nusabali

KPU Gianyar Gelar ‘Pemilu’

Perlu 2,5 Jam Hitung Suara Calon DPR, 1 Jam untuk Pilpres

  • www.nusabali.com-kpu-gianyar-gelar-pemilu

Hasil dari simulasi akan dijadikan acuan dalam pemungutan suara sesungguhnya pada 14 Februari 2024 mendatang

GIANYAR, NusaBali
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Gianyar menggelar ‘Pemilu’ alias simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024 di Wantilan Pura Samuan Tiga Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Selasa (23/1). KPU perlu waktu 1 jam menghitung suara Pilpres dan calon DPD, sementara untuk menghitung suara caleg DPR RI/DPRD perlu waktu 2,5 jam.

Dalam simulasi kemarin, KPU menghadirkan 213 pemilih atau masyarakat yang tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) di TPS (Tempat Pemungutan Suara) 18 Banjar Taman, Desa Bedulu. Simulasi terlihat layaknya pemilu sesungguhnya. Waktu pencoblosan, hingga penghitungan surat suara berproses secara riil. 

Anggota KPU Gianyar/ Divisi Teknis Penyelenggaraan, Ni Made Suniari Siartikawati menjelaskan, bahwa hasil dari simulasi akan dijadikan acuan dalam pemungutan suara sesungguhnya pada 14 Februari 2024 mendatang. “Simulasi ini akan kita jadikan acuan untuk pemungutan dan penghitungan nantinya. Berapa limit waktu yang diperlukan untuk pencoblosan dan limit waktu untuk penghitungan. Setelah simulasi ini, kita akan lakukan evaluasi untuk perbaikan,” jelas Suniari. 

Dari simulasi sebelumnya (Pemilu 2019,red), pemilihan memerlukan waktu paling cepat 3 menit dan paling lama 5 menit per orang. Sementara untuk penghitungan suara Pilpres dan DPD memerlukan waktu sekitar 1 jam sedangkan untuk DPR/DPRD perlu waktu sekitar 2,5 jam.

Sementara Ketua KPU Gianyar I Wayan Mura mengatakan, simulasi ini merupakan kondisi riil yang nantinya terjadi pada pemungutan dan penghitungan suara pada 14 Februari 2024 nanti. “Karena itu, semua pemilih didatangkan untuk simulasi, termasuk petugas TPS,” ujar Mura.


Mura menjelaskan, tujuan dari simulasi ini selain untuk mensosialisasikan proses Pemilu 2024, pihaknya juga ingin mencari tahu persoalan yang selama ini terjadi. Setelah itu dicarikan solusi untuk direkomendasikan ke KPU RI. “Kita melakukan ini untuk memetakan potensi permasalahan, baik dari segi waktu maupun dari segi proses penghitungan di akhir kegiatan. Ini kita petakan untuk mendapatkan solusi,” tegasnya.

Mura mengungkapkan, pada Pemilu 2019 lalu beban Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) sangat tinggi. Sekarang diharapkan akan dimudahkan dengan penggunaan berbagai teknologi. “Di 2019 banyak beban kerja KPPS. Ini menjadi momok dalam rangka perekrutan KPPS. Dulu petugas menyalin hasil perolehan suara sejumlah partai politik, sekarang boleh difotokopi. Kemudahan ini kita petakan, dan nanti kita rekomendasikan ke KPU RI,” ujar Mura.

Dalam simulasi kemarin, kata Mura, KPU telah melakukan evaluasi pada berbagai proses. “Sejauh ini kita lihat banyak evaluasi, khususnya dari unsur penyelenggara. Mereka harus terorganisir di TPS. Sebelum mulai sudah kita petakan masing-masing tugas pokok dan fungsinya,” ujar Mura. 

Mura juga menekankan secara normatif mungkin dalam simulasi bisa berjalan dengan baik. Tetapi tidak menutup kemungkinan di hari pemungutan  nanti banyak hal yang bisa terjadi di luar dugaan.

Sementara, Sekda Gianyar, Dewa Gede Alit Mudiarta mengatakan bahwa simulasi pemungutan dan penghitungan perolehan suara di TPS merupakan bentuk komitmen jajaran KPU dalam menyukseskan Pemilu 2024. “Mari kita jadikan simulasi ini sebagai pelajaran bersama untuk menjadi modal besar bagi kita pada pelaksanaan pemilu nanti,” ujar Dewa Alit.

 Sekda Dewa Alit berharap, peran serta dan dukungan aktif dari semua pihak nantinya akan turut menjadi penentu kesuksesan pada saat pemilu di Kabupaten Gianyar. “Semoga simulasi ini menjadi tahap persiapan yang mantap bagi stakeholder Kabupaten Gianyar guna menyelenggarakan Pemilu Tahun 2024 secara kondusif, aman, damai, dan demokratis,” tegas Dewa Alit. nvi

Komentar