nusabali

Hasto: Gibran Sudah Pamit ke Puan Maharani

  • www.nusabali.com-hasto-gibran-sudah-pamit-ke-puan-maharani

JAKARTA, NusaBali - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto membenarkan bahwa putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, sudah berpamitan kepada Ketua DPP PDIP Puan Maharani.

"Jadi, sudah pamit. Kalau sudah pamit itu kan sudah gamblang, sudah sangat jelas sekali," kata Hasto di Jakarta, Jumat (27/10).

Hal ini disampaikan Hasto ketika ditanya soal status Gibran di PDIP apakah sudah mengundurkan diri atau diberhentikan partai setelah menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto. Gibran saat ini berstatus sebagai bakal cawapres pendamping Prabowo Subianto dan pasangan yang diusung Koalisi Indonesia Maju itu sudah resmi mendaftar ke KPU RI pada Rabu (25/10) lalu. Hasto menjelaskan bahwa status Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP milik Gibran akan diurus oleh Ketua DPC PDIP Surakarta FX Hadi Rudyatmo. Ia menuturkan Gibran rencananya akan menemui Rudy untuk penyelesaian KTA PDI Perjuangan tersebut.

"Maka ini sekarang Pak Rudy Surakarta kemarin sudah melaporkan kepada Ibu Ketua Umum (Megawati Soekarnoputri) karena Mas Gibran dulu diberikan KTA melalui DPC Surakarta dan kemudian Mas Gibran kan sudah pamit kepada Mbak Puan," ujarnya. Hasto pun menyinggung soal warna merah dan kuning yang berkaitan dengan Gibran. "Bentar, kalau tidak tegas, warna merah dan kuning sama tidak?" tanya Hasto.

Terpisah Walikota Surakarta (Solo), Gibran Rakabuming Raka menyebut pernyataan Ketua DPP PDIP Puan Maharani sudah jelas terkait keanggotaannya di PDIP. "Statement mbak Puan juga sudah jelas, tidak perlu saya ulang-ulang lagi," katanya di Solo, Jawa Tengah, Jumat kemarin. Menurut dia, pertemuan dengan Puan dan Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 Arsjad Rasjid sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu.

"Kan udah saya beritahu berkali-kali dari minggu lalu, ada Pak Arsjad juga, sudah jelas. Beliau beliau memahami, dan itu saja cukup," katanya. Ia mengatakan hal itu menyikapi Ketua PDIP Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo yang menyarankan Gibran agar segera mengembalikan kartu tanda anggota (KTA) PDIP dan undur diri dengan cara santun.

Mengenai hal itu, ia mengaku akan segera menemui FX Rudy. "Oo..begitu ya. Ya nanti saya temui Pak Rudy ya," katanya. Selanjutnya, terkait dengan pernyataan Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun yang mengatakan bahwa secara de facto status Gibran Rakabuming Raka di PDIP sudah berakhir, Gibran mengakui pernyataan tersebut. "Ya itu kalau Pak Komar sudah ber-statement seperti itu ya udah. Saya ngikut aja kalau Pak Komarudin sudah ber-statement seperti itu," katanya.  

Sementara itu, hari ini merupakan hari pertama Gibran kembali berkantor usai cuti dua hari untuk melakukan agenda deklarasi capres-cawapres, pendaftaran ke KPU, serta tes kesehatan di Jakarta. "Ini baru mendarat. (Cuti habis, Red.) Makanya hari ini harus masuk kantor," katanya. Sebelumnya, pada Kamis (26/10), Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kehormatan Komarudin Watubun menyatakan bahwa status keanggotaan putra sulung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, di partainya sudah berakhir.

"Secara de facto, keanggotaan Gibran di PDI Perjuangan telah berakhir setelah pendaftarannya secara resmi menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM)," kata Komarudin dalam keterangannya di Jakarta. Menurut Komar, hal ini terjadi karena Gibran secara resmi mendaftarkan diri sebagai bakal cawapres pendamping Prabowo Subianto ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada Rabu (25/10). Padahal, PDIP bersama kerja sama partai politik lainnya, yakni PPP, Perindo dan Hanura telah mendaftarkan Ganjar Pranowo dan Mahfud Md sebagai pasangan bakal capres-cawapres pada Pemilu 2024.

Meski begitu, ia mengimbau semua pihak agar bersikap santai dan tidak heboh terkait pencawapresan Gibran. Menurutnya, tingkat penasaran terhadap sikap Gibran tidam hanya dirasakan oleh wartawan, melainkan kader PDI Perjuangan di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, Komar menilai Gibran sudah tidak tegak lurus dengan instruksi partai mengenai larangan bermain dua kaki sebab Wali Kota Surakarta itu menjadi bakal cawapres dari KIM dan itu tidak sesuai dengan instruksi Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. 7 ant

Komentar