nusabali

TK Satap Satra Terendam Banjir

  • www.nusabali.com-tk-satap-satra-terendam-banjir

Pembagian raport, Sabtu (10/6), akan dilakukan di balai desa atau langsung ke rumah siswa.

SEMARAPURA, NusaBali
Sekolah Taman Kanak-kanak (TK) Satu Atap di Banjar Kangin, Desa Satra, Kecamatan/Kabupaten Klungkung, diterjang banjir, Kamis (8/6) pagi. Karena areal sekolah ini tidak memiliki saluran pembuangan air, hingga air meluap masuk ke ruangan kelas. Sejumlah arsip dan buku basah kuyup. Para siswa pun diliburkan.

Banjir dipicu hujan deras mengguyur Klungkung sejak Kamis pagi. Saluran irigasi tersumbat hingga air hujan di utara sekolah meluap. Banjar makin parah karena areal sekolah lebih rendah dari saluran irigasi tersebut. Air sangat leluasa masuk areal sekolah hingga pemandangan sekolah bak kolam ikan.

“Banjir di sekolah kami sudah ketiga kalinya sejak sekolah didirikan 2008 lalu. Namun ini banjir yang paling parah, airnya mencapai selutut orang dewasa (50 cm),” ujar Kepala TK Satap Desa Satra, Ni Ketut Suastiningsih didampingi Ketua Komite sekolah Ngakan Made Mintu, kepada NusaBali.

Sebelum banjir, Kasek Suastiningsih dan dua guru TK lainnya, Luh Made Ari Mustika Wati dan Dewa Ayu Rai Risnawati, tiba di sekolah sekitar pukul 07.00 Wita. Sembari membersihkan dan menyiapkan ruangan belajar, namun mereka panik karena hujan semakin deras. 30 menit kemudian air dari saluran irigasi meluap ke badan jalan dan masuk ke ruangan kelas. “Kami bertiga kewalahan untuk mengamankan arsip dan dokumen penting di sekolah supaya tidak basah,” imbuh Kasek Suastiningsih.

Pihak sekolah akhirnya menghubungi petugas BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah)  Klungkung untuk meminta pertolongan mengamankan arsip penting milik sekolah. Tak berselang lama, satu unit BPBD turun dengan delapan personel. Mereka memindahkan barang-barang tersebut ke tempat lebih tinggi. “Dokumen penting termasuk raport sudah aman, memang ada beberapa buku catatan dan buku pelajaran yang basah,” katanya.

Karena tidak ada saluran pembuangan air, pihak sekolah hanya bisa menunggu air surut ke tanah. Sekolah juga belum memiliki solusi untuk mengatasi ‘langganan’ banjir tersebut. Karena, jika dibuka saluran air di sisi selatan terbentur dengan lahan warga. Sedangkan sisi timurm posisinya lebih tinggi. “Kami hanya menunggu air surut dengan sendirinya,” katanya.

Para siswa akhirnya diliburkan hingga Jumat (9/6) ini. Karena pihak sekolah masih membersihkan lumpur kiriman banjir ke sekolah. Pembagian rapor siswa, Sabtu (10/6), akan dilaksanakan di balai desa atau dibawakan langsung ke rumah siswa. “Kami masih melihat situasi dulu,” katanya.

TK Satap Satra saat ini memiliki 14 siswa kelas B dengan tiga guru termasuk kasek. Yakni, Kasek Suastiningsih, guru Luh Made Ari Mustika Wati dan Dewa Ayu Rai. Banjir terparah ini setelah dibangun tembok panyengker di halaman sekolah, namun tanpa dibuatkan saluran pembuangan air. Persoalan ini akan dikoordinasikan juga dengan pihak desa dan dinas terkait untuk mencari solusi.

Kepala Dinas Pendidikan Klungkung Dewa Gede Darmawan saat dihubungi, HPnya sempat diangkat, namun terputus. Setelah dihubungi kembali, sambungannya terhubung, namun tidak diangkat.

Hujan deras tersebut juga menyebabkan banjir di sejumlah lokasi. Diantaranya di jalan raya Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung. Air di bendungan wilayah Subak Tihinghadi, Kecamatan Dawan, meluap dan di lokasi lainnya. Petugas dan warga bekerjasama untuk mengatasi banjir tersebut dengan mengangkat sampah penyumbat saluran air. *wa

Komentar