nusabali

Bintang Puspayoga: Bahasa Daerah Perkuat Karakter dan Identitas Anak

  • www.nusabali.com-bintang-puspayoga-bahasa-daerah-perkuat-karakter-dan-identitas-anak

DENPASAR, NusaBali.com – Penggunaan bahasa daerah semakin terpinggir. Sebab, penuturnya sendiri memandang remeh bahasa leluhur. Padahal bahasa daerah adalah karakter dan identitas bangsa.

Pendidikan karakter dan identitas sejak dini bisa dilakukan melalui pengenalan bahasa daerah. Bahasa daerah mengandung nilai luhur yang sejalan dengan budaya yang berkembang dalam komunitas penutur.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, IGA Bintang Darmawati menyebutkan sepertiga penduduk Indonesia adalah anak-anak. Sebanyak 79,7 juta jiwa ini adalah masa depan Indonesia Emas tahun 2045.

“Pembentukan karakter anak salah satunya dilakukan melalui penggunaan bahasa,” kata Bintang Puspayoga dalam International Conference on Local Language (ICLL) 2023 secara virtual pada Jumat (17/2/2023).

Jelas Bintang, bahasa memiliki peran vital. Lantaran segala informasi di lingkungan sekitar diterima melalui penggunaan bahasa. Bahasa yang paling dekat dengan hati adalah bahasa ibu. Bahasa ibu ini akan lebih baik berupa bahasa daerah sebab nilai kebudayaan luhur itu mengalir dalam bahasa lokal.

Berdasarkan data Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbudristek RI, bahasa lokal di Indonesia berjumlah 718. Namun, sebagian besar bahasa daerah tersebut dalam kondisi hampir punah lantaran tidak lagi dituturkan.


Foto: Menteri PPPA RI Bintang Puspayoga menjadi pembicara dalam ICLL 2023 secara virtual. -NGURAH RATNADI

Yang berperan besar dalam pelestarian bahasa daerah adalah peran keluarga. Sebab, bahasa yang dikuasai anak tidak terlepas dari pilihan keluarga untuk mengenalkan buah hati dengan bahasa tertentu.

“Penggunaan bahasa daerah bersama anak sangat bermanfaat untuk membentuk karakter anak untuk mencintai dan bangga dengan budayanya. Keadaan ini semakin relevan ketika arus globalisasi yang deras di dunia maya,” ujar Bintang.

Contohnya Bahasa Bali, bahasa daerah dengan penutur dominan di Pulau Dewata. Bahasa Bali tidak dapat dilepaskan dari tradisi dan budaya Bali. Terlebih lagi, Bahasa Bali merangkul aksara dan sastra sendiri. Kondisi semacam ini membuat Bahasa Bali menjadi titik tolak mendalami budaya Bali.

Inilah mengapa bahasa daerah sangat bermanfaat apabila menjadi bahasa ibu bagi anak-anak. Sebab, melalui bahasa daerah ini buah hati dapat mempelajari dan memperdalam budayanya tanpa kendala fundamental yakni penguasaan bahasa itu sendiri.

Generasi yang mengenal budayanya merupakan generasi yang mencintai kekayaan bangsa. Apabila lebih dari 70 juta generasi belia di Indonesia ini mempunyai bahasa ibu dari bahasa daerah, karakter bangsa yang kuat bakal terbentuk.

“Pengenalan bahasa daerah kepada anak dapat dilakukan melalui dongeng dan tembang daerah sehingga anak-anak dapat menyerap nilai budaya secara tidak langsung lewat medium ini,” tegas menteri kelahiran Bali 54 tahun silam.

Mantan atlet tenis meja ini mengimbuhkan, yang terpenting dalam proses penyerapan budaya dan pembentukan karakter melalui bahasa daerah adalah tumbuhnya kecintaan anak kepada budaya dan bangsanya yang majemuk. Dengan demikian, karakter Bhinneka Tunggal Ika itu tumbuh lebih banyak dan lebih kuat. *rat

Komentar