nusabali

Siswa SMP Bawa Sajam Gores Jok Motor

  • www.nusabali.com-siswa-smp-bawa-sajam-gores-jok-motor

Buntut dari kejadian tersebut, pihak sekolah telah memanggil orangtua siswa tersebut. Lanjut, pihak sekolah mengupayakan mediasi.

BANGLI, NusaBali
Seorang siswa di salah satu SMP di Kecamatan Kintamani, Bangli, diketahui membawa senjata tajam (sajam). Sajam ini dipakai menggores jok sepeda motor milik siswa lain. Atas kasus ini, pihak sekolah sudah mengupayakan mediasi pascakejadian tersebut.

Kejadian tersebut dilaporkan pada Layanan Pengaduan 24 Jam Bangli era baru. Salah seorang warga mempertanyakan tindak lanjut atas siswa yang membawa sajam dan merusak sepeda motor milik siswa di sekolah tersebut.

Informasi yang terhimpun, Sabtu (9/9) siang, salah seorang siswa SMP datang ke sekolah dengan membawa sajam. Kemudian siswa tersebut menggores jok sebuah sepeda motor yang diparkir pemiliknya di areal sekolah. Diketahui, sepeda motor tersebut milik siswa di sekolah tersebut. Buntut dari kejadian tersebut, pihak sekolah telah memanggil orangtua siswa tersebut. Lanjut, pihak sekolah mengupayakan mediasi.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bangli Komang Pariarta, saat dikonfirmasi, membenarkan hal tersebut. Pihaknya mengaku telah berkoordinasi dengan pihak sekolah. Disampaikan kasus itu muncul akibat kesalahpahaman. "Siswa yang bersangkutan sudah dipanggil dan dilakukan  pembinaan terhadap siswa tersebut. Siswa tersebut telah membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya," jelasnya Minggu (10/9).

Kata dia, pihak dinas akan terus memantau keberadaan siswa di sekolah itu. Nantinya, setiap perkembangan akan dilaporkan oleh kepala sekolah. "Sekolah agar melakukan dialog dengan orangtua siswa untuk Bersama-sama melakukan pembinaan. Kami serahkan ke sekolah untuk membina, tetapi tetap juga kami pantau," sambungnya.

Pejabat asal Desa Tamanbali, Kecamatan Bangli ini  mengaku telah menjelaskan melalui layanan pengaduan 24 Jam Bangli Era Baru. Komang Pariarta berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari. Pihaknya juga meminta sekolah untuk meningkatkan pembinaan dan pengawasan. 

"Pembinaan lebih mengarah pada kedisiplinan anak, kebersamaan, kebhinekaan. Usia SMP adalah usia pancaroba agar diperhatikan betul oleh gurunya," ujarnya. Selain itu, pembinaan dari para orangtua. Orangtua memiliki peran penting karena waktu anak lebih banyak di rumah. 7esa

Komentar