nusabali

Krama Banjar Batununggul Ngodakin 5 Sesuhunan di Puri Ubud

  • www.nusabali.com-krama-banjar-batununggul-ngodakin-5-sesuhunan-di-puri-ubud

SEMARAPURA, NusaBali - Setelah 28 tahun, krama Banjar Batununggul, Desa Adat Dalem Setra Batununggul, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, ngodakin 5 Sesuhunan. Masing-masing 1 barong, 3 rangda, dan 1 celuluk. Upacara ngodakin 5 Sesuhunan dilakukan sejak 3 bulan lalu.

Tapel Ida Sesuhunan disungsung menuju Merajan Agung Puri Ubud. Ida Sesuhunan kaodak di Puri Ubud sejak Sukra Kliwon Watugunung, Jumat (15/12/2023). Diawali dengan upacara nebes di Pura Batununggul disaksikan Panglingsir Puri Agung Klungkung Ida Dalem Smara Putra dan Tjok Gde Raka Sukawati dari Puri Agung Ubud, Gianyar. Ngodakin bagian lain dilakukan di Desa Adat Dalem Setra Batununggul.

Setelah selesai ngodakin, upacara melaspas alit di Merajan Agung Puri Ubud pada Radite Paing Gumbreg, Minggu (21/1). Keesokan harinya Ida Sesuhunan mawali (kembali) ke Desa Adat Dalem Setra Batununggul yang disungsung langsung oleh prajuru dan krama yang berjumlah sekitar 250 orang.


Ida Sesuhunan dibawa menggunakan truk dan menyeberang menggunakan Kapal Roro (roll on - roll off) Nusa Jaya Abadi dari Pelabuhan Padangbai, Karangasem menuju Pelabuhan Mentigi, Desa Batununggul, Nusa Penida, Senin (22/1). Hanya prajuru, pecalang, dan sejumlah krama yang ikut naik Kapal Roro. Ratusan krama lainnya menyeberang menggunakan speed boat (kapal cepat) dari Pelabuhan Tradisional di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung menuju Nusa Penida.

Bendesa Adat Dalem Setra Batununggul, I Dewa Ketut Anom Astika, mengatakan setelah Ida Sesuhunan mawali digelar upacara melaspas dan pasupati di Pura Dalem Desa Adat Dalem Setra Batununggul pada Buda Kliwon Gumbreg dan ngerehang di setra, Rabu (24/1) malam. Dipuput oleh Ida Pedanda Gede Batuaji dari Geria Batuaji, Desa Akah, Kecamatan Klungkung.

Rahina Wraspati Umanis Gumbreg, Kamis (25/1) dilanjutkan melasti dan ngadegang Ida Sesuhunan di perempatan (Catuspata) Batununggul. Setelah Ida Bhatara nyejer selama 3 hari, dilanjutkan napak pertiwi pada Redite Wage Wariga, Minggu (28/1) malam sekitar pukul 21.00 WITA.


Sehari setelah Ida Sesuhunan napak pertiwi dilanjutkan maajar-ajar ke Pura Batu Medau, Pura Bias Muntig, Pura Penataran Ped, dan nyineb serta dilinggihkan di Pura Batununggul, Desa Adat Dalem Setra Batununggul, Soma Kliwon Wariga, Senin (28/1). "Kami sangat terharu dari sekian proses ngodakin yang paling terbesar sepanjang 28 tahun terakhir sejak tahun 1996. Krama sangat antusias dan semangat dalam melaksanakan upacara ini,” ujar Dewa Anom.

Ida Pedanda Gede Batuaji mengatakan, pelawatan barong dan rangda merupakan simbol jagat atau bumi. Sehingga pelawatan tersebut yang dijadikan sungsungan krama wajib dipelaspas dan pasupati. Memohon restu dan kekuatan magis ‘taksu’ dari Ida Bhatara Siwa. “Barong dan rangda merupakan simbol Rwa Bhineda konsep dualitas yang akan menjadi keseimbangan dan keharmonisan jagat dan masyarakat," kata Ida Pedanda Gede Batuaji. 7 wan

Komentar