nusabali

Pertumbuhan Penduduk Bali Melambat

Periode Tahun 2020-2035, BPS Dorong Digalakkan ‘KB Bali’

  • www.nusabali.com-pertumbuhan-penduduk-bali-melambat

2047 pertumbuhan penduduk Bali negatif kalau mengikuti tren pola yang ada, implikasinya Bali akan kekurangan tenaga kerja, sehingga harus mendatangkan dari luar

DENPASAR, NusaBali
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali menyelenggarakan kegiatan bertajuk 'Sosialisasi Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2020-2035 Hasil Sensus Penduduk 2020' di Swiss-Belresort Watu Jimbar, Sanur, Denpasar, Kamis (10/8). Penduduk kabupaten/kota di Bali diperkirakan tetap bertumbuh meski dengan kecepatan yang melambat.

Hal itu tercermin dalam proyeksi jumlah penduduk Bali pada tahun 2035 yang mencapai sekitar 4,6 juta jiwa. Jika dibandingkan jumlah penduduk Bali saat ini sekitar 4,3 juta orang kenaikan tersebut terbilang moderat. Kenaikan yang cenderung melambat tersebut juga terjadi pada masing-masing kabupaten/kota di Pulau Dewata. Pada 2035 kabupaten/kota dengan jumlah penduduk terbanyak masih akan ditempati Kabupaten Buleleng dengan jumlah penduduk 865.000 jiwa. Jumlah ini meningkat dari jumlah penduduk pada 2020 sebesar 789.000 jiwa. Sementara Kabupaten Klungkung tetap menjadi kabupaten dengan jumlah penduduk terendah sebesar 212.000 orang, naik dibanding tahun 2020 sebanyak 206.000 orang.


Perhitungan jumlah penduduk yang akan datang ini menggunakan asumsi nilai kesuburan total (total fertility rate/TFR) yang terus akan merosot menjadi 1,96 anak per wanita. Angka ini turun dibandingkan TFR pada tahun 2020, yakni 2,04. Padahal untuk sekadar mempertahankan jumlah penduduk saat ini dibutuhkan nilai TFR sebesar minimal 2,1.

Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS RI, Dr Ali Said MA, menuturkan dengan angka tersebut tingkat kelahiran di Bali sudah sangat rendah.

"Itu tentu seharusnya menjadi perhatian utama Pemerintah Daerah, bagaimana menjaga agar tingkat fertilitas jangan turun terus kalau bisa dijaga di angka 2, saya kira masih ideal," ujar Ali Said.

Dampak negatif tren perlambatan pertumbuhan penduduk nantinya akan paling dirasakan pada sisi ekonomi. Jumlah tenaga kerja tidak akan mencukupi untuk menopang pertumbuhan ekonomi. "Tahun 2047 diperkirakan tumbuh negatif kalau mengikuti tren pola yang ada. Dan tentu implikasinya ke tenaga kerja nanti, akan kekurangan tenaga kerja. Sehingga nanti harus mendatangkan tenaga kerja dari luar seperti fenomena di negara maju," ungkap Ali Said.

Karena itu Ali Said mendukung upaya Pemerintah Provinsi Bali mendorong program Keluarga Berencana (KB) hingga 4 anak jika memiliki kemampuan. Upaya yang tentu bukan perkara mudah. Sebab, menurutnya perubahan gaya hidup generasi muda saat ini cenderung menomorduakan perkara membuat keturunan atau anak. Bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan gaya hidup menjadi prioritas utama.  

Kepala BPS Bali, Endang Retno Sri Subiyandani menambahkan pihaknya memang tengah membahas terus terkait 'KB Bali' dengan Pemprov Bali. Ia sepakat tidak mudah mendorong generasi muda Bali untuk memiliki anak hingga empat orang.

"Saat ini kita memang sedang membahas KB Bali. Tentunya harus ada usaha yang besar. Karena kalau kita melihat pertumbuhan saat ini yang harusnya minimal 2,1 bahkan di 2047 diproyeksi 1,96," ujarnya.

Kegiatan sosialisasi dihadiri seluruh pemangku kepentingan di bidang kependudukan, mulai dari pemerintah, akademisi, hingga media massa. Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali, Sarles Brabar juga mendorong upaya terus menerus sosialisasi mengenai kependudukan khususnya kepada generasi muda.

Ia menekankan agar seluruh pihak duduk bersama untuk membicarakan bagaimana menuju kuantitas penduduk yang memadai namun di sisi lain juga tidak melupakan dari sisi kualitas manusianya. "Kita harus duduk dengan semua pihak karena ini terkait dengan permasalahan sosial, budaya, dan juga ekonomi. Maka bagaimana kita mempertahanakan jumlah penduduk sekaligus meningkatkan kualitasnya," tandas Sarles. 7 cr78 

Komentar