nusabali

Perbekel Apuan dan Adat Klarifikasi

Dugaan Pemalakan di Obyek Air Terjun Tibumana

  • www.nusabali.com-perbekel-apuan-dan-adat-klarifikasi

Air Terjun Tibumana merupakan objek wisata yang dikelola oleh Desa Dinas melalui BUMDes, bekerja sama dengan Desa Adat.

BANGLI, NusaBali
Dugaan pemalakan terjadi di kawasan obyek wisata Air Terjun Tibumana, Desa Apuan, Kecamatan Susut, Bangli. Dugaan tersebut ramai menjadi perbincangan di masyarakat.

Salah satu akun di media sosial membagikan pengalaman yang merasa akan dipalak saat mengambil foto di jalan akses Obyek Wisata Air Terjun Tibumana. Terkait kondisi tersebut, pihak desa dinas maupun desa adat langsung turun tangan.

Melalui keterangan di akun instagramnya, seorang wisatawan mengaku tiba di jalan menuju objek wisata Air Terjun Tibumana dan hendak mengambil foto di jalan, yang menurutnya indah. Namun tak berselang lama, dia didatangi seorang pria yang meminta uang Rp 200.000.

Perbekel Desa Apuan I Wayan Sunarta memberikan klarifikasi. Dia menjelaskan, Air Terjun Tibumana merupakan objek wisata yang dikelola oleh Desa Dinas melalui BUMDes, bekerja sama dengan Desa Adat. Kawasan destinasi Tibumana dimulai dari spot photo yang bernama Adila's Spot, sampai ke titik poinnya di air terjun Tibumana. Biasanya para wisatawan yang datang melakukan kegiatan dari spot photo tersebut. Kegiatan biasanya ada yg berupa photo shoot, photo wedding, wedding, shooting film/iklan, dan sebagainya.

Saat ada kegiatan berupa pengambilan foto/video, lanjut Sunarta, biasanya petugas loket akan mendatangi ke lokasi untuk memastikan. Sebab pengambilan foto/video di lokasi tersebut dikenai biaya.

Seperti photo shoot Rp 200.000, prewedding Rp 300.000, wedding Rp 1 juta, dan shooting Rp 5 juta. Sunarta mengatakan, salah satu kegiatan shooting yang pernah dilakukan di lokasi ini adalah video Wonderful Indonesia, dengan budget Rp 5 juta. Pembayaran tersebut bersifat legal karena Air Terjun Tibumana dikelola oleh BUMDes. Kemudian pembayaran dari tamu yang melakukan kegiatan di Adila's Spot harus disertai kwitansi.

"Sedangkan jika sekadar foto-foto dengan handphone, bisa lewat tiket masuk. Karena mereka juga membantu mengenalkan objek wisata kami. Tiket masuknya untuk wisatawan mancanegara Rp 20.000 per orang. Wisatawan lokal Rp 15.000," ungkapnya, Selasa (9/1).

Pasca ramai persoalan tersebut di media sosial, Wayan Sunarta, bersama pihak ada dan didampingi pihak kepolisian melakukan pertemuan dengan wisatawan tersebut. Intinya pertemuan tersebut untuk meluruskan masalah yang terjadi. Dikatakan, pria yang meminta uang Rp 200.000 itu bukan oknum, melainkan memang petugas di lokasi objek wisata.

"Yang bersangkutan menyodorkan tarif terkait kegiatan photoshoot di lokasi itu. Hanya saja memang ada kesalahpahaman. Sehingga pengunjung merasa tersinggung. Tapi sudah kami luruskan, bahwa apa yang diperbuat oleh petugas disana bukan untuk pemalakan ataupun pemerasan," jelasnya.

Pembayaran Rp 200.000 berlaku untuk pengunjung yang melakukan kegiatan photoshoot di Adila's Spot. Namun ketika itu pengunjung tersebut mengambil gambar untuk keperluan konten tanpa dilengkapi dengan alat-alat profesional.

"Kalau yang profesional jumlah kru-nya pasti lebih dari dua orang. Sedangkan pengunjung yang membuat konten itu hanya dua orang. Kemudian dari petugas disamakan perlakuannya, alhasil ada sedikit kesalahpahaman disini oleh petugas kami terhadap pengunjung tersebut," terangnya.

Lebih lanjut, dalam pertemuan tersebut kedua belah pihak sudah sepakat berdamai. Diakui jika pihaknya juga mengundang wisatawan tersebut untuk kembali datang ke Air Terjun Tibumana untuk melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.

Wayan Sunarta mengakui masih ada kekurangan informasi di sekitar Adila's Spot, sehingga timbul kesalahpahaman dari pengunjung. "Apa yang menjadi kekurangan, ini menjadi bahan evaluasi kami. Sehingga kedepannya tidak muncul hal-hal seperti ini lagi. Tentu kedepannya akan kami tambahkan informasi kegiatan di sekitar Adila's Spot beserta biayanya," kata Wayan Sunarta.

Pihaknya juga akan memperjelas kegiatan photoshoot yang masuk di pembiayaan Rp 200.000 agar setiap petugas bisa membedakan. "Itu yang belum jelas. Sehingga petugas setiap melihat tamu yang mau foto, disodorkan harga tersebut," bebernya.

Wayan Sunarta menambahkan, pihaknya juga akan melakukan pembinaan kepada setiap petugas.7esa

Komentar