nusabali

Pasien Diduga Meningitis Streptococcus Suis Meninggal, Dinkes Sempat Sebut Negatif

  • www.nusabali.com-pasien-diduga-meningitis-streptococcus-suis-meninggal-dinkes-sempat-sebut-negatif

GIANYAR, NusaBali.com - Salah satu dari 3 pasien yang diduga terinfeksi Meningitis Streptococcus Suis (MSS) setelah menyantap lawar plek, dikabarkan meninggal dunia.

Pasien atas nama I Made S, 41, asal Banjar Telabah, Desa/Kecamatan Sukawati ini menghembuskan nafas terakhirnya dalam perawatan di RSUD Sanjiwani Gianyar pada Kamis (20/4/2023) sekitar pukul 21.00 WITA. 

Meninggalnya Made S cukup mengejutkan. Sebab, sebelumnya Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar sempat menyebutkan bahwa hasil pengecekan kultur darah pasien adalah negatif Meningitis. 

Sepeninggal Made S, kedua orangtuanya yakni Ketut K, 70, dan Made T, 63, masih menjalani perawatan di RSUD Sanjiwani Gianyar.

Kelian Dusun Banjar Telabah I Made Imam Budaya Putra saat dikonfirmasi, Jumat (21/4/2023) membenarkan bahwa salah satu warganya, Made S meninggal dunia.

Dari pihak keluarga telah mengabarkan ke Prajuru setempat. Made S menghembuskan nafas terakhirnya dalam perawatan di RSUD Sanjiwani Gianyar pada Kamis (20/4/2023) sekitar pukul 21.00 WITA. 

"Nggih benar, meninggalnya kemarin malam. Sekitar jam 9 malam," jelasnya.

Kabar duka tersebut pun sudah disampaikan oleh pihak keluarga pada Prajuru adat setempat. Almarhum Made S rencananya akan dikubur di Setra Adat Sukawati pada Saniscara Pon Ugu, Sabtu (22/4/2023).

Sementara saat ini jenazah masih dititip di Ruang Sedap Malam RSUD Sanjiwani. "Keluarga sudah ke Kelian Adat. Besok rencananya dikubur," terangnya.

Terkait dugaan meninggalnya Made S ada kaitan dengan mengkonsumsi lawar plek, Kelian Dusun Banjar Telabah I Made Imam Budaya Putra tidak berani memastikan. 

"Ini kan baru dugaan, belum pasti itu penyebabnya. Apalagi kemarin kami dapat informasi, pengecekan jaringan darah warga kami ini hasilnya negatif (MSS, red). Yang lebih tahu kan Dinkes," ujarnya. 

Sementara itu, kedua orangtuanya Made S hingga Jumat (21/4) ini masih dalam perawatan di RSUD Sanjiwani Gianyar. "Orangtuanya masih sedang dirawat," jelasnya. 

Kelihan Dusun Banjar Telabah I Made Imam Budaya Putra mengungkapkan musibah yang dialami keluarga Made S sangat berdampak pada masyarakat sekitar.

Terutama para pencinta lawar, diakui belum berani mengkonsumsi lawar seperti biasanya. 

Namun demikian, sejumlah warung nasi lawar di sekitar Desa Sukawati dilihatnya masih tetap buka dan melayani pelanggan. 

"Ya, di lingkungan kami agak terdampak, artinya masih belum berani konsumsi (lawar plek, red) meski belum memastikan itu penyebabnya. 

Warung lawar masih buka, masih normal, tapi memang tidak seramai sebelumnya. Mudahan situasi normal kembali," ungkapnya. 

Kepergian almarhum di usia yang relatif masih muda ini pun menyisakan duka mendalam. Sejumlah kerabat tampak menyampaikan ucapan bela sungkawa lewat media sosial. 

Almarhum yang duda anak dua ini dikenal punya hobi memancing. Saat ini, dua anak almarhum masih berstatus pelajar.

Sebelumnya, Plt Kadiskes Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni mencatat selama Januari hingga 14 April 2023 ada sebanyak 27 kasus suspek Meningitis Streptococcus Suis (MSS) dirawat di RSUD Sanjiwani. 

Infeksi ini, kata Ariyuni, pada umumnya gejala muncul setelah beberapa jam sampai 14 hari setelah mengkonsumsi olahan daging babi mentah yang terinfeksi atau dari lingkungan yang tercemar.

"Gejala yang sering muncul; demam, sakit kepala, mual, muntah dan kaku kuduk, serta penurunan kesadaran," jelas Ariyuni.

Dibeber lagi, semakin cepat pasien mendapatkan pengobatan di rumah sakit maka tingkat kesembuhan meningkat. 

"Pengobatan yang tepat dan cepat tentunya dapat menghindari kemungkinan pasien mengalami gangguan pendengaran permanen atau kematian," jelasnya. 

Oleh sebab itu, Ariyuni mengimbau kepada seluruh masyarakat jika mengalami gejala serupa dan memiliki riwayat mengkonsumsi olahan dari daging babi mentah yang terinfeksi untuk segera berobat ke rumah sakit. 

"Dari data dari Rumah Sakit Daerah Sanjiwani, Suspek MSS terbanyak tahun 2023, yaitu di Kecamatan Sukawati dengan 10 kasus, disusul Kecamatan Blahbatuh dan Gianyar masing-masing 6 kasus dan keempat Kecamatan Ubud dengan 5 kasus," bebernya.

Sebagai antisipasi, kewaspadaan dini terhadap kasus MSS perlu ditingkatkan melalui koordinasi Lintas Sektor dan Lintas Program terkait, sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Ariyuni juga mengimbau agar masyarakat mengkonsumsi olahan dari daging babi yang telah dimasak dengan baik. 

"Bagi mereka yang kontak dengan ternak agar selalu menggunakan slop tangan dan sepatu bot dan sedapat mungkin menghindari luka kontak dari lingkungan peternakan," jelas Ariyuni. *nvi

Komentar