nusabali

Kades Tibubeneng Ungkap Torehan Positif Atlas Beach Fest Usai Dideklarasikan sebagai Beach Club Terbesar Dunia

  • www.nusabali.com-kades-tibubeneng-ungkap-torehan-positif-atlas-beach-fest-usai-dideklarasikan-sebagai-beach-club-terbesar-dunia

MANGUPURA, NusaBali.com –Pasca hantaman ekonomi akibat pandemi Covid-19, masyarakat Desa Tibubeneng, Kuta Utara, sudah bisa tersenyum lagi. Ya, geliat pariwisata di ‘kampung turis’ ini kembali marak. Salah satunya karena adanya keberadaan Atlas Beach Fest yang dinilai menimbulkan multiplier effect di Tibubeneng.

Pengakuan ini diungkapkan oleh Kepala Desa Tibubeneng, I Made Kamajaya pada Senin (3/7/2023).

“Sejak setahun terakhir, wilayah kami memang menjadi lokasi investasi favorit, salah satunya adalah kehadiran Atlas Beach Fest,” ungkap kepala desa ramah ini.

Bahkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno telah mendeklarasikan Atlas Beach Fest sebagai beach club terbesar di dunia. Bukan semata-mata luasan beach club mencapai 29.000 meter persegi, namun beragam aktivitas  juga menegaskan Atlas Beach Fest digaungkan sebagai destinasi kebanggaan Indonesia.

Sandiaga Uno juga menghargai peran Atlas Beach Fest dalam mendukung sektor pariwisata Indonesia. Ia mengakui bahwa kehadiran Atlas Beach Fest memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kreatif di sekitar wilayahnya. Melalui penciptaan lapangan kerja, promosi produk lokal, dan menggerakkan sektor industri terkait, Atlas Beach Fest telah membuktikan dampaknya yang positif. 

Menanggapi ‘deklarasi’ dari Mas Menteri Sandiaga Uno, Kepala Desa Tibubeneng Made Kamajaya pun mengamini.

Kamajaya menyatakan senang Atlas Beach Fest hadir di wilayahnya, lantaran dinilai mengerti dan beradaptasi dengan kondisi desa dan masyarakat setempat. “Sejak awal semangatnya adalah tumbuh bersama. Jadi kami sangat gembira dan sangat cocok dengan keberadaan beach club ini,” kata Kamajaya.

Secara ekonomi, lanjut Kamajaya, Atlas Beach Fest membawa dampak positif, baik langsung maupun tidak langsung. “Kehadiran Atlas membuka kesempatan peyerapan tenaga kerja, khususnya dari Tibubeneng. Selain itu UMKM-UMKM juga diperhatikan. Bahkan sanggar seni dari Tibubeneng juga mendapat ruang,” ujarnya.

Sementara secara tidak langsung, Kamajaya mengungkapkan adanya multiplier effect dampak positif bagi masyarakat. Mulai dari transportasi, rental kendaraan, hingga homestay kecipratan karena selalu penuh sejak kehadiran Atlas. “Pariwisata berjalan cukup baik dengan masyarakat di sini,” ujarnya senang.

Di sisi lain, soal dukungan bagi lingkungan juga disebut kamajaya sudah dilakukan oleh Atlas Beach Fest. Sejumlah kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dilaksanakan dalam setahun terakhir. Setiap minggu misalnya, dilaksanakan kegiatan bersih-bersih Pantai Berawa untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Bahkan juga sudah dilakukan pelepasan 16.000 ekor tukik (bayi penyu) di Pantai Berawa.

Sedangkan bagi warga Desa Tibubeneng juga rutin aerobik bersama, donor darah dan cek kesehatan gratis. 

Di sisi lain Kamajaya mengakui jika bergairahnya pariwisata di Tibubeneng berdampak pada kepadatan lalu lintas. Namun upaya mengatasi kemacetan sudah dilakukan dengan menurunkan Linmas pada titik-titik kemacetan. “Kami terjunkan Linmas, setiap hari ada dua shift yang bertugas,” terang Kamajaya.

Pemanfaatan transportasi shuttle dan scooter yang menggunakan energi listrik juga sudah mulai diterapkan di Tibubeneng. “Shuttle juga disediakan oleh Atlas, hal ini tentunya dapat mengurangi emisi karbon dan menjaga kebersihan udara,” tutup Kamajaya. 

Komentar