nusabali

Tukang Kebun yang Sukses Produksi Tas Sosialita

  • www.nusabali.com-tukang-kebun-yang-sukses-produksi-tas-sosialita

Siapa sangka seorang tukang kebun sebuah hotel di Kuta berubah nasib menjadi eksportir tas yang menembus Negeri Sakura? Ya, Sunny Kamengmau sudah melakukannya!

Semangati Warga NTT Menjadi WIrausaha

KELUWESAN bergaul membuat Sunny berkenalan dan berteman dengan seorang bos konfeksi asal Jepang, Nobuyuki Kakizaki. Pemilik perusahaan Real Point Inc. ini kemudian mengajaknya berbisnis tas kulit buatan tangan. “Orang Jepang itu sangat menyukai produk handmade, itu sebabnya tas Robita sangat disukai di sana,” kata Sunny.

Tapi lantaran tak punya pengalaman membikin tas, perlu waktu lama bagi Sunny untuk menghasilkan tas yang memuaskan Kakizaki dan rekanannya di Jepang. Dia mulai dengan satu orang staf yang bertindak sebagai penjahit dan pembuat tas. 

Awalnya produk mereka dinilai kurang berkualitas. Malah untuk menghasilkan satu sampel saja butuh waktu sampai enam bulan. Responsnya pun negatif. Begitu beberapa kali, sampai si penjahit merasa bosan dan hendak keluar. “Tapi saya bujuk dia, saya beri rokok dan ajak makan,” kata Sunny, seraya tertawa. Dia mengakui, pengalamannya membuat tas memang nihil. Semuanya coba-coba.

Tapi Sunny bilang tekadnya sudah bulat, sehingga dia tak mau mundur meski berkali-kali gagal. Dia juga memuji kesabaran dan kepercayaan Kakizaki di Jepang. Akhirnya, lambat laun situasi membaik. Tas yang mereka bikin dinilai memuaskan.
Pesanan pun datang meski awalnya masih sedikit. Keberhasilan memang tak datang secepat mata berkedip. Sampai 2003, Sunny baru bisa merekrut 15 karyawan. Produksi mereka terbatas antara 100-200 tas per bulan.

Tapi dua tahun kemudian, situasi semakin membaik. Pesanan mulai bertambah sehingga Sunny pun menambah kekuatan di lini produksi secara bertahap. Kini Sunny sudah memiliki 100 karyawan, tidak termasuk rekanan pengepul kulitnya.
Puncak produksi Sunny dan anak buahnya terjadi sejak 2006, sampai sekarang. Mereka mampu memproduksi dan mengirimkan lebih dari 5.000 tas per bulan, yang terdiri dari 20-30 model. “Total kami sudah memproduksi 700 ribu tas sejak 2000,” kata Sunny.

Tas Robita bukanlah tas pasaran. Di Jepang, harga tas ini terentang antara Rp 2 juta sampai Rp 4 juta. Kalau melihat website-nya, ada dua model tas Robita yang dipasarkan, yaitu Robita dan Robita Warna. 

Yang jelas, bisnis ini telah membuatnya menjadi seorang jutawan muda sekaligus dermawan. Keluarga besarnya diboyong dari Kupang, Nusa Tenggara Timur, dan dibelikan rumah di Bali. Di tanah kelahirannya, Sunny juga kerap melakukan aksi sosial. Dia bilang, itu adalah bentuk pertanggungjawaban sosialnya.

“Saya akan merasa hidup saya ini sia-sia kalau tidak bisa berbuat sesuatu untuk orang banyak,” kata Sunny. Dia juga getol menyemangati warga NTT untuk menjadi wirausahawan meski putus sekolah. Tapi dia juga menekankan bahwa pendidikan itu pun penting, jangan sampai putus sekolah seperti dirinya.

Untuk menopang bisnisnya, Sunny telah membangun empat pabrik pembuatan tas. Sebanyak tiga pabrik didirikan di Bali dan satu pabrik berdiri di Jogjakarta, salah satu daerah penghasil kulit sapi dan kambing—bahan utama tas-tas Robita.

Yang jelas, bisnis ini telah membuatnya menjadi seorang jutawan muda sekaligus dermawan. Keluarga besarnya diboyong dari Kupang, Nusa Tenggara Timur, dan dibelikan rumah di Bali. Di tanah kelahirannya, Sunny juga kerap melakukan aksi sosial. Dia bilang, itu adalah bentuk pertanggungjawaban sosialnya.

“Saya akan merasa hidup saya ini sia-sia kalau tidak bisa berbuat sesuatu untuk orang banyak,” kata Sunny. Dia juga getol menyemangati warga NTT untuk menjadi wirausahawan meski putus sekolah. Tapi dia juga menekankan bahwa pendidikan itu pun penting, jangan sampai putus sekolah seperti dirinya.7

Komentar