nusabali

Serangkaian Karya Agung di Pura Besakih, Wawalungan Wajib Kasupat Keris Ratu Pande

  • www.nusabali.com-serangkaian-karya-agung-di-pura-besakih-wawalungan-wajib-kasupat-keris-ratu-pande

AMLAPURA, NusaBali
Setiap Karya Agung di Pura Besakih pasti dirangkaikan dengan upacara Mapepada Wawalungan.

Upacara ini  ditandai nyupat (memuliakan roh) setiap hewan bahan upakara. Panyupatan dengan simbolisasi penusukan keris pusaka Ida Bhatara Ratu Pande ke leher hewan.Jro Gede Pande Sudarta, pamangku di Pura Ratu Pande Besakih, memaparkan hal itu di Pura Penataran Agung Besakih, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Rabu (5/4). Keris pusaka Ida Bhatara Ratu Pande sebagai sarana nyupat wawalungan di setiap upacara Mapepada Wawalungan, jelang karya. Karya dimaksud, antara lain, Karya Agung Tawur Tabuh Gentuh, Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh, Karya Agung Panca Balikrama, dan Karya Agung Eka Dasa Rudra. ‘’Selain itu, menyemblih kurban untuk keperluan banten pamendak saat Ida Bhatara rauh (dating) dari melasti," jelas ayah 2 anak dan 5 cucu asal Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih.

Jro Gede Pande Sudarta kini berusia 63 tahun, lahir tahun 1959. Dia jadi pamangku sejak Karya Agung Eka Dasa Rudra di Pura Penataran Agung Besakih tahun 1979, sejak itu selalu mengawal keris pusaka Ida Bhatara Ratu Pande. Jadi pamangku sejak umur 20 tahun. Saat itu, tahun 1979 di Pura Besakih, ada Karya Agung Eka Dasa Rudra, karya tiap 100 tahun sekali. Dia suntuk ngayah terutama di pasucian tempat menata banten catur berbaur dengan para wiku tapini.

Keris pusaka tersebut, kalinggihang (distanakan) di Pura Ratu Pande, dibungkus kain merah, panjang sekitar 50 cm. Dia ngayah jadi pamangku awalnya sebagai pelayan mendampingi sang ayah Jro Mangku Pande Gede Bawa, setelah kedua orangtuanya Jro Mangku Pande Gede Bawa dan Ni Luh Pande almarhum. Dia menggantikan ngayah di Pura Ratu Pande, salah satu dari Pura Catur Lawa Besakih. Setelah beberapa lama jadi pamangku selanjutnya putra ke-2 dari 11 bersaudara itu, menjadi Jro Gede tahun 1999.

Selama ngayah, Jro Gede Sudarta sempat menyaksikan beragam keajaiban. Mulai dari di Pura Pasucian dengan munculnya ular gaib dari minyak panas di wajan saat goreng jajan. Menyaksikan enam pamangku gaib ikut suntuk ngayah berbaur dengan umat sedharma, usai tahapan pekerjaan, pamangku itu menghilang. *k16

Komentar