nusabali

Dinkes Bali Fokus Cegah Cacar Monyet di Komunitas Biseksual

  • www.nusabali.com-dinkes-bali-fokus-cegah-cacar-monyet-di-komunitas-biseksual

DENPASAR, NusaBali.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali fokus mencegah penyebaran virus cacar monyet atau monkeypox di komunitas biseksual di Pulau Dewata. Hal ini mengingat rata-rata kasus di Indonesia terjadi pada orang dengan HIV dan orientasi biseksual.

Kepala Dinkes Bali I Nyoman Gede Anom, Senin (13/11/2023),  mengatakan pihaknya telah melakukan sosialisasi dan komunikasi dengan komunitas biseksual di Bali. Ia meminta agar mereka segera melapor ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala cacar monyet.

"Hingga saat ini belum ada laporan kasus cacar monyet di Bali, namun kami tetap waspada dan melakukan antisipasi," kata Anom.

Menurut data Dinkes Bali, jumlah populasi yang memiliki orientasi biseksual lelaki seks lelaki (LSL) di Bali sebanyak 4.868 orang. Dari jumlah tersebut, 240 orang di antaranya positif HIV.

"Seluruh unit fasilitas pelayanan kesehatan di Bali sudah mendapat sosialisasi penanganan monkeypox sehingga siap melakukan penanganan apabila ada kasus," ujar Anom.

Ia menjelaskan, penularan cacar monyet dapat terjadi melalui kontak langsung dengan hewan atau manusia yang terinfeksi, atau melalui benda yang terkontaminasi oleh virus tersebut.

Masa inkubasi cacar monyet cukup panjang, yaitu 3-21 hari. Gejala yang muncul antara lain demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), dan ruam kulit.

Anom mengimbau masyarakat umum untuk menghindari kontak langsung atau provokasi hewan penular cacar monyet yang diduga terinfeksi, seperti hewan pengerat, marsupial, primata non-manusia baik mati atau hidup. Selain itu, hindari mengonsumsi atau menangani daging yang diburu dari hewan liar (bush meat), membiasakan konsumsi daging yang sudah dimasak dengan benar, dan menggunakan APD lengkap saat menangani hewan terinfeksi.

"Pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit agar segera memeriksakan dirinya jika mengalami gejala dan menginformasikan riwayat perjalanannya," ujar Anom. 

Cacar monyet merupakan emerging zoonosis yang disebabkan oleh virus MPXV, pertama kali ditemukan tahun 1958 di Denmark ketika ada dua kasus seperti cacar pada koloni kera yang dipelihara untuk penelitian.

Sebelumnya di Jakarta, Sabtu (11/11/2023) Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa sejauh ini sudah ada 42 kasus cacar monyet di Tanah Air, di mana yang terjangkit tersebar di DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. *ant

Komentar