nusabali

Cuaca Ekstrem, Aktivitas Desa Wisata tak Terpengaruh

  • www.nusabali.com-cuaca-ekstrem-aktivitas-desa-wisata-tak-terpengaruh

DENPASAR, NusaBali - Cuaca ekstrem, yakni temperatur cukup tinggi pada siang hari, tidak mempengaruhi aktivitas kepariwisataan di desa wisata.

Wisatawan yang berkunjung ke desa wisata, tetap menikmati daya tarik maupun atraksi sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Hanya saja jumlah kunjungan berkurang. Penyebabnya, karena mulai September lalu, Bali memasuki masa atau low season.

I Wayan Malendra, seorang penggiat  ‘desa wisata’ Bali mengatakan Minggu (22/10), “Kalau di lapangan, tidak ada pengaruh kami lihat (dampak cuaca ekstrem),” ujarnya.

Dia mencontohkan di Desa Bakas, salah satu desa wisata di Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung. Wisatawan yang datang, dalam hal ini wisatawan manca negara, tetap bisa menikmati  atraksi atau daya tarik wisata, sebagaimana yang mereka minta.

Ada yang treking, adventure seperti rafting, belajar memasak atau cooking class, menikmati alam pedesaaan atau pertanian dan atraksi yang lain. “Memang cuaca agak gerah, tetapi giat desa wisata masih normal,” terangnya. Misalnya, tak sampai wisatawan lebih memilih daya tarik wisata tirta dibandingkan yang lain. “ Tetap masih normal,” ujarnya.

Namun demikian, keramaian yang berkurang. Hal itu karena kunjungan wisatawan, dalam konteks wisman Eropa menurun. Menurunnya kunjungan  wisatawan  karena musim liburan di Eropa sudah berakhir.

Sebelumnya kunjungan wisman ke Bali meningkat mulai Mei sampai dengan Agustus yang merupakan puncak keramaian. Setelah September memasuki masa low season atau wisatawan berkurang.

“Memang siklusnya setiap tahun demikian,” lanjut Malendra, yang merupakan Ketua Forkom Dewi Kabupaten Klungkung.

Setelah November,  Desember nanti apalagi jelang Natal dan Tahun Baru, akan pulih kembali.

“Sebelumnya kunjungan ke desa wisata misalnya 100 orang per hari, sekarang  jadi 50 orang. Ada penurunan, “ terangnya. Namun dia optimistis  kunjungan ke desa wisata akan pulih kembali. K17.

Komentar