nusabali

Agama Bukan Alat Politik

Menag Ingatkan Pengalaman Pilgub DKI dan Pilpres

  • www.nusabali.com-agama-bukan-alat-politik

Jangan pilih orang yang menggunakan agama untuk kepentingan politiknya

SOLO,NusaBali
Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas meminta agar agama tidak dijadikan sebagai alat untuk berpolitik. Warning dari Menag ini menguatkan lagi agar agama tidak dijadikan alat merebut kekuasaan.
 
“Agama jangan digunakan sebagai alat untuk merebut kekuasaan, jangan jadikan agama sebagai alat politik," kata Menag Yaqut di Solo, Jawa Tengah, Jumat (29/9).
 
Apalagi, katanya, saat ini sudah masuk di tahun politik di mana pada tahun depan akan terlaksana pemilu serentak. Dia mengatakan pemilihan umum hanya sebuah mekanisme untuk menentukan atau mencari siapa yang memimpin bangsa. "Ini hanya mekanisme, ini bukan peperangan, bukan sebuah pertarungan hidup mati yang harus ada korban, tapi hanya sebuah mekanisme untuk menentukan siapa pemimpin yang akan menakhodai negeri besar yang bernama Indonesia ini," kata Menag Yaqut.
 
Oleh karena itu, Menag Yaqut berharap sebagai umat beragama, maka seluruh warga Indonesia harus menjaga suasana kondusif dengan menjadi agen dan aktor yang menjaga kedamaian pelaksanaan pemilu tahun depan.

“Tidak boleh kita semua ini menjadi bagian yang salah, saling memusuhi, saling menghina satu dengan yang lain, itu tidak boleh. Umat beragama seharusnya menyadari bahwa pemilu, tahun politik hanya sebuah mekanisme untuk menentukan siapa yang memimpin negara ini," katanya.
 
Meski demikian, menurut Menag Yaqut, dalam memilih pemimpin pun tidak boleh asal-asalan. "Sebagai umat beragama kita memiliki kewajiban untuk memilih pemimpin yang tepat agar agama yang kita yakini, agama yang kita pegang erat ini bisa tetap terjaga, bisa tetap terjamin keberlangsungannya, dan terjamin umatnya melaksanakan ibadah tanpa gangguan apa pun," katanya.
 
Dia meminta calon pemilih untuk melihat rekam jejak calon pemimpin. “Jangan karena bicaranya enak, mulutnya manis, mukanya ganteng itu dipilih. Jangan asal begitu, harus dilihat dulu track record-nya bagus, syukur mukanya ganteng, syukur bicaranya manis, itu dipilih,” katanya.
 
Dia meminta agar masyarakat tidak mempertaruhkan negeri ini pada orang-orang yang tidak memiliki perhatian pada masyarakat. Menag juga mengatakan agama dengan politik tidak dapat dipisahkan. Namun demikian, agama tidak boleh digunakan sebagai alat politik untuk memenuhi nafsu kekuasaan. "Jangan gunakan agama untuk memenuhi keinginan merebut kekuasaan, tidak boleh karena berbeda pilihan kemudian yang beda itu dikafir-kafirkan. Kita masih ingat, ada penggunaan agama secara tidak baik dalam politik beberapa waktu yang lalu, waktu pemilihan Gubernur DKI Jakarta dan Pemilihan Presiden," kata Menag Yaqut.
 
Oleh karena itu, dia mengajak seluruh pihak untuk menjaga agama yang dipegang teguh. "Kita jaga agar (agama, red.) tidak digunakan sebagai alat untuk memperebutkan kekuasaan. Jangan pilih orang yang menggunakan agama untuk kepentingan politiknya," kata Menag Yaqut dengan tegas.n ant

Komentar