nusabali

BPBD Bali Siaga Bencana Kebakaran Hutan

Wilayah Risiko Kebakaran Hutan/Lahan Dipetakan

  • www.nusabali.com-bpbd-bali-siaga-bencana-kebakaran-hutan
  • www.nusabali.com-bpbd-bali-siaga-bencana-kebakaran-hutan

DENPASAR, NusaBali - Dampak El Nino terhadap kebakaran hutan dan lahan menjadi atensi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali. Sejumlah wilayah telah dipetakan memiliki risiko tinggi terjadi kebakaran hutan/lahan akibat musim kemarau berkepanjangan.

Kepala Pelaksana BPBD Bali, I Made Rentin menyampaikan akibat kekeringan panjang wilayah di Bali seluruhnya berisiko terjadi kebakaran hutan/lahan. Beberapa wilayah seperti di Hutan Bali Barat (Kabupaten Jembrana), Hutan Bali Utara-Gerokgak (Buleleng), area Gunung Batur (Bangli), kawasan Gunung Agung (Karangasem), area Gunung Batukaru (Tabanan), kawasan Ungasan-Kuta Selatan (Badung), Nusa Penida (Klungkung), dan seputaran Kota Denpasar, termasuk wilayah yang memiliki risiko cukup besar terjadi kebakaran hutan.

Secara luasan sebanyak 42,328 hektare hutan/lahan di Bali berisiko tinggi mengalami kebakaran hutan/lahan meliputi wilayah Kabupaten Buleleng dan Jembrana. Sementara seluruh kabupaten/kota di Bali memiliki hutan/lahan yang memiliki risiko sedang mengalami kebakaran dengan luas total 535.678 hektare.

"Beberapa kawasan hutan di Bali juga rawan terhadap kejadian kebakaran hutan, semak dan lahan. Terutama dalam situasi El Nino seperti sekarang menyebabkan potensi kebakaran semakin besar," ujar Rentin kepada NusaBali, Selasa (26/9). Selain kebakaran di Bukit Kelindang, Banjar Dinas Kangkaang, Desa Kerta Mandala, Kecamatan Abang, Karangasem, Senin (25/9) siang, yang menghanguskan lahan sekitar 1 hektare, ternyata kebakaran hutan/lahan sudah beberapa kali terjadi di Bali tahun ini.

Pada hari sama, Senin siang kemarin, juga terjadi kebakaran hutan dan lahan di area Pura dan Setra Dusun Karanganyar, Desa Kubu, Kecamatan Kubu, Karangasem. Sebelumnya kebakaran hutan dan lahan di Dusun Karanganyar, Desa Kubu, Kubu, Karangasem juga terjadi pada Kamis (21/9) siang menghanguskan sekitar 2 hektare lahan. Jauh sebelumnya pada bulan Juli, BPBD Bali juga menerima laporan terjadi kebakaran kawasan hutan dekat Pura Bukit Watu

Kursi di Banjar Dinas Sekeling, Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, pada 18 Juli 2023 yang menghanguskan lahan sekitar 7,41 hektare.

Sementara pada 11 Juli 2023 kebakaran hutan/lahan terjadi di kawasan hutan dekat Pura Bukit Batu Kursi di Banjar Dinas Pala Sari, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng.

"Wilayah Bali bagian utara di Kabupaten Karangasem bagian utara dan Buleleng merupakan wilayah paling tinggi potensi kekeringannya," kata Rentin. Sejauh ini laporan kejadian kebakaran hutan/lahan tersebut telah melebihi angka kejadian kebakaran pada tahun lalu yang berjumlah dua kejadian kebakaran hutan dan lahan. Untuk diketahui kebakaran hutan dan lahan hebat pernah terjadi di Bali akibat kekeringan pada tahun 2012 di lereng Gunung Agung, Karangasem. "Kebakaran hutan terjadi di lereng Gunung Agung menghanguskan 160 hektare areal hutan," ujar Rentin.  

Dalam situasi kekeringan yang terjadi saat ini sedikit gesekan antarpepohonan kering sudah cukup untuk mengobarkan api. Seperti kejadian di Bukit Kelindang Senin lalu. Untuk mengantisipasi risiko kebakaran hutan, lahan dan semak, Rentin juga mengimbau masyarakat untuk menghindari menyalakan api di wilayah rawan terbakar (termasuk di gunung) dan secepatnya menghubungi BPBD jika melihat terjadi kebakaran hutan, lahan dan semak. "Jika terjadi kejadian kebakaran baik hutan dan lahan atau pemukiman, maka berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten/Kota, Damkar, Kepolisian, dan masyarakat setempat," tandas Rentin.

Sementara pada, Selasa (26/9) kemarin dilaporkan kawasan hutan lindung Belongan Bekul di wilayah Banjar Alengkong, Desa Songan, Kintamani, bangli mengalami kebakaran. Selain itu terjadi pula kebakaran di di kawasan hutan Munduk Nyam wilayah Desa Pinggan, Kecamatan Kintamani. Kebakaran disebabkan merembetnya api dari wilayah Kabupaten Karangasem dan Buleleng. Akibat kejadian ini, hektaran lahan terbakar.

Kapolsek Kintamani, Kompol Ruli Agus Susanto saat menyampaikan, titik api pertama kali muncul sekitar pukul 13.00 Wita. Lokasinya berada di hutan kawasan Munti Gunung, Kecamatan Kubu, Karangasem. Kemudian api cepat merambat naik membakar semak belukar dan pepohonan di kawasan hutan Belongan Bekul, Banjar Alengkong, Desa Songan. "Kawasan ini merupakan hutan yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Karangasem. Karena cuaca panas disertai angin kencang, api dengan cepat merembet," jelasnya.

Kemudian, pukul 13.30 Wita Babinsa Songan bersama warga sekitar berupaya memadamkan api menggunakan alat seadanya. Hingga pukul 15.25 Wita api berhasil dipadamkan. Menurut Kompol Ruli, akibat kejadian ini, total lahan yang terbakar mencapai 2 hektare.

"Meski api sudah berhasil dipadamkan, petugas gabungan masih berada di lokasi kebakaran guna memastikan titik api benar-benar padam. Petugas juga membuat sekat sehingga api tidak kembali hidup dan meluas," sebutnya. Di sisi lain, kebakaran juga terjadi di kawasan hutan Munduk Nyam wilayah Desa Pinggan. Musibah kebakaran ini diketahui dalam waktu bersamaan, yakni pukul 13.00 Wita.

Titik kebakaran mulanya berlokasi berada di wilayah Dusun Gretek, Desa Sambirenteng, Kecamatan Tejakula, Buleleng. "Hembusan angin kencang ditambah wilayah sekitar yang kering, mengakibatkan api dengan cepat menjalar ke kawasan hutan Munduk Nyam, Desa Pinggan sekitar pukul 14.35 Wita," sambungnya.

Petugas gabungan yang beranggotakan Polhut KPH Bali Timur, Babinsa Pinggan, Bhabinkamtibmas Desa Pinggan dan pihak Desa Pinggan dan bersama masyarakat langsung berupaya memadamkan api menggunakan alat seadanya. "Upaya pemadaman dilakukan dengan membuat sekat, sehingga api tidak meluas. Total kawasan hutan yang terbakar seluas 1 hektare," ujarnya.

Terpisah  Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, Agus Budi Santosa mengingatkan adanya kerugian ekologi apabila terjadi kebakaran hutan. "Berupa kerusakan kawasan konservasi karena musnahnya habitat tumbuhan dan satwa liar (TSL) serta berkurangnya jumlah populasi TSL," ungkap Agus Budi. Agus Budi menjelaskan, seluruh hutan konservasi yang berada dalam kawasan konservasi menjadi sasaran pengawasan/ monitoring intensif oleh BKSDA Bali, antara lain Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Batur Bukit Payang, TWA Danau Buyan Danau Tamblingan, TWA Sangeh, Cagar Alam (CA) Batukau dan Tahura Ngurah Rai (Mangrove).

"Namun demikian kawasan hutan lindung dan hutan produksi yang menjadi kewenangan instansi lain juga menjadi perhatian, dan BKSDA Bali tetap selalu memberikan bantuan semaksimal mungkin apabila terjadi kebakaran (bantuan pemadaman) termasuk upaya preventif untuk pencegahan antara lain  melalui patroli gabungan dan bantuan penyuluhan kepada masyarakat," jelas Agus Budi. 7 cr78, esa

UPDATE DATA BENCANA KEBAKARAN HUTAN
  • Pada, Selasa (26/9) dilaporkan kawasan hutan lindung Belongan Bekul di wilayah Banjar Alengkong, Desa Songan, Kintamani, bangli mengalami kebakaran. Total lahan yang terbakar mencapai 2 hektare.
  • Kebakaran juga terjadi di kawasan hutan Munduk Nyam wilayah Desa Pinggan, Kintamani, Bangli, Selasa (26/9) pukul 13.00 Wita. Total kawasan hutan yang terbakar seluas 1 hektare.
  • Kebakaran lahan kering di bukit di area Pura Taman, Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Selasa (26/9). Luas areal yang terbakar sekitar 6 hektare.
  • Terjadi di kawasan Bukit Kelindang, Banjar Dinas Kangkaang, Desa Kerta Mandala, Kecamatan Abang, Karangasem, Senin (25/9) siang, hanguskan lahan sekitar 1 hektare
  • Terjadi kebakaran hutan dan lahan di area Pura dan Setra Dusun Karanganyar, Desa Kubu, Kecamatan Kubu, Karangasem, Senin (25/9).
  • Kebakaran hutan dan lahan terjadi di Dusun Karanganyar, Desa Kubu, Kubu, Karangasem, Kamis (21/9) siang menghanguskan sekitar 2 hektare lahan.

Komentar