nusabali

Mengganggu, APK Caleg Dibersihkan

8 Februari, Tradisi Perang Api di Desa Adat Duda

  • www.nusabali.com-mengganggu-apk-caleg-dibersihkan

Jangan sampai ada pihak mencari perhatian di saat atraksi Perang Api berlangsung. Ini kegiatan sakral. Acara ini jangan dicampuradukan dengan politik.

AMLAPURA, NusaBali
Desa Adat Duda, Kecamatan Selat, Karangasem, akan menggelar tradisi Perang Api di atas jembatan Sungai Sangsang, perbatasan Desa Duda - Desa Duda Timur, Desa Adat Duda, Kecamatan Selat, Karangasem, Wraspati Kliwon Warigadean, Kamis (8/2) nanti. Sehubungan masih tahapan kampanye Pemilu 2024, maka seluruh atribut parpol akan dibersihkan di areal itu.

‘’Ya, seluruh atribut parpol, APK (alat peraga kampanye) caleg, parpol, dan sejenisnya saya bersihkan. Tujuannya agar tidak mengganggu pandangan, apalagi akan diabadikan banyak fotografer," jelas Bendesa Adat Duda I Komang Sujana, di Banjar/Desa Adat Duda, Kecamatan Selat, Karangasem, Senin (29/1).

Kata dia, setaip jelang Pemilu, di perbatasan Desa Duda - Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, selalu jadi tempat pemasangan APK. Karena, lokasi ini strategis, ada dua tikungan dan jalan dua arah. "Nanti, dari pihak Yowana Desa Adat Duda yang menurunkan APK, setelah Perang Api selesai, silakan pemiliknya agar kembali memasang," tambahnya.

Sesuai tahapan Pemilu 2024, tahapan untuk masa kampanye 23 November 2023 - 10 Februari 2024, sedangkan Perang Api berlangsung, Kamis (8/2), jelang berakhir tahapan kampanye, dan masa tenang 11 - 13 Februari.


Ritual Perang Api, katanya, jauh lebih penting dari pada memajang APK. "Jangan sampai ada pihak mencari perhatian di saat atraksi Perang Api berlangsung. Ini kegiatan sakral. Acara ini jangan dicampuradukan dengan politik," pintanya.

Pinta Sujana, jika memiliki niat mendukung kelestarian kebudayaan di Desa Adat Duda, sedapat mungkin agar pemilik APK dengan kesadarannya sendiri menurunkan APK miliknya.

Pasek (Kelian) Desa Pitulikur Desa Adat Duda Ida Bagus Darma Wibawa Putra menambahkan Perang Api tetap berjalan. Tujuannya, untuk menyomiakan unsur bhuta kala sebelum menggelar Usaba Dalem atau Usaba Dodol, Kajeng Kliwon Kuningan, Sabtu (9/3).

Makna lain Perang Api yakni untuk memerangi musuh-musuh dalam diri (ripu), dengan cara berperang, di mana warga Desa Adat Duda terbagi dua kelompok, kelompok barat Desa Duda melawan kelompok  timur Desa Duda Timur. Berperang bersenjata senjata prakpak (daun nyiur kering) yang telah dibakar.

Parang Api akan melibatkan krama dari 27 banjar adat se-Desa Adat Duda, Abian Canang Kaja, Abian Canang Kelod, Alastunggal, Batu Gede, Darma Karya, Bencingah, Janglap, Juwuklegi, Kerta Sari, Ketket, Lila, Limo, Pegubugan, Pesangkan Duuran, Pesangkan Gede, Pesangkan Kangin, Pesangkan Kawan, Jangu, Swasta Karya, Taman Bali, Tegal Anyar, Tegal Let, Tengah, Wates Kaja, Wates Tengah, Wates Kangin, dan Yadnya Karya.

Perang Api itu, jelas Sujana, pertama kali dilaksanakan tahun 1963, kedua tahun 2017, ketiga tahun 2018, keempat tahun 2019 hingga tahun 2023. "Walau ada tahapan masa kampanye Pemilu 2024, Perang Api tetap akan berjalan," katanya.

Kata dia, tradisi ini secara niskala untuk memerangi musuh dalam diri yang menguasai bhuana alityakni tri mala (tiga kotoran jiwa), catur ma (empat kemabukan), panca wisaya (lima jenis racun), panca ma (madat, mabuk-mabukan, judi dan madon), sad ripu (enam musuh dalam diri), sad atatayi (enam pembunuh), sapta timira (tujuh kegelapan), asta duta (delapan pembunuh) dan sebagainya.7k16

Komentar