nusabali

Gunakan Bade Tumpang Sia, Lembu Cemeng, dan Pentas Drama Gong

Palebon Anak Agung Gde Raka Payadnya

  • www.nusabali.com-gunakan-bade-tumpang-sia-lembu-cemeng-dan-pentas-drama-gong

GIANYAR, NusaBali
Palebon Anak Agung Gde Raka Payadnya diagendakan pada Saniscara Pahing Warigadean, Sabtu (17/12) mendatang.

Saat pangarakan bade tumpang sia dan lembu cemeng dari Puri Abianbase menuju Setra Adat Abianbase, Kecamatan Gianyar turut diiringi dengan pementasan drama gong. Rute yang ditempuh sepanjang 500 meter. Keluarga mohon permakluman kepada warga dan pengguna jalan karena selama prosesi menuju setra, lalu lintas kurang lancar.

Menantu almarhum Anak Agung Gde Raka Payadnya, Anak Agung Gde Bagus Rajantara, mengatakan ratusan seniman drama gong akan mengatarkan ke perabuan. Palebon menggunakan bade tumpang sia dan lembu cemeng. Bade tumpeng sia dirancang langsung oleh Anak Agung Gde Bagus Rajantara. “Merupakan persembahan terbaik kami kepada beliau,” jelasnya, Minggu (11/12). Sementara lembu cemeng dibuat di Puri Langon, Ubud diawasi langsung oleh Tjokorda Ngurah Suyadnya atau akrab disapa Cok Wah. “Lembu cemeng atur-aturan dari penggemar berat beliau, Cok Wah,” ujar Gung Rajes sapaan akrab Rajantara.

Menurut Gung Rajes ini, Anak Agung Gde Raka Payadnya semasa hidup berperan sebagai raja muda pada pementasan drama gong. Almarhum memiliki ikatan emosional yang kuat dengan Cok Wah. “Bahkan jelang berpulangnya beliau, hanya Cok Wah yang masih diingat,” jelas Gung Rajes. Selain itu, setiap kali drama gong Abianbase pentas di seputaran Ubud, Cok Wah selalu mengintip dari belakang panggung lalu duduk di pangkuan Anak Agung Raka Payadnya saat sedang merias wajah. “Menurut Cok Wah, saat masih kecil itu tidak mau menonton dari depan, Cok Wah pilih ke belakang panggung,” ujarnya.

Rangkaian palebon diawali dengan prosesi ngedetin pada Redite Umanis Warigadean, Minggu (11/12) mendak lembu cemeng pada Buda Wage Medangsia, Rabu (14/12). “Saat prosesi mendak lembu cemeng itu diisi mapeed dari Balai Budaya Gianyar menuju Puri Abianbase yang berjarak sekitar 1 kilometer. Dalam barisan mapeed ada pemeran drama gong dan gong suling,” jelas Gung Rajes.

Selanjutnya pada Wraspati Kliwon Warigadean, Kamis (15/12) nyiramang layon. Keesokan harinya nyuwung, puncak palebon Saniscara Pahing Warigadean, Sabtu (17/12). “Saat nyuwung akan dipersembahkan pementasan drama gong pada malam harinya yang diinisiator oleh rekan-rekan beliau. Begitu pula saat puncak palebon, juga akan diiringi peed seniman drama gong dari Puri Abianbase menuju setra Desa Adat Abianbase. Sekitar 500 meter ke selatan,” ungkapnya.

Dalam prosesi nanti Gung Rajes mewakili keluarga puri mohon permakluman kepada warga sekitar dan pengguna jalan. “Kepada warga sekitar dan pengguna jalan kami mohon permakluman dan bisa mencari jalur alternatif,” harapnya. Anak Agung Gde Raka Payadnya berpulang menuju sunialoka, Kamis 22 September 2022 sekitar pukul 11.45 Wita. Seniman drama gong ini meninggal akibat infeksi paru-paru yang dideritanya. Sempat dirawat selama 13 hari di Rumah Sakit Sanjiwani Gianyar. Sebelumnya, seniman besar itu menderita sakit parkinson dan rutin melakukan check up. Jenazah Raka Payadnya telah diupacarai dalam upacara makingsan di geni pada Sukra Pahing Ugu, Jumat 23 September lalu.*nvi

Komentar