nusabali

106 Cakep Lontar Dikonservasi di Puri Kilian Bangli

Lontar Terkait Sulinggih hingga Saya Tajen

  • www.nusabali.com-106-cakep-lontar-dikonservasi-di-puri-kilian-bangli

BANGLI, NusaBali - Hari kedua Bulan Bahasa Bali VI 2024 Provinsi Bali salah satunya diisi dengan kegiatan konservasi lontar.

Penyuluh Bahasa Bali Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, melaksanakan konservasi, identifikasi, dan digitalisasi lontar di Puri Kilian Puri Agung Bangli, Jumat (2/2). Adapun jumlah lontar yang berhasil dikonservasi sebanyak 106 cakep lontar. Lontar yang ada di Puri Kilian tersebut isinya beragam, seperti geguritan, kisah leluhur puri, memuat tentang kesulinggihan hingga tata cara sebagai saya tajen (juri sabung ayam).

Tokoh Puri Kilian Puri Agung Bangli, Anak Agung Bagus Krisna Adipta Wardana mengatakan selama ini lontar-lontar tersebut hanya disimpan tanpa dibaca. Pada saat Rahina Saraswati dihaturkan bhakti/banten. Setelahnya lontar akan disimpan kembali. "Pada generasi sebelumnya, saat Rahina Saraswati lontar ini tidak diupacarai tetapi diambil untuk dibaca dan diulas isinya. Memang saat ini tradisi tersebut tidak dijalankan," ungkapnya, Jumat (2/2).

Kini pihak puri ingin melestarikan keberadaan lontar, maka itu meminta bantuan Penyuluh Bahasa Bali untuk melakukan konservasi. Menurut Agung Krisna, ada 90 cakep lontar yang kondisi masih bagus. Namun ada pula lontar yang rusak hingga tidak terbaca. "Kami ingin menyelamatkan lontar ini, karena ini menjadi sumber pengetahuan dan juga informasi," ujarnya.

Lanjutnya, dari lontar yang telah dikonservasi, lontar memuat berbagai pengetahuan. Salah satunya terkait kesulinggihan. "Jika ditelaah, pada masa itu seseorang yang akan menjadi Sulinggih akan belajar dan dites di sini (di puri)," sambungnya. Sementara itu, Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Dinas Kebudayaan Provinsi Bali di Bangli, I Wayan Sudarsana mengatakan jika pihaknya sudah melakukan observasi sejak 30 Januari 2024 lalu. Kemudian dilanjutkan dengan konservasi dan identifikasi. Nantinya juga akan dilakukan digitalisasi, termasuk alih aksara dan alih bahasa.

Dalam kegiatan konsevasi kali ini, setidaknya melibatkan 40 orang tenaga penyuluh. "Untuk konservasi bisa selesai hari ini (kemarin). Namun untuk alih aksara dan alih bahasa diperlukan waktu cukup lama. Nantinya akan dipilih lontar yang akan dialih aksarakan dan alih bahasa sesuai permintaan dari Puri," jelasnya. Kata Sudarsana, untuk lontar yang ada di Puri Kilian sebagian besar kondisi masih bagus. Ada 90 cakep yang kondisi baik, ada 30 cakep yang kondisi tercecer. Dari 30 cakep yang tercecer itu, 16 cakep sudah diidentifikasi. 


Foto: Pelaksanaan konservasi lontar di Puri Kilian Puri Agung Bangli, Jumat (2/2). -IST

Beberapa isi lontar seperti geguritan kisah leluhur puri, babad, kekawin, sewalapatra atau surat untuk menghadap raja. "Cukup banyak juga terkait Puja Ida Pedanda/Sulinggih. Diyakini sebelum seseorang melaksana proses madiksa, tempat belajarnya di sini," kata Sudarsana didampingi penyuluh lainnya. Ada pula tata cara saya tajen (sabung ayam). Di beberapa lokasi yang pernah dilakukan konservasi lontar, beberapa kali ditemukan lontar terkait ayam-ayaman, tetapi baru di Puri Kilian ditemukan lontar terkait tata cara saya tajen.

Ditambahkan pula, di awal tahun ini dan bertepatan dengan Bulan Bahasa Bali 2024 dilakukan festival konservasi lontar milik masyarakat. Pelaksanaan nantinya menyasar di seluruh Kabupaten/Kota di Bali. Paling awal adalah di Kabupaten Bangli tepatnya di Puri Kilian. 7 esa, a

Komentar