nusabali

BPS: Bali Bisa Raih Nol Kemiskinan Ekstrem, Asalkan...

  • www.nusabali.com-bps-bali-bisa-raih-nol-kemiskinan-ekstrem-asalkan

MANGUPURA, NusaBali.com - Bali berpeluang besar untuk mencapai nol kemiskinan ekstrem pada 2024, menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Endang Retno Sri Subiyandani.

Endang mengatakan, Bali hanya memiliki 0,54 persen penduduk yang masuk kategori miskin ekstrem, yang berarti hanya 5,4 dari setiap 1.000 penduduk Bali hidup di bawah garis kemiskinan ekstrem. 

Secara nasional, angka ini sudah masuk dalam kategori nol persen. Namun, Endang mengatakan, masih ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi Bali untuk mencapai target tersebut. Salah satunya adalah pendataan identitas warga miskin ekstrem yang tidak dapat dibantu.

"Untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem, kita punya modal yang bagus karena penduduk miskin di Bali semuanya melek huruf, artinya tidak ada yang buta huruf," kata Endang, Selasa (19/9/2023).

"Kedua, rata-rata lama sekolah di Bali itu di atas 9 tahun, artinya tamat SMP dan dengan modal pendidikan minimal SMP kemudian tidak buta huruf menjadi modal untuk mengentaskan kemiskinan. Dan di Bali sudah tidak berat, tinggal 0,54 persen dan kalau secara pembulatan sudah 0 persen cuma belum bersih," sambungnya.

Endang mengatakan, Pemprov Bali dapat mengambil kebijakan untuk menampung warga miskin ekstrem yang tidak dapat dibantu di panti. Dengan demikian, Bali dapat mencapai target nol kemiskinan ekstrem secara teknis.

“Kita sudah menyampaikan kalau nanti kita bisa membantu untuk membersihkan yang 0,54 persen itu sisanya kan tidak bisa dibersihkan sama sekali, misalnya lansia yang hidup sendiri, disabilitas, gelandangan pinggir jalan yang tidak punya rumah, nah itu pemda harus mengambil kebijakan misalnya yang tidak bisa dinolkan kita taruh di panti itu kan ditanggung pemerintah,” kata Endang.

Menurut dia, dengan memberi wadah bagi warga miskin ekstrem yang tidak dapat dientaskan ini maka peluang mencapai angka 0 persen ada, namun saat ini yang dibutuhkan adalah data identitas mereka, sementara BPS Bali tidak memiliki itu.

Pada survei sosial ekonomi nasional itu sampel di Bali yang digunakan untuk menghitung kemiskinan sejumlah 5.760 rumah tangga, dari sana diperoleh persentase kemiskinan di Bali Maret 2023 yaitu 4,25 persen, dan di dalamnya terdapat 0,54 persen masuk dalam garis kemiskinan ekstrem.

Peluang mengentaskan miskin ekstrem juga ada jika dilihat dari modal yang dimiliki Bali, di mana dari catatan badan pusat statistik penduduk miskin di Bali seluruhnya paham huruf dan rata-rata lama sekolah lebih dari 9 tahun atau setara SMP.

“Untuk mengentaskan kemiskinan kita punya modal yang bagus karena penduduk miskin di Bali semuanya melek huruf, artinya tidak ada yang buta huruf,” sebutnya.

“Kedua, rata-rata lama sekolah di Bali itu di atas 9 tahun, artinya tamat SMP dan dengan modal pendidikan minimal SMP kemudian tidak buta huruf menjadi modal untuk mengentaskan kemiskinan. Dan di Bali sudah tidak berat, tinggal 0,54 persen dan kalau secara pembulatan sudah 0 persen cuma belum bersih,” sambung Kepala BPS Bali itu.*ant

Komentar