nusabali

Kasus DBD Turun, PSN Tetap Digalakkan

Dinkes Badung Sebut Juli Tercatat 99 Kasus

  • www.nusabali.com-kasus-dbd-turun-psn-tetap-digalakkan

PSN penting dilakukan secara rutin dan berkesinambungan di seluruh desa/kelurahan agar nyamuk tidak berkembang biak.

MANGUPURA, NusaBali
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Badung cenderung turun dalam kurun Januari-Juli 2023. Namun demikian, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) tetap digalakkan secara rutin dan berkesinambungan di seluruh desa/kelurahan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Badung I Made Suwadera, berdasarkan data yang dimiliki laporan pasien DBD di Gumi Keris cenderung mengalami penurunan. Dia membeberkan pada Januari 2023 tercatat kasus DBD mencapai 135 kasus, kemudian pada Februari turun menjadi 126 kasus. Kasus sempat kembali naik pada Maret tercatat 170 kasus, namun pada April kembali turun menjadi 166 kasus, Mei juga turun 154 kasus, begitu pula Juni turun menjadi 101 kasus. Sedangkan pada Juli turun menjadi 99 kasus.

“Berdasarkan laporan dari masing-masing puskesmas tidak terjadi peningkatan kasus DBD pada Juli dibandingkan sebelumnya,” ujar Suwadera, Minggu (27/8).

Dikatakan, cuaca panas yang intens setelah hujan dapat berdampak peningkatan perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti sebagai vektor penular penyakit DBD. Suhu yang tinggi dan kelembaban yang tinggi mempercepat siklus hidup nyamuk, mempersingkat waktu yang diperlukan bagi nyamuk untuk berkembang dari telur menjadi nyamuk dewasa. Selain itu kondisi cuaca yang lembab dapat memberikan lingkungan yang ideal bagi nyamuk untuk bertelur dan berkembang biak.

“Juli sampai dengan Agustus cuaca cenderung dingin, sehingga mempengaruhi perilaku nyamuk, nyamuk kurang aktif, sehingga mengurangi potensi penularan virus dengue. Namun nyamuk ini juga dapat tetap aktif di dalam rumah yang memiliki suhu yang lebih stabil,” jelas Suwadera.

Sebagai langkah antisipasi, Suwadera melanjutkan, PSN tetap harus digalakkan. PSN penting dilakukan secara rutin dan berkesinambungan di seluruh desa/kelurahan oleh petugas jumantik agar nyamuk tidak berkembang biak.

Selain itu, rumah sakit baik itu milik pemerintah maupun swasta juga diharapkan saling bekerja sama, begitu muncul kasus DBD yang di rawat di masing - masing rumah sakit harus segera dilaporkan 1x24 jam. “Di samping itu juga harus dilakukan PE (Penyelidikan Epidemiologi) setiap kasus yang dilaporkan oleh rumah sakit. Hasil PE untuk dasar tindaklanjut yang akan dilakukan dan melacak kasus DBD baru yang belum terlaporkan,” kata Suwadera.

Sementara untuk fogging, lanjutnya, juga tetap dilakukan. Upaya fogging ini untuk pemberatasan nyamuk dewasa demi memutus rantai penularan lebih luas. 7 ind

Komentar