nusabali

Rusak Fisik Jadi Kendala Pendataan Lontar

  • www.nusabali.com-rusak-fisik-jadi-kendala-pendataan-lontar

SINGARAJA, NusaBali - Dinas Kebudayaan Buleleng melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Gedong Kirtya, rutin mendata lontar di masyarakat. Pendataan atas permintaan pemilik lontar.

Meskipun sudah ada peningkatan kesadaran untuk menyelamatkan isi lontar-lontar lama, pendataan lontar terkendala karena sebagian besar lontar mengalami kerusakan fisik.

Seperti saat pendataan lontar dua hari terakhir yang dilakukan Dinas Kebudayaan Buleleng. Hari pertama Senin (10/7) di Desa Joanyar, Kecamatan Seririt, Buleleng dari enam cakep lontar, lima diantaranya dalam keadaan rusak dan hanya satu dalam kondisi baik.

Hal serupa juga terjadi pada pendataan lontar, Selasa (11/7), di Desa/Kecamatan Banjar. Dari 10 lontar yang diinventarisir, seluruhnya dalam keadaan rusak ringan dan berat.

Kepala UPTD Museum Lontar Gedong Kirtya Dewa Ayu Putu Susilawati menyebutkan, dari pengalaman pendataan lontar masyarakat yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya sesuai permintaan yang masuk, rata-rata lontar dalam keadaan rusak. Petugas inventaris lontar pun tidak jarang kesulitan membaca dan mengidentifikasi lontar.


"Yang sudah terjadi memang kita menghargai lontar yang dikeramatkan. Tapi, terkadang karena kurang pemahaman penyimpanannya tidak baik, tidak dirawat sehingga menjadi rusak," terang Susilawati.

Dia memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang tata cara merawat dan menyikapi keberadaan lontar harus bijaksana. Terlebih, kondisi saat ini sudah tidak banyak orang yang bisa membaca dan memahami isi lontar.

Menurut Susilawati, inventarisasi lontar di masyarakat bukan untuk menguasai lontar masyarakat. Melainkan sebagai bentuk pelestarian, perawatan, dan pemanfaatan sebagai bahan referensi. Di satu sisi, membantu masyarakat memahami lontar yang dimiliki. Salah satu bentuk konservasi, dengan pembersihan pada lontar-lontar yang masih dalam kondisi baik.

Dengan itu, lontar akan bertahan lebih lama dan tidak dimakan rayap. Jika ada lontar-lontar spesifik di masyarakat, atas izin pemilik akan diduplikasi. Lontar duplikasi ini akan disimpan dan menambah referensi lontar di Museum Gedong Kirtya Buleleng.

Tahun 2023, UPTD Museum Gedong Kirtya akan mengidentifikasi lontar masyarakat di tujuh lokasi. Identifikasi tersebut sesuai permohonan masyarakat sejak tahun lalu. Dari hasil pendataan, diketahui kebanyakan lontar yang ada jenis lontar usada, kawisesan, dan wariga.7k23

Komentar