nusabali

Panen Padi di Denpasar Capai 969,3 Hektare

Periode Maret-April 2023

  • www.nusabali.com-panen-padi-di-denpasar-capai-9693-hektare

Saat ini ada peningkatan hasil dan kualitas beras yang didapat oleh petani. Dari target 7,5 ton per hektare di tahun 2022 sedangkan realisasi yang didapat sebanyak 7,7 ton per hektare.

DENPASAR, NusaBali

Panen padi di Kota Denpasar selama dua bulan pada periode bulan Maret dan April 2023 mencapai 969,3 hektare. Pada bulan Maret panen padi akan dilakukan pada 554,3 hektare, sementara pada bulan April sebesar 415 hektare di seluruh sawah yang ada di Kota Denpasar.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Denpasar Anak Agung Gede Bayu Brahmasta saat Panen Padi Nusantara 1 Juta Hektare di Subak Renon, Kelurahan Renon Denpasar Selatan, Kamis (9/3). Menurutnya, Panen Padi Nusantara ini serentak dilakukan di seluruh Indonesia yang dipusatkan di Kelurahan Cawang, Keramat Jati, Jakarta Timur karena pada bulan Maret merupakan merupakan awal panen padi.

Agung Bayu mengatakan, panen padi di Denpasar dipusatkan di Subak Renon, Denpasar Selatan dengan melakukan panen di 15 hektare sawah. Untuk selanjutnya panen padi akan dilakukan petani masing-masing selama dua bulan yakni Maret-April yang akan dilakukan di 969,3 hektare sawah. Dengan panen tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap ketahanan pangan di Kota Denpasar.

Menurutnya, saat ini ada peningkatan hasil dan kualitas beras yang didapat oleh petani. Dari target 7,5 ton per hektare di tahun 2022 sedangkan realisasi yang didapat sebanyak 7,7 ton per hektare. “Saat ini kita ada panen perdana, mudah-mudahan ada hasil bagus sehingga menambah pasokan beras. Hari ini (Kamis kemarin, red) ada 15 hektare yang akan dipanen, ternyata ada dua jenis padi yang dihasilkan di Denpasar, pandan wangi dan C4 di daerah Renon produksinya cukup bagus,” ujarnya didampingi Camat Denpasar Selatan, I Made Sumarsana.

Untuk jenis beras C4 sendiri rata-rata saat ini beras yang dihasilkan sebanyak 11 ton per hektare sementara pandan wangi 8,4 ton perhektare. “Target kita hasilnya meningkat, walaupun kita saat ini hanya memiliki sekitar 1.900 hektare,” imbuhnya.

Dengan sedikitnya lahan yang dimiliki, pihaknya menginginkan produktivitas petani ditingkatkan. Upaya peningkatan dilakukan dengan mengecek kesiapan lahan untuk pertanian dan penambahan pupuk agar produksi meningkat.

Saat ini yang menjadi kendala petani ada pada biaya pertanian yang cukup tinggi. Sebab, petani saat ini masih menggunakan cara bertani secara manual. Sehingga saat ini, Pemkot Denpasar tengah memberikan pelatihan terhadap penggunaan alat pertanian. Petani di Denpasar saat ini sudah dibekali dengan alat mini agar mempermudah pekerjaan mereka baik saat penanaman maupun saat panen.

Dengan alat pertanian yang lebih canggih, ongkos pertanian bisa dipangkas 60 persen dari biaya pertanian manual. “Biaya pertanian dari hulu ke hilir cukup tinggi karena dilakukan manual. Dengan menggunakan mesin bisa irit 60 persen, sehingga kita bantu alat-alat pertanian mini. Mereka menanam, mereka panen hingga jadi beras dan memasarkan sendiri. Sehingga kami harapkan padi ini beredar untuk memenuhi kebutuhan pangan di Bali,” ungkap mantan Kadis Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Denpasar ini. *mis

Komentar