nusabali

Kembali Terciduk Satpol PP, Pengamen 'Buta' Dipulangkan ke Sragen

  • www.nusabali.com-kembali-terciduk-satpol-pp-pengamen-buta-dipulangkan-ke-sragen

Sang pengamen yang membawa sepeda kayuh ini bersikeras kalau dirinya memang benar-benar buta.

NEGARA, NusaBali
Seorang pengamen dengan modus pura-pura buta, Yuda Alfiad, 46, kembali diciduk Satpol PP Jembrana, Rabu (5/7). Karena sudah dua kali terciduk, sang pangemen asal Desa Krikilan, Kecamatan Masaran, Sragen, Jawa Tengah (Jateng), ini diserahkan ke Dinas Sosial Jembrana untuk dipulangkan ke daerah asalnya.

Sebelumya, Yuda Alfiad ini sudah pernah diciduk di traffic light Simpang Adipura, Jalan Ngurah Rai, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, pada Senin (29/5) siang lalu. Saat itu, dari pihak Satpol PP Jembrana hanya memberikan pembinaan dan diserahkan kepada seseorang yang diakuinya sebagai keluarga di Lingkungan Ketugtug, Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana.

Namun, sang pengamen yang menganggu ketertiban umum ini, ternyata kembali berulah. Dengan berbekal kecek dan berpenampilan selayaknya orang buta, ia kembali terciduk mengamen di traffic light Simpang Taman Sari, Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, Rabu kemarin sekitar pukul 14.00 Wita.

"Tadi langsung dibawa ke kantor (Satpol PP Jembrana). Karena sudah dua kali, tadi kita buatkan surat pernyataan dan kita serahkan ke Dinsos (Dinas Sosial Jembrana) untuk dipulangkan ke keluarganya di Sragen," ujar Kasat Pol PP Jembrana I Made Leo Agus Jaya, Rabu kemarin.


Saat diamankan ke Kantor Satpol PP Jembrana, Leo mengaku, sang pengamen itu pun sempat ngotot mengatakan dirinya benar-benar buta. Meski sudah sangat kentara hanya pura-pura buta, pihaknya meminta bantuan Kepala Dinas Sosial Jembrana I Gusti Bagus Ketut Oka Parwata yang juga seorang dokter untuk memeriksa sang pengamen tersebut.

Alhasil, baru saja dr Oka tiba di Kantor Satpol PP Jembrana, sang pengamen yang juga penuh dengan sandiwara itu, akhirnya mengaku hanya pura-pura buta. "Sebenarnya sejak awal kita sudah tahu kalau dia hanya pura-pura. Apalagi dia tadi sampai bawa sepeda kayuh. Terus sempat dites sama anggota, memang kelihatan hanya pura-pura," ujar Leo.

Waktu diamankan bulan Mei lalu, kata Leo, YA ini pun sempat mengaku tinggal di Loloan Timur bersama salah satu saudarnya. Saat itu, petugas pun percaya sehingga menitipkan kepada orang yang disebut saudara oleh YA itu agar mengingat yang bersangkutan tidak kembali mengamen. Namun Rabu kemarin, YA pun mengaku bahwa orang yang diakui sebagai saudara kandungnya itu adalah temannya.

"Dia memang sengaja datang ke Bali untuk ngamen. Pengakuanya kadang per hari dapat Rp 50-100 ribu. Sempat kami tanyakan kenapa tidak ngamen di daerah asalnya, pengakuanya tidak berani karena dimarah sama anak-anaknya. Tapi dia bilang kalau hasil ngamen selalu dikirim ke anak-anaknya," ucap Leo. 7ode

Komentar