengiring ini tidak hanya dibentuk di sanggar seni, tetapi juga sudah merambah desa adat, sekaa truna dan juga satuan pendidikan. Kreativitas sekaa baleganjur yang ada di Buleleng menurut Wisandika juga berkembang sangat bagus dan dinamis mengikuti perkembangan di Bali.

 

Sementara itu Penjabat (Pj) Bupati Buleleng yang membuka langsung lomba Baleganjur bersama Forkopimda Buleleng, menyebut lomba menjadi sarana menjaga kesenian dan kebudayaan. Ruang berkreasi generasi muda ini pun harus tetap dijaga dan diteruskan.

“Ini ruang sebenarnya untuk para generasi muda kita untuk tetap berkreasi dalam hal seni dan budaya. Menghindari hal-hal negatif dalam waktu luang mereka,” ujar Lihadnyana.  

 

Seluruh peserta dapat menunjukkan kekompakan memainkan gamelan baleganjur masing-masing 10-15 menit.  Sepuluh sekaa baleganjur yang ikut serta yakni dari perwakilan SMA Negeri 1 Singaraja, SMA Negeri 2 Singaraja, SMA Negeri 3 Singaraja, SMA Negeri 4 Singaraja, SMK Negeri 1 Singaraja, SMK Negeri 3 Singaraja, SMA Negeri 1 Seririt, dan SMA Negeri 2 Gerokgak. Selain juga dari sekaa Sekaa Gong Rare Mekar Tejakula dan Padepokan Seni Dwi Mekar.7 k23