nusabali

Narasi Pemakzulan dan Pemilu Curang Bahayakan Negara

  • www.nusabali.com-narasi-pemakzulan-dan-pemilu-curang-bahayakan-negara

JAKARTA, NusaBali - Sekjen Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Mahfuz Sidik menegaskan, bahwa narasi pemakzulan dan Pemilu curang yang dikembangkan oleh pasangan calon (paslon) tertentu sangat membahayakan negara. Sebab, dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Apalagi, ketika urusan politik kepemilihan dikembangkan sedemikian rupa dalam situasi sekarang, bisa berakibat fatal dan akan memperluas hotspot peristiwa politik baru di dunia.

“Ketika sekarang dikembangkan narasi hati-hati kecurangan Pemilu, kemudian upaya pemakzulan Presiden Jokowi (Joko Widodo), kita harus mawas betul. Sebab, narasi ini justru membahayakan kita sebagai negara dan bangsa. Dalam konteks kepentingan nasional, dua narasi ini berbahaya, karena kita ini hidup di tengah situasi global sekarang,” kata Mahfuz Sidik, Kamis (18/1).

Menurut Mahfuz, dua narasi ini sengaja dikembangkan oleh paslon 1 dan 3 untuk memainkan emosi masyarakat adalah sebagai bentuk kepanikan. Lantaran mereka tidak mungkin bisa mengalahkan pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

“Ada indikasi paslon nomor 1 dan 3 bersatu dengan mengembangkan dua narasi ini, kecurangan Pemilu dan pemakzulan. Itu dituntun oleh kepanikan mereka, apakah bisa mengalahkan pasangan nomor 2 atau tidak, sehingga ingin memainkan emosi masyarakat,” jelas mantan Ketua Komisi I DPR RI ini.

Padahal upaya tersebut, lanjut Mahfuz, justru akan memunculkan simpati balik ke paslon nomor 2. Kemudian, tidak akan mempengaruhi opini publik seperti pasca debat calon presiden (capres) ketiga beberapa waktu lalu.

“Pada debat capres ada pandangan performa Prabowo kalah dari paslon lain. Tapi di arus bawah, ada arus lain, ada perpektif lain yang membuat arus balik, dukungan ke Prabowo semakin besar. Kita berharap paslon lain tidak bikin blunder lagi,” katanya.

Sementara Peneliti Senior Indikator Politik Indonesia, Kennedy Muslim mengatakan, elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran dalam sisa satu bulan ini, tidak akan bisa digoyang oleh paslon lain, pasca debat ketiga. Debat selanjutnya juga tidak akan berpengaruh signifikan pada elektalitas ketiga paslon. Kalau pun ada hanya sekitar 3 persen saja, jika tidak ada 'blunder' baru yang bisa mengubah peta perpolitikan jelang pencoblosan pada 14 Pebruari mendatang.

“Kalau isu pemakzulan, justru akan memunculkan kontra produktif dan arus balik dukungan ke Prabowo seperti ketika ada penolakan Gibran jadi cawapres berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi. Di bawah kita temukan data berbeda, mereka justru mendukung Prabowo. Bahkan dukungan generasi milenial dan gen Z ke Prabowo juga besar, karena mereka tidak suka capres yang suka membully," jelas Kennedy.k22

Komentar