nusabali

Zero Waste Fair Kampanyekan Pengurangan Sampah dari Sumber

  • www.nusabali.com-zero-waste-fair-kampanyekan-pengurangan-sampah-dari-sumber

DENPASAR, NusaBali
Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bali berkolaborasi dengan GAIA (Global Alliance for Incinerator Alternatives) Asia menggelar kegiatan bertajuk ‘Zero Waste Fair’ bertempat di Kantor PPLH Bali, Jalan Jepun Kuning, Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur.

Kegiatan yang berlangsung 20 – 21 Januari 2023 bertujuan untuk mengkampanyekan pengurangan produksi sampah di masyarakat.

Dalam kampanye Zero Waste Fair ini terdapat beberapa kegiatan meliputi diskusi, pameran, workshop, pertunjukan teater, dan film terkait dengan topik lingkungan khususnya pengelolaan sampah.

Hadir dalam kesempatan tersebut perwakilan Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) wilayah Bali dan Nusa Tenggara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, perwakilan Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH) Provinsi Bali, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kota Denpasar, sejumlah komunitas lingkungan hidup, dan perwakilan siswa-siswi SD di Kota Denpasar.

Kepala Bidang Fasilitasi Pengendalian Pembangunan Ekoregion P3E Bali Nusra Cok Istri Muter Handayani, saat membuka kegiatan ini menyampaikan apresiasi dengan kegiatan yang diinisiasi PPLH Bali. Cok Handayani menyebut kegiatan ini sebagai bagian strategi dalam melakukan pengelolaan sampah di Bali.

“Secara regulasi sudah cukup banyak undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri, peraturan gubernur, peraturan bupati/walikota, sekarang implementasi yang penting kita lakukan bersama-sama,” ujar Cok Handayani.

Dia menyampaikan, pemerintah menargetkan pengurangan sampah di Indonesia hingga 30 persen pada 2025. Sementara itu pada sisi penanganan sampah, pemerintah menargetkan mencapai 75 persen pada tahun 2025.  
“Kegiatan ini salah satu upaya bagaimana pengurangan sampah tersebut,” sebut Cok Handayani.

Dikatakannya, pengurangan sampah bisa dilakukan masing-masing orang dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Misalnya dengan membawa tumbler sebagai pengganti tempat minum sekali pakai, hingga membawa tas non plastik ketika berbelanja. Hal-hal tersebut dapat mengurangi timbulan sampah.  

“Kami mencatat di Bali ini termasuk 8 besar se-Indonesia untuk timbulan sampahnya. Tahun 2021 kemarin 900 ribu ton produksi sampah di Bali TPA-TPA sudah hampir penuh,” kata Cok Handayani.

Cok Handayani juga mengajak masyarakat untuk melakukan pemilahan, pemanfaatan, dan pendaurulangan sampah dari sumbernya, sehingga yang masuk ke TPA hanya sampah residu saja.

Sementara itu, Direktur PPLH Bali Catur Yudha Hariani, menuturkan Zero Waste Fair merupakan bagian dari kampanye Zero Waste Month 2023 yang dilakukan selama bulan Januari. Dia menyebut pengurangan sampah juga berdampak pada pengurangan gas emisi yang berbahaya bagi kesehatan.

“Kita tidak hanya berpikir mendaur ulang tetapi juga bentuk-bentuk pengurangan. Kondisi TPA penuh. Tidak ada jalan keluar kalau kita tidak menutup keran (sampah),” tandas Catur.

Dia berharap para peserta kegiatan dapat menggetoktularkan kampanye pengurangan sampah. Catur mengingatkan berbagai regulasi terkait sampah tidak akan berjalan efektif jika tidak mendapat dukungan dari masyarakat.  “Semoga kegiatan ini bisa bermanfaat untuk diri kita sendiri dan lingkungan kita,” ucapnya. *cr78

Komentar