nusabali

Koster Goda Tamba Menangkan Ganjar

Bicara Asta Brata, Ganjar: Pemimpin Harus Siap Diinjak

  • www.nusabali.com-koster-goda-tamba-menangkan-ganjar
  • www.nusabali.com-koster-goda-tamba-menangkan-ganjar
  • www.nusabali.com-koster-goda-tamba-menangkan-ganjar

Ganjar menyampaikan ada ajaran leluhur mengenai kepemimpinan yang dihidupi secara budaya oleh masyarakat Jawa-Bali, dan tetap kontekstual, yakni Asta Brata.

DENPASAR, NusaBali 
Gubernur Bali yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan (PDIP) Bali Wayan Koster berkelakar bahwa Pulau Dewata harus memenangkan bakal calon presiden (Capres) PDIP Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 mendatang. 

Bahkan, Koster menargetkan kalau Ganjar harus menang sebesar 90 persen suara di Bali. Termasuk di wilayah Kabupaten Jembrana yang dipimpin seorang politikus Partai Demokrat, I Nengah Tamba.

Kelakar Koster itu terjadi saat ia memberi kata sambutan dalam acara penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding-MoU) Bidang Kesenian antara Jawa Tengah dan Bali untuk Indonesia Raya di Ballroom Prime Plaza Hotel, Sanur, Denpasar, Jumat (16/6). Hadir dalam acara itu, Presiden Kelima RI yang juga Ketum PDIP Prof Dr (Hc) Megawati Soekarnoputri, Ketua DPP PDIP Prananda Prabowo, Menteri PPPA Bintang Puspayoga, para Kepala Daerah se-Provinsi Bali, serta tokoh adat dan tokoh masyarakat setempat. Mulanya, Koster menyampaikan selamat datang kepada Gubenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang hadir langsung dalam acara tersebut.

"Selamat datang, kepada Gubernur Jawa Tengah Bapak Ganjar Pranowo yang menjadi calon presiden (Capres) Republik Indonesia diusung oleh PDI Perjuangan," ucap Koster yang disambut meriah para tamu yang hadir. Ganjar yang duduk di bagian depan panggung pun berdiri sambil menyapa para tamu yang hadir. Tepuk tangan meriah pun menggema di ruangan tersebut.

Koster melanjutkan salamnya dengan menyapa seluruh kepala daerah mulai dari walikota hingga bupati yang hadir di lokasi. Namun, suasana riuh terdengar saat Koster menyapa Bupati Jembrana I Nengah Tamba. Pasalnya, I Nengah Tamba merupakan politisi Partai Demokrat. Sedangkan, seluruh kepala daerah lainnya berasal dari PDI Perjuangan. "Saya pribadi, walikota, Bupati Gianyar, Bupati Karangasem, Bupati Jembrana, walaupun beda warna, harus menangkan Pak Ganjar," ucap Koster yang disambut riuh tepuk tangan.


Koster kemudian melanjutkan salam dengan menyapa Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya. Lalu, dia meminta kepada seluruh kepala daerah untuk memenangkan Ganjar Pranowo 90 persen suara di Bali. "Harus menang semuanya di atas 90 persen," lanjut Koster.

Sementara dalam sambutannya Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyampaikan ada ajaran leluhur mengenai kepemimpinan yang dihidupi secara budaya oleh masyarakat Jawa dan Bali, dan tetap kontekstual, yakni Asta Brata atau delapan perilaku pemimpin.

“Konsep kepemimpinan masyarakat yang ada di Bali termasuk yang ada di Jawa, mirip-mirip ini, ada yang mengacu pada Asta Brata. Maka biasanya orang tua di Jawa memberikan petuah kepada pemimpin; kami gubernur, ada para bupati, walikota, camat, pemuka agama, tokoh masyarakat yang ada di sana, maka Asta Brata harus jadi sifat yang musti dimiliki dan terjemahannya ternyata sangat filosofis,” ujar Ganjar.

Ganjar menjelaskan satu persatu. Prinsip pertama adalah bumi, dimana seorang pemimpin harus seperti bumi yang siap menjadi pijakan dan sumber utama kehidupan. Bumi juga menyiratkan kesabaran. “Jadi kalau jadi pemimpin ya siap diinjak kepalanya oleh rakyat karena tuannya adalah rakyat,” kata Calon Presiden (Capres) PDIP ini. Ganjar melanjutkan kesabaran pemimpin itu akan memunculkan trust atau rasa percaya dari takyat. Dan ia juga termasuk yang meyakini, bahwa kekuatan utama sebuah negara adalah kepercayaan rakyat kepada pemimpin.

Ganjar juga menyebut perilaku pemimpin seperti bintang, ciri pemimpin yang mampu menjadi penunjuk arah di tengah kegelapan dan mampu memberikan inspirasi. Ada keteguhan di sana. “Saya dididik di sekolah, di keluarga dan di partai, maka kalau kita kalau mau belajar keteguhan, belajar dari Bu Mega. Kurang apa coba beliau menyiapkan diri, tahun 1996 digempur habis-habisan. Ibu Mega masuk kualifikasi Asta Brata, tenang, tidak marah, melawan dengan konstitusi. Dan kepercayaan (rakyat)  itu ada sejak saat itu sampai dengan hari ini. Itu keteguhan,” urai Ganjar disambut tepuk tangan ratusan peserta acara. 


Gubernur Ganjar dan Gubernur Koster kemarin melakukan penandatanganan kerjasama dalam bidang kebudayaan. Hal ini didasari bahwa Jawa dan Bali memiliki keterikatan secara historis terlihat dari kemiripan budaya kedua daerah. Kegiatan Jumat sore bertajuk 'Temu Budaya Jawa-Bali untuk Indonesia Raya' dihadiri sekitar 3.000 hadirin termasuk bupati/walikota se-Bali, tokoh masyarakat, tokoh budaya, hingga bendesa adat dan kepala desa. Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri juga turut menyaksikan penandatanganan yang akan jadi salah satu tonggak pelestarian budaya Nusantara. 

Gubernur Koster mengatakan kerjasama antarkedua daerah memiliki tujuan membangkitkan kembali hubungan budaya antara tanah Jawa dan Bali yang secara historis terbangun sejak ribuan tahun lalu. "Hubungan kultural ini ditandai dengan kemiripan aksara Jawa, kemiripan wayang Jawa dan wayang Bali, seni tari, seni gamelan, kemiripan dalam filosofi kehidupan, pemahaman gunung dan laut atau nyegara gunung, dan kemiripan ekspresi budaya hidup lainnya," ujar Gubernur Koster. 

Lebih lanjut dijelaskan, kesamaan tersebut berakar sejak masa kejayaan Jawa hingga keruntuhan Kerajaan Majapahit. Keruntuhan kerajaan terbesar tanah Jawa adalah alasan sebagian orang Bali merupakan keturunan orang Jawa. Kepindahan masyarakat Jawa ke Bali pada saat itu tentunya juga disertai dengan membawa budaya miliknya. "Ketika itulah terjadi akulturasi budaya Jawa dan Bali yang berkontribusi terhadap peradaban masyarakat Bali," sebut Gubernur jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini. 

Gubernur Bali menjelaskan, dalam menghadapi perkembangan zaman yang dinamis di masa depan, akibatnya pesatnya perkembangan pengetahuan dan teknologi,  nilai-nilai tinggi yang ada pada kebudayaan Jawa dan Bali perlu terus dipelihara, diperkuat, dan dimajukan agar peradaban tersebut tetap lestari. 

Gubernur Koster mengingatkan, jika peradaban Nusantara punah maka hal itu akan turut meruntuhkan sendi-sendi kehidupan masyarakat Indonesia. Karena itu, ujar Gubernur Koster, diperlukan langkah strategis untuk merajut kembali hubungan budaya Jawa dan Bali agar bisa bangkit kembali dan memperkokoh budaya Nusantara yang ber-Bhineka Tunggal Ika. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa pendiri bangsa Bung Karno mengisyaratkan bangsa Indonesia mesti punya kekuatan untuk menjaga budayanya sekaligus mengembangkannya. Ganjar juga sepakat budaya Jawa dan budaya Bali memiliki kemiripan dan akar yang sama. 

Ganjar memuji kebudayaan Bali memiliki magnet yang kuat, sehingga banyak pihak menjadikannya sebagai orientasi. Karena itu, budaya Bali merupakan salah satu benteng terkuat dalam melestarikan budaya Nusantara.  Pelestarian dan pengembangan budaya, kata Ganjar, juga dilakukan di Jawa Tengah. Ganjar mengatakan, dengan wilayah yang lebih luas dibanding Bali, kebudayaan di Jawa Tengah dapat dibedakan menurut enam wilayah karesidenan, salah satunya adalah Solo yang punya kekuatan dan keunikan dalam setiap unsur budayanya. "Kalau kita tidak pernah mengembangkan,  kekuatan luar akan menggerus," ingat Ganjar. Ganjar menyinggung alat musik Jawa dan Bali yang memiliki kemiripan. Ia mengatakan alat musik yang dikembangkan leluhur Jawa dan Bali mempunyai teknologi yang tinggi di zamannya. 7 cr78

Komentar