nusabali

Diisi Lomba Permainan Olahraga hingga Workshop Membatik

Peringatan Hari Anak Sedunia di Desa Tampaksiring

  • www.nusabali.com-diisi-lomba-permainan-olahraga-hingga-workshop-membatik
  • www.nusabali.com-diisi-lomba-permainan-olahraga-hingga-workshop-membatik

GIANYAR, NusaBali - Sebanyak 79 anak dan remaja se-Desa Blahbatuh dan Desa Tampaksiring menyambut suka cita peringatan Hari Anak Sedunia di aantilan Pura Dalem Agung, Desa/Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Minggu (19/11). Sejak pukul 07.00 WITA hingga malam, mereka mengikuti ragam rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh Yayasan Alit Indonesia.

Di antaranya lomba permainan olahraga anak (POA) dan cerdas cermat perlindungan anak. Sementara kegiatan untuk remaja yakni workshop membatik, menenun, membuat jamu, cooking class es daluman, menulis di daun lontar, dan pentas tari. 

Acara utama diisi dengan pertunjukan seni operet bertajuk Dewa Dewi Ramadaya. Sebuah operet yang menceritakan fakta-fakta yang dialami anak-anak di beberapa desa di Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Timur. Ketua Yayasan Alit, Yuliati Umrah mengajak seluruh lapisan masyarakat terlibat aktif dalam kegiatan peringatan Hari Anak Sedunia. Acara ini diharapkan dapat mendorong kesadaran dan kepedulian bersama serta bersinergi dalam melindungi anak-anak demi mewujudkan dunia yang lebih baik

Yuliati menjelaskan, Majelis Umum PBB meresmikan tanggal 20 November sebagai Hari Anak Sedunia yang seiring dengan ratifikasi Konvensi Hak-hak Anak oleh seluruh negara yang hadir dalam forum tersebut sebagai respons terhadap situasi yang mengkhawatirkan ini. Hari Anak Sedunia menjadi momentum penting untuk merefleksikan peran dan tanggung jawab terhadap generasi masa depan. Peringatan ini juga menandai komitmen global dalam melindungi hak-hak anak. “Anak-anak menjadi kelompok rentan yang mudah terenggut hak-haknya,” kata Yuliati. 

Yayasan Alit Indonesia sebagai organisasi nasional yang memiliki visi kesetaraan bagi seluruh anak (Equality for All Children), bergerak aktif dan berkontribusi dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan yang melibatkan publik luas setiap bulan November. Upaya ini tidak hanya untuk mengenang sejarah perjuangan kemerdekaan, tetapi juga sebagai bentuk komitmen melindungi dan memajukan hak-hak anak sebagai bagian integral dari hak asasi manusia. 

Ketua panitia, Ni Kadek Bumi Krismentari menambahkan, sebanyak 79 anak dan remaja ini berasal dari desa wisata agro, desa wisata industri ramah anak, dan berbudaya (Dewa Dewi Ramadaya) di Bali yakni Desa Blahbatuh dan Desa Tampaksiring. Turut terlibat sejumlah remaja dari Dewa Dewi Ramadaya seluruh Indonesia. Dibuka 8 stand program Yayasan Alit terkait perlindungan anak, minat bakat, permakultur, dan potensi produk desa. Acara ini dihadiri Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Gianyar I Wayan Sadra, OPD terkait, Kapolsek Tampaksiring, Camat Tampaksiring, dan mitra yayasan.

Salah satu remaja, Mohammad Rifki Hermawan asal Jember, Jawa Timur mengaku bangga bisa bertemu dengan saudara sebangsa memperingati Hari Anak Sedunia di Bali. “Kami anak Indonesia memiliki harapan yang besar dengan bergandengan tangan wujudkan bangsa Indonesia yang adil sejahtera dan makmur,” ujarnya. Rifki mengungkapkan, sekian tahun lalu menjamur janda muda di bawah umur di desanya. “Fenomena ini terjadi karena banyak pernikahan dini, lahir anak stunting, perceraian dini. Hari ini saya sebagai saksi hidup, melihat fenomena ini sudah turun drastis. Banyak pihak yang sudah berperan termasuk Alit Indonesia,” ujarnya. 7 nvi

Komentar