nusabali

Perpadi Minta Penyalurannya Tepat Sasaran

Mau Tambah Impor Beras 1,5 Juta Ton

  • www.nusabali.com-perpadi-minta-penyalurannya-tepat-sasaran

JAKARTA, NusaBali - Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) merespon soal rencana tambahan impor beras sebanyak 1,5 juta ton guna menambah stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Perum Bulog dan stabilisasi harga.

Ketua Umum Perpadi, Sutarto Ali Muso mengungkapkan, rencana tersebut sah-sah saja jika tujuannya untuk pemenuhan CBP. Namun demikian, jika tujuannya untuk menstabilkan harga maka yang paling utama adalah mengisi pasar dengan beras.

"Impor itu sebenarnya yang lebih penting pasar yang harus diisi. Kalau pasar itu diisi tepat waktu, tepat sasaran, itu akan mampu setidaknya menahan harga," ujar Sutarto kepada media saat ditemui di Jakarta, seperti dilansir kompas.com, Rabu (1/11).

Sutarto mengungkapkan, saat ini di lapangan, penggilingan padi masih tertekan lantaran tidak memiliki gabah untuk digiling. Penyebabnya adalah karena stok gabah di Indonesia kosong akibat dari kemarau panjang El Nino.

Imbasnya, karena permintaan tinggi sementara stok tidak ada, harga gabah kering saat ini tinggi jauh di atas Rp 7.000-an per kilogram. Hal ini pun membuat harga beras di tingkat konsumen juga ikut tinggi.

"Harga gabah masih di atas Rp 7.000 masih tetap tinggi. Beras pecah kulit bisa Rp 11.000, premium juga masih jauh di atas Rp 13.900," ungkapnya.

Perpadi sendiri  mengusulkan Harga Acuan Pembelian (HAP) gabah dinaikkan dari Rp5.000 per kg menjadi Rp6.500 per kg karena adanya kenaikan biaya produksi pertanian.

“Kalau (sekarang) Rp7.000 lebih terus sekarang disuruh turun jadi Rp5.000, saya kira tidak mungkin. Saya pesimis. Mungkin idealnya sekitar Rp6.000, petani mungkin masih menikmati untung dan HET (Harga Eceran Tertinggi) beras ya tinggal kita sesuaikan,” kata Sutarto Alimoeso dikutip dari Antara.

Jika harga gabah naik, lanjutnya, otomatis HET beras medium juga harus dinaikkan dari yang kini Rp10.900 per kg menjadi sekitar Rp11.500-Rp12.000 per kg. Sedangkan untuk beras premium masih bisa dipertahankan untuk tetap berada di angka Rp13.900 per kg.

“Harus dikoreksi juga, HET medium itu terlalu jauh dengan premium. Seperti sekarang, tidak ada yang mau memenuhi premium. Jadi orang yang menghasilkan premium jualnya pasti di atas HET,” ucapnya.

Sebelumnya, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengungkapkan, Perum Bulog akan mengimpor beras sebesar 1,5 juta ton asal Vietnam dan Thailand.

Suyamto bilang pihaknya pun sudah mendapatkan arahan langsung dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk melakukan pengadaan impor itu.

"Segera kami realisasikan, estimasi mulai masuk akhir Oktober 2023," ujar Suyamto saat dihubungi Kompas.com, Senin (9/10) lalu. 7

Komentar