nusabali

Mulai Teracam AI, Apakah Seniman akan Tergantikan?

  • www.nusabali.com-mulai-teracam-ai-apakah-seniman-akan-tergantikan

MANGUPURA, NusaBali.com – Seiring majunya teknologi digital, tren Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, telah merambah ke berbagai bidang salah satunya seni rupa di Indonesia. Hal ini pun membuat para seniman ketar-ketir sebab peran AI dapat menggantikan posisi para seniman.

Nyatanya hal itu tidak berlaku bagi kurator asal Bali, Dewa Ayu Eka Savitri Sastrawan. Menurut Savitri, bagaimanpun ide dari sebuah seni datang dari pikiran manusia dan memiliki sifat yang original.

“Belum lama ini juga menjadi percakapan juga di komunitas yang sangat ketakutan dengan adanya AI. Menurutku, ide original itu akan selalu ada, aku sebagai kurator selalu mencoba mencari apa yang bisa dihasilkan oleh teman-teman seni lainnya,” tutur Savitri.

Savitri pun optimis, bahwa AI tidak dapat sepenuhnya menggantikan keberadaan seorang seniman dalam industri seni.

“Aku sih positif seni lukis akan terus ada. Kolektor muda juga banyak saat ini mencari lukisan dan akan terus ada,” yakinnya saat ditemui pada gelaran Art Talk di The Apurva Kempinski Bali pada Jumat (8/9/2023) .

Selaras dengan hal tersebut, pemilik Galeri Zen1, Nicolaus Kuswanto mengatakan jika seni lukis sudah ada sejak sebelum masehi. Keberadaannya pun terang dia masih eksis hingga sekarang. Bahkan, ia meyakini dengan adanya keberadaan AI, seni buatan manusia akan tetap dilirik oleh penikmatnya.

“Ini semua soal waktu, jadi kalau saya tarik mundur dari sebelum masehi sampai sekarang lukisan ini masih ada. Kalau kita tutup dengan digital, saya rasa itu belum bisa,” ungkapnya.

Sementara, seniman lukis asal Palembang, Dedy Sufriadi mengungkapkan jika seni rupa di Indonesia sudah sangat baik. Bahkan terang dia sudah ada kesetaraan yang terbangun antara galeris dan seniman. 

Ketika ditanya soal apakah seniman harus takut dengan digitalisasi, Dedy menjawab semua bidang memiliki pangsa pasar masing-masing.

“Semuanya punya pasar, yang digital punya pasar, yang analog punya pasar, kita tidak bisa mendikte mana yang lebih unggul dan mana yang lebih maju,” tutupnya. *ris

Komentar