nusabali

Langka di Pengecer, Pasokan Elpiji 3 Kg Normal di Pangkalan

  • www.nusabali.com-langka-di-pengecer-pasokan-elpiji-3-kg-normal-di-pangkalan

MANGUPURA, NusaBali.com - Gas Elpiji atau Liquefied Petroleum Gas (LPG) ukuran tabung 3 kilogram mulai sukar ditemui di tingkat pengecer seperti di warung/toko di Badung dan Denpasar. Namun, dari penelusuran NusaBali.com, fakta berbeda terjadi di pangkalan resmi.

Beberapa warung/toko di Bali mulai merasakaan kelangkaan stok gas bersubsidi. Tabung 'gas melon' kosong berbaris di warung/toko pengecer dan ditempel keterangan KOSONG atau HABIS.

Bahkan ada pengecer yang menjual gas bersubsidi ini di angka Rp 26.000. Dan, ada pula pengecer yang sudah tidak memiliki stok gas Elpiji 3 kilogram selama dua minggu.

Akan tetapi, dari penelusuran NusaBali.com di beberapa pangkalan resmi gas Elpiji 3 kilogram di Badung dan Denpasar pada Selasa (20/2/2024), pasokan dari agen ke pangkalan berjalan normal.

I Wayan Suparna, 37, pemilik pangkalan resmi gas Elpiji 3 kilogram di Banjar Kekeran, Desa Angantaka, Kecamatan Abiansemal, Badung menuturkan, suplai dari agennya berjalan seperti biasa.

"Suplai dari PT (agen) berjalan normal. Ya, memang sempat tidak ada pengiriman waktu Isra Mikraj, Imlek, pemilu. Baru mulai normal setelah pemilu kemarin," kata Suparna ketika ditemui di pangkalan miliknya pada Selasa siang.

Suparna juga tidak menampik, pelanggannya sempat kelimpungan mencari gas bersubsidi ini saat libur panjangan keagamaan dan pemilu (8-14 Februari) pada pekan lalu.

Pangkalan milik Suparna hanya menjual ke warga setempat meskipun sempat ada konsumen yang datang dari luar kota. Kata Suparna, ia berusaha memenuhi kebutuhan warga sekitar dahulu sebelum meladeni konsumen luar.

Suparna mengaku tetap menjual gas bersubsidi ini ke pelanggan setempat yang memiliki warung/toko maksimal dua tabung. Jelas dia, kebanyakan warung/toko tidak membeli dari pangkalan namun disuplai oleh subagen atau sales.

Sebab, warung/toko sebagai pengecer tidak bisa menyetok banyak tabung apabila membeli di pangkalan yang dibatasi prosedur administrasi KTP.

"Selama ini, soal suplai tidak begitu ada masalah, paling kalau ada libur panjang baru sedikit terganggu," imbuh Suparna.

Senada, Luh Ningsih, 38, pemilik pangkalan resmi di Jalan Raya Kutri (Angantaka-Singapadu Tengah), masih di Desa Angantaka, juga tidak ada kendala suplai. Bahkan, selama libur panjang lalu, ia hanya tidak mendapat kiriman pada Hari Raya Isra Mi'raj saja.

"Waktu Imlek sampai pemilu itu fakultatif, tetap ada kiriman, tapi stoknya di bawah dari biasanya," ungkap Ningsih ketika ditemui di pangkalannya pada Selasa siang.

Berbeda dengan Suparna yang normal dijatah 50 tabung gas Elpiji 3 kilogram, pangkalan Ningsih dijatah normal sebanyak satu truk bermuatan 560 tabung. Namun, sejumlah stok gas melon ini distribusikan lagi ke enam pangkalan lain di Desa Angantaka.

Tidak hanya di Badung, situasi yang sama juga diungkapkan oleh Fredy, 28, pekerja di pangkalan gas Elpiji 3 kilogram 'Putu Gas', Jalan Kenyeri Nomor 95, Kelurahan Tonja, Denpasar ketika dikunjungi NusaBali.com pada Selasa siang.

"Suplai lancar, normal. Ya, sempat libur sebentar waktu (libur nasional) lalu," kata Fredy singkat kepada NusaBali.com.

Sementara itu, Suparna dan Ningsih berharap, suplai gas bersubsidi jelang akhir bulan Februari ini dapat dinaikkan jumlahnya. Sebab, permintaan konsumen bakal meningkat seiring datangnya Hari Raya Galungan dan Kuningan.*rat

Komentar